PART 6

11K 610 2
                                    

Satu jam sebelum kedatangan Aya.
Rio terlihat frustasi di rumahnya,keadaannya sangat kacau,beda dengan penampilan kesehariannya. Bahkan Ia tidak jadi berangkat ke kantor.

"Arrghh.."

Prangg..

Ia melempar gelas dihadapannya.

"RIO!! " Pekikan terkejut terdengar dibalik pintu,terlihatlah Monica dengan wajah panik menghampiri Rio.

"Apa yang terjadi padamu? " Tanyanya.

"A-aku melakukan kesalahan Monica,aku benar-benar bodoh. Sekarang Aya pergi" sejenak Monica tertegun,memperhatik­an penampilan Rio yang sangat kacau,ia tidak pernah melihat Rio seperti ini sebelumnya.

"Duduklah,dan ceritakan semuanya kepadaku! " Monica mengiring Rio menuju sofa panjang di ruang tamu.

Rio menatap Monica,dan mengalirlah semua cerita tentang masalah yang ia alami dengan Aya.

Monica mengelus pundak Rio untuk sedikit memberi ketenangan pada pria itu.

"Apa kau mencintainya? "

"Ya,aku mencintainya. Dan sekarang aku baru menyadari bahwa aku sangat membutuhkannya"

"Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal? Sehingga semuanya tidak akan seperti ini"

Rio terdiam.

"Gengsi? Oleh karena itu kau mengatakan pada Aya kalau itu hanyalah permainan? " Monica tertawa melihat kebodohan Rio.
Kembali Rio hanya diam,karena apa yang diucapkan Monica benar adanya.

"Dan kau tidak pernah menduga bahwa reaksi Aya justru sebaliknya? Dia terlihat marah,kecewa?" Kali ini Rio mengangguk.

"ITU KARENA AYA MENCINTAIMU,bodoh" ucap Monica setengah berteriak.

"Iya aku tahu aku salah,aku bodoh lalu sekarang apa yang harus ku lakukan Monica? " Rio terlihat putus asa.

Monica menarik napasnya pelan.
"Oh Ya Tuhan aku tidak mengerti,kalian ini saling mencintai tapi sama-sama tidak mengakui" Monica mendongak,mendapati Rio yang menatapnya dengan tatapan penuh harap.

"Kalau kau benar-benar mencintainya,datangl­ah kepadanya dan bawa dia pulang! Aku yakin dia masih bisa memaafkanmu" ucap Monica,ia menatap lurus tepat di manik mata hitam pekat Rio.
Sejenak Rio tertegun,berusaha mencerna apa yang dimaksud Monica.

"Iya,kau benar! Aku harus mengatakan pada Aya kalau aku benar-benar menyesal" ucap Rio kemudian berhambur kepelukan Monica.

"Terima Kasih Monica"

Rio pergi,meninggalkan Monica yang sejenak merona dengan perlakuan tidak terduga Rio,tapi itu hanya sejenak wanita itu kembali memasang wajah datarnya meski masih terlihat senyum samar disana.
"Setidaknya aku merasa senang melihat orang yang kucintai bahagia,meski kebahagiaannya bukan denganku melainkan orang lain" gumamnya.

♥♚♥

Hujan turun begitu deras dengan bunyi guntur yang bersahutan. Aya,wanita itu berdiri dibalik jendela yang buram karena embun,menghapus empun yang menghalangi jarak pandangnya.

Terlihatlah Rio disana, dengan pakaian basah kuyup karena hujan,terdengar beberapa kali ucapan minta maaf yang terlontar dari mulutnya. Bahkan tetangga Aya memperhatikannya dibalik pintu mereka,tapi pria itu terlihat tidak peduli ia terus saja melontarkan kata maaf yang Aya pun tidak bisa hitung sudah berapa kali ia ucapkan.

"Aya" terdengar langkah kaki seseorang mendekat,tetapi Aya tidak bergeming ia tetap memokuskan pandangannya pada Rio.

Tatapannya terlihat datar,tidak ada lagi air mata disana meski matanya masih sembab karena semalam,tapi terlihat jelas sorot mata khawatir disana,Aya memang tidak bisa memungkiri bahwa sebenarnya ia mengkhawatirkan pria itu.

"Tinggalkan aku sendiri Mah,dan katakan padanya pergilah! Jangan sakiti dirinya sendiri ,cukup aku disini yang sakit"
Mamah Aya tidak lagi mengucapkan apapun dan pergi setelah terdengar suara pintu yang ditutup.

"Apa sekarang aku harus mulai belajar? Belajar melupakannya"

♥♚♥

"Woy...ngelamun mulu" seru Amira pada Aya yang hanya melamun sedangkan ia sibuk memilih kebaya yang akan dikenakan nanti untuk wisuda.

"Eh"
Amira mendengus kesal.

"Gue nanya bagus yang pink atau kuning? " Tanya Amira.

"Kuning" ucap Aya.

Amira terlihat berfikir.
"Gak deh,belahannya terlalu rendah bisa-bisa gue disate ma laki gue. Kalau yang ini?

" Amira menunjukan kebaya cream dengan model yang masih tradisional.

"Iya itu juga bagus" ucap Aya,ia terlihat malas menanggapi sahabatnya,hampir semua koleksi kebaya dibutik ini dicobanya tapi tidak ada juga yang cocok dengannya.

"Hmm,gak deh modelnya kayak emak-emak"

"Kenapa lo minta pendapat gue kalo semuanya gak ada yang cocok Amira" kali ini Aya terlihat geram.

Amira hanya cengengesan.

"Iya deh maaf,napa sih lo sensi amat? "
Aya membuang nafas kasar.

"Dan elo? Dari tadi gak ada yang lo pilih,niat gak sih Aya? Wisuda tinggal 2 hari lagi"

"Lo pilihin aja ya! Pusing gue"

"Oke,tunggu disini! " Kemudian Amira pergi meninggalkan Aya untuk mencarikan kebaya yang cocok dengannya.

Aya mengalihkan pandangannya kearah jalan,melihat orang yang banyak berlalu lalang. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Tertera Mario disana.

Aya hanya menatap ponsel itu,tidak mengangkat atau mematikannya.

"Kenapa gak di angkat? " Tanya Amira yang tiba-tiba ada dihadapan Aya,membuat wanita itu sedikit terlonjak.

"Eng-" Aya tidak tahu harus menjawab apa.

"Oh,lagi ngambekan? Itu mah udah biasa Ya,gue aja sering ma laki gue"

Dia bukan hanya membuatku marah Amira,dia membuatku merasakan sakit hati untuk yang pertama kalinya,batin Aya.

"Eh,iya kalo udah baikan,kali-kali bawa dong laki lo. Punya laki cakep diumpetin mulu,sekali-kali sodaqoh napa"

Aya hanya bisa tersenyum kecut.'Aku bahkan tidak yakin kita bisa berbaikan'
"Nih kebayanya,pasti cocok buat lo yang mungil-mungil kayak kecebong" Amira menunjukan kebaya pink soft yang terlihat elegant.

"Hmm" Aya mengerucutkan bibirnya.

"Hehe,yaudah pulang yuk laki gue udah nungguin dari tadi nelepon mulu,suami lo jemput kan?" Tanya Amira.

"Gak dia lagi sibuk"

Untuk apa aku menghubunginya,bila iapun tak menginginkanku lagi. Sambung Aya dalam hatinya.

Mengingat Rio entah kenapa membuat hati Aya kembali sakit,apalagi saat mengingat kata-katanya.

♥♚♥

STUPID COUPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang