PART 9

11.1K 575 1
                                    

RIO POV

Aku terbangun di ruangan putih steril yang sudah sangat kukenal baunya,alat infus terpasang di tanganku, aku mengalihkan pandanganku saat ku dengar suara isak tangis.

Terlihatlah istri mungilku di sana, menangis sesenggukan seraya menundukkan kepalanya.

Aku mengusap rambut panjangnya. Aya mendongak, menatapku dengan mata bulat indahnya yang sekarang terlihat basah, hidung mungil bangirnya pun memerah.

"Rio" ucapnya lirih.

"Ma-af,karena aku kau seperti ini" air mata kembali jatuh dari matanya.

"Hey" aku mengusap air matanya."Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil" aku tersenyum,lalu menuntun tangan Aya untuk menyentuh dadaku.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Luka dibahuku tidak seberapa dibanding hatiku Aya,itu bahkan lebih sakit saat kau meninggalkanku"

Aya menatapku sejenak,kemudian berhambur kepelukanku.

"Maaf Rio"

"Kumohon jangan pergi lagi! Aku membutuhkanmu"

Aya mengeratkan pelukannya.

"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi" ucapnya.

Aya melepaskan pelukannya,ia menatapku dalam, sekarang senyuman tersungging dibibirnya.

"Apa sekarang aku bisa mendengar pengakuanmu? " Aya tersenyum penuh arti.

Aku mengerutkan keningku, merasa tidak mengerti dengan ucapannya.

"Pengakuan apa?"
Aya mencebikkan bibirnya.

"Sudahlah, lupakan! Sekarang makan buburnya" ucap Aya, bibirnya masih mengerucut lucu.

Sebenarnya apa maksudnya?
Aku mulai berfikir,mengingat-ingat semua kejadian yang berlalu akhir-akhir ini.
Ah,iya aku tahu maksudnya.

"Aya"

Aya menghentikan kegiatan mengaduk bubur.

"Iya" tapi ia belum menatapku.
Lucu sekali istriku ini kalau sedang merajuk.

"Lihat aku Aya!"

Meski sedikit bersungut-sungut Aya akhirnya mendongak, aku bangun dari posisi tidurku untuk mensejajarkan tubuhku dengannya.

"Hey, kau masih sakit" ucapnya panik,saat melihat aku bangun.

Aku tersenyum,mengisyaratkan padanya bahwa aku baik-baik saja.

"Aku bahkan sudah lebih baik saat kau ada disini"

Ia tersenyum.
"Boleh aku menciummu?" Aya membelalakkan matanya.

"Ngg...." Hingga akhirnya ia mengangguk malu-malu.

Aya memejamkan matanya,atau lebih tepatnya terpejam rapat, polos sekali wanita ini.

Aku memajukan tubuhku,mengecup pelan keningnya, cukup lama sampai kurasakan tubuhnya bergetar.

"Pipimu merah"

Ia menunduk, semakin dalam.
Aku menangkup wajahnya agar ia menatapku, dan terkekeh melihatnya yang malu-malu.

Kemana Aya cebol yang galak seperti biasa? Sekarang ia lebih terlihat seperti ABG yang sedang jatuh cinta.

"Kau tahu Aya? Pernikahan ini memang ketidak sengajaan,bahkan mungkin awalnya kau sangat membenciku. Tapi apakah kau tahu Aya? Aku bahagia Tuhan menakdirkan kau untukku, menjadikan kau istriku yang sejak awal memang sudah kurencanakan, meski aku tahu caraku SALAH menunjukan cinta kepadamu, aku selalu mengerjaimu, membuatmu kesal kapanpun ada kesempatan, sebenarnya itu semata karena aku selalu ingin dekat denganmu" tanpa kusadari cairan hangat jatuh membasahi pipiku.

Mata Aya mulai berkaca-kaca,senyum indah bahkan tersungging lebar di bibirnya,kemudian ia memelukku dan membisikan kata-kata yang membuatku terkejut.

"Dan apakah kau tahu Rio? Aku sudah mencintaimu bahkan saat pertama kali kau menyembunyikan kaos kakiku, sebenarnya aku senang saat kau menggodaku,mengerjaiku, karena disaat itu juga aku bisa memukulimu yang membuatku merasa begitu dekat denganmu. Tapi aku selalu memungkirinya,memungkiri bahwa aku mencintaimu"

Tanpa sadar aku mengeratkan pelukkannya, membuat Aya kesulitan bernafas.

"Ri-Rio aku tidak bernafas" ucapnya tersenggal-senggal.

"Maaf,aku hanya merasa terlalu senang" ucapku seraya melepaskan pelukkannya.

"Ck,kau ini, kalau akau mati bagaimana?" Aya menoyor kepalaku.

Kukira setelah ini ia akan semakin lembut, ternyata sama saja, mungkin dia memang sudah galak dari lahir, mungkin Mamah mertuaku ngidam macan waktu itu sampai akhirnya Aya seperti ini.

Tapi tidak apa-apa, aku menyukainya. Aku menyukai dirinya apa adanya.

♥♚♥

"Hey,tukang tidur bangunlah! "
Aku menggeliat saat kudengar bisikan lembut ditelingaku.

"Aya" ucapku,setelah melihatnya berdiri di samping ranjangku, ia tersenyum simpul.
Aku melihatnya dari atas kebawah, ada yang beda dengan wanita ini, kuperhatikan lagi penampilan Aya.

Ah,iya. Aya menggunakan dress pink selutut dengan rambut digerai, jauh dengan pemampilan kesehariannya yang terkesan cuek, dia terlihat anggun, tanpa sadar senyumku mengembang.

"Jangan melihatku seperti itu RIO!!" Pipi Aya bersemu merah.

"Kenapa? Kau kan istriku" aku berjalan menghampirinya.

"Stop! Jangan mendekat atau aku akan memukulmu"

Pukul lagi, kenapa dia suka sekali memukulku?

"Baiklah, baiklah. Sekarang kau mau kemana sudah rapi?"

Aya menghela nafas panjang, lalu tersenyum hangat.

"Kau sudah di perbolehkan pulang hari ini, aku sudah mempersiapkan semuanya, ayo!" Aya menarik tanganku.

"Kita naik apa?"

"Becak" aku mengerutkan keningku.

"Tentu saja mobil Rio, Mang Maman sudah menunggu didepan"

"Oh"

Aya kembali menarik tanganku,kita masuk kedalam lift,menuju lantai dasar dan berjalan menuju parkiran rumah sakit ini, kemudian langsung menaiki mobil saat melihat Mang Maman menunggu disana.
Tiba-tiba ponselku berbunyi.

"Siapa?" Tanya Aya saat ia baru saja mendudukkan tubuhnya.

"Monica"

Kulihat wajah Aya berubah masam.

"Oh"

Aku menatapnya dengan tatapan menyelidik.

"Kenapa responmu seperti itu?"

Aya menatapku tajam.

"Memangnya kenapa dengan responku? Ada yang salah?" Ucapnya ketus.

"Ah,kau cemburu ya" aku tersenyum penuh arti.

"Tidak" jawab Aya cepat.

"Jujur saja Aya! " aku menoel-noel dagunya.

"IYA AKU CEMBURU, KAU PUAS! "

♥♚♥

STUPID COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang