Misi

3 1 0
                                    


Jalanan berkelak kelok mengelilingi sebuah gunung. Kanan kiri hanya ada tebing dan jurang hanya dipisahkan dengan tiang-tiang pembatas yang tingginya hanya setengah meter. Tempat di daerah perbatasan ibukota diguyur hujan deras. Jalanan yang licin membuat kendaraan melintas berhati-hati.

Mobil sedan hitam melintas. Suara berdecit antara ban mobil dengan aspal. Mobil hilang kendali berputar-putar dijalanan sempit tebing. Mobil itu tergelincir menabrak tiang pemabatas hingga terjun ke jurang.

Boom... !!!Suara benturan keras dari bawah jurang disertai ledakan bom yang berasal dari mobil sedan. Api dan asap mulai membumbung tinggi dari arah jurang dan suara gemeretakan ranting pohon yang dilahap api. Kira yang bersembunyi di salah satu pohon, keluar dari tempat persembunyiaanya. Setelah memastikan semua korbannya tewas dengan bomnya.

Kira berlari menhampiri motor vixionnya yang ia letakkan jauh dari pinggir jalan dan tertutup oleh semak-semak belukar. Ia segera menancap gas motornya menjauh dari tempat eksekusinya. Misinya lagi-lagi berhasil, ia berhasil menyiramkan minyak tanah di punggung jalan dan bomnya yang berbentuk lempengan sgera menempel di ban mobil ketika mobil tepat melintas di atas lempengan bom Kira.

Motor yang dikendarai Kira semakin meningkatkan kecepatannya. Perasaan Kira tidak enak, ia harus cepat meninggalkan gunung itu dan jalanan yang berkelok-kelok. Ada satu mobil yang berada tepat dibelakangnya. Kira yakin betul mobil dibelakangnya sedang mengikutinya, ia semakin menambah kecepatan motornya.

Mobil itu kini menyamai posisi Kira. Segera mobil itu berada di depan motor Kira dan menikung motornya. Kira mengerem motornya hingga ban motornya berdecit dan berhenti tepat dua senti dari mobil. Seorang pria yang berumur sekitar awal dua puluhan keluar dari dalam mobil. Pria itu mengenakan kemeja hitam panjang yang lengannya digulung hingga siku.

"Apa yang kau inginkan? Bukankah kau client ku?"Kira turun dari motornya dan melepaskan helm yang ia kenakan. Rambutnya berkibar terkena angina hujan. Pria dihadapannya mengeluarkan senyum misterius dari bibirnya.

"Aku ingin kau ikut denganku."     

Kota di Bawah PayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang