Akhir

2 1 0
                                    


"Mungkin. Aku hanya ingin bertermu denganmu dan mengingat semua kenangan lalu." Mobil kembali hening. Kira sama sekali tidak habis piker dengan apa yang dilakukan Lana. Lana membayarnya dengan harga tinggi untuk membunuh seorang hanya demi keinginannya bertemu dengan Kira.

Dasar! Lana bodoh! Apa nyawa seorang tidak berharga hanya untuk menemuiku? Dan kini Lana menghancurkan hidup yang dibangunnya dari lima tahun lalu.

"Jika kamu ingin aku berhenti menjadi pembunuh bayaran, kamu akan segera mendapatkannya. Kamu berhasil meruntuhkan hidupku. Kamu berhasil membuatku sadar dari memori. Aku akan berhenti. Kamu berhasil memayungi kota dari hujan darahku." Lana sama sekali tidak berkata apa-apa, ia hanya menhembuskan nafas panjang. Gurat tegang di mukanya telah memudar.

"Sudahkah kamu puas? Aku benar-benar menyesal. Aku benar-benar akan berhenti... bolehkah aku keluar dari mobil ini?" Lana terdiam, beberapa saat kemudia ia menekan tombol pintu agar pintu bisa terbuka. Padahal ia sama sekali tidak ingin Kira pergi. Sudah lama ia mencari Kira. Sudah payah hidupnya lima tahun terakhir untuk menemukan gadis itu. Setidaknya ia berhasil membuat Kira sadar.

Kira dengan mudahnya membuka tali yang melilit kedua tangannya tanpa bantuan Lana sedikitpun. Ia keluar dari mobil dan berjalan ke arah kota di bawah rinai hujan. Mukanya yang sendu sedikit demi sedikit berubah. Senyum miring kini terulas dari bibirnya. Raut mukanya berubah menjadi raut muka licik. Ia menekan salah satu tombol kamuflase di gelang yang melingkar di lengan kirinya.

Boom...! Seketika itu, mobil Lana meledak di belakangnya. Mobil Lana hangus dilahap api. Kira tertawa kecil, ia tidak akan dengan mudahnya dikalahkan begitu saja. Dari bawah rinai hujan dari kejauhan di depan Kira. Sosok pria dengan kemjea hitam panjang yang lengannya digulung hingga siku berjalan ke arah Kira.

Oh... tidak. Seketika itu jantung Kira terasa seakan berhenti.

selesai


Kota di Bawah PayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang