Hari itu aku masih ingat hujan mengguyur kawasan kampus ku. Aku mencebik kesal. Hujan membuat hidungku gatal dan bersin terus. Hujan membuat aktifitas ku terhambat, dan membuat ku terdampar di sini. Di lorong fakultas seni. Yang sial nya sepi. Okey.. Ta apa ini bagus dari pada banyak penghuni nya yang kepo tanya ini itu.
"Waaahh~~ aku pikir kampus ini udah kosong. Aku jadi parno tadi nya, heheheee..."
Aku terkejut. Namun ekpresi ku masih sama. Datar. Tiba-tiba makhluk tak di undang nongol di samping ku dengan cengiran konyol nya, dan so akrab. Aku menghiraukan nya dan kembali fokus mengutuk hujan."Eh, kau bukan anak seni ya??" tanya nya. Dan lagi, aku mengacuhkan nya.
"Hoi~ ko diem aja sih. Dingin. Bahkan lebih dingin dari udara sekarang. Hehehehee..."
Dia menatap intens. Meneliti ku dari ujung kepala sampe kaki. Aku risih. Sangat. Aku balas memelototinya. Tapi dia cuma nyengir kuda kembali.
Sial!!"Kaya nya hujan nya ga akan berenti dekat- dekat ini deh.. Liat langit nya makin mendung. Mau ke kantin?? Aku lapar.. Hujan- hujan gini enakan makan baso ples teh anget~"
Aku mulai jengkel.
Aku melirik nya sekilas. Dan baru aku sadari kalo dia basah kuyup. Aku sedikit berjengit saat dia mula bersin. Dan bego nya hidungku mulai gatal kembali. Sebisa mungkin aku menahan diri untuk tidak bersin. 'Sial. Hidung sialan!!' umpat ku dalam hati kesal.Dia menggosok hidungnya kasar.
"Jorok." spontan kata itu keluar dari mulut ku."Hm??.. Eh sorry, aku keceplosan" ucap nya polos.
Udara semakin dingin dan aku mulai menggigil. Merapatkan jaket ku, aku menghela napas. Hujan masih setia turun, malah semakin lebat. Jika saja tadi aku tidak ketiduran di perpustakaan. Yeah~ ini kesialan ku. Harusnya tadi aku langsung pulang dari pada bermalas-malasan di perpustakaan dengan alasan "mengerjakan tugas" . Aku menghela nafas lagi. Dan sekarang aku malah terjebak di kampus yg -mungkin- sudah kosong kecuali aku juga err.. makhluk yang tiba-tiba muncul begitu saja di sampingku. Dan kenapa jadi hening. Apa dia sudah lelah bicara.
Aku membalikan badan ku untuk memeriksanya. Dan disana tepatnya di pojokan dia sedang mengkerut,meringkuk percis kaya anak kucing yang kecemplung di empang. Apa dia terkena hypotermia??
Astaga!!
Jelaskan, dia basah kuyup, udara juga sangat dingin, dan dia hanya memekai kaos tipis.
Aku mendekatinya, bermaksud untuk mengecek keadaan nya. Dia mengangkat wajah nya dan tersenyum......Sebelum dia menutup kedua manik kelam nya....
KAMU SEDANG MEMBACA
(the last) Memory
General FictionAku selalu bertanya-tanya Saat aku mulai terbiasa .. Mengapa kau pergi. Menaburkan warna hitam di hati ku setelah kau menghias nya dengan sejuta warna. Hanya dalam ingatan. Aku mulai mencari arahan mu.. (the last) MEMORY...