Kembali

2 1 0
                                    

"Aku ingin kau ikut denganku." Satu kalimat dari pria itu segera memegang kedua tangan Kira hingga ia sama sekali tidak bisa berkutik dari genanggaman pria itu. Terpaksa ia menuruti pria itu. Kira merasa ada yang aneh dengan clientnya yang satu ini. Ia hanya ingin mengikuti permainannya.

Di dalam mobil kedua tangan Kira langsung diikat kuat dengan seutas tali.

"Tenang saja, aku tidak akan kabur darimu." Pria disampingnya tidak menyahuti perkataan Kira dan langsung memacu mobilnya ke salah satu kota di pinggiran ibukota.

Hujan deras masih mengguyur di setiap jalanan. Mobil yang dikendarai pria itu berhenti tepat di depan salah satu sekolah menengah atas di kota kecil itu.

"Kamu ingat sekolah ini?" tanya pria disamping Kira stelah lamanya mobil hanya diisi dengan keheningan. kira hanya menatap kosong bangunan tua itu, ia tidak menjawab apa-apa dari pertanyaan pria itu. Mobil memasukki sekolah yang telah sepi, jam sekolah telah usai. Berkeliling di halaman sekolah lalu kembali ke jalan utama. Tidak ada reaksi apapun dari Kira.

Pria itu manjalankan mobilnya ke sebuah rumah kosong. Rumah itu sudah tidak bias dikenali cat temboknya. Semuanya kelabu. Sudah sekitar lima tahun rumah ini kehilangan pemiliknya.

"Apa kamu sudah lupa dengan rumah ini?" Tanya pria itu lagi. Masih saja Kira tidak menjawab dan masih saja dengan muka tanpa ekspresi. Hembusan nafas kecewa keluar dari Pria disamping Kira, karena Kira sama sekali tidak berekspresi solah kenangan masa lalunya sudah hilang sama sekali.

Pria itu kini menjalankan mobilnya di jalanan utama kota. Mobil melaju terus tanpa berbelok sama sekali. Gedung-gedung perkantoran digantikan dengan rumah-rumah kecil lalu digantikan dengan sawah yang membentang luas. Hanya ada satu, dua, dan tiga gubuk kecil di tengah sawah.

Pria itu tidak lagi mananyakan kepada Kira apakah ia ingat jalanan ini. Jalanan ketika orangtuanya dan adiknya tertabrak mobil dan menewaskan ketiga orang yang sangat dicintai Kira lima tahun silam. Dari sudut mata pria itu, ia manangkap lelehan air mata Kira dari matanya.

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan...? Lana... aku tau itu kamu Lana. Aku pikir kamu tewas ditanganku lima tahun lalu... Apa kamu ingin aku kembali seperti Kira yang dulu. Kira temanmu, Lana?" Kira sudah tahu sejak ia memasuki mobil pria itu jika pria disampingnya adalah Lana. Sekarang ia benar-benar tidak bias menahan air matanya ketika ia sampai di jalan maut itu, ketika hujan waktu itu. Kejadian yang merenggut nyawa orang-orang yang dicintainya selalu ketika hujan turun. Itulah alasan ia hanya membunuh ketika hujan. Hujanlah yang menghubungkan Kira dengan masa lalunya.

"Mungkin. Aku hanya ingin bertermu denganmu danmengingat semua kenangan lalu." 

Kota di Bawah PayungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang