5

40 6 14
                                    


Pagi cepat menyapa.
Lupakan kesialan ku tadi malam. Jujur aku masih sangat kesal. Banyangkan selama satu jam aku berurusan dengan alat-alat masak yang kotor. Itu di luar perkiraan ku.

Sekarang aku harus bersiap, karna satu jam lagi mata kuliah ku akan di mulai, setelah memastikan semua rapi, aku keluar dari kamar. Memerhatikan sekitar yang sepi, aku berjalan ke arah dapur dan melihat sarapan pagi telah terhidangkan dengan lezat di atas meja. An pasti yang menyiapkan nya. Lalu kemana dia sekarang? Aku duduk dan mulai menyantap sarapan ku sambil membaca sebuah kertas memo biru yang menempel di gelas susu.

"Nikmati sarapan mu. Aku ada rapat pagi ini, tidak bisa menemanimu sarapan...

Peluk cium dari kakak mu,
Andreas Jo yang gagah dan tampan.. 😇 😎 😘 "

Mata ku melotot dan hampir mati tersedak. Astaga!!
Menggelikan.
Apa-apaan dia itu. Dan apa maksud dari emot itu. Dasar gila! Dengan kasar aku meremas kertas laknat itu. Lalu melemparnya ke tong saampah di pojok ruangan.
Sial.
Pagi ku ternodai dengan ke alayan kakak ku sendiri.
Miris..

                             ###

Turun dari bis, aku memacu langkah ku secepat yang aku bisa, lima menit yang lalu aku mendapat email dari Milky kalau dosen tua itu mencari ku.
Meski bingung ada apa. Aku terus berlari.
Sesampai nya di kelas yang ternyata masih sepi, aku melihat si pelaku pengirim pesan sedang bermesraan dengan sang kekasih.
Satu kenyataan.
Aku di bohongi.

"Jadi kau hanya ingin pamer frenchkiss murahan kalian" ucap ku datar. Sialan. Sia-sia aku membuang tenaga tadi.

Mereka tersentak. Dan segera melepas tautan panas mereka. Milky nyengir seolah dia sedang tidak tertangkap basah melakukan hal senonoh oleh ku. Sedang kekasih nya sibuk mengelap jejak saliva yang mengotori bibir nya dan Milky dengan tissue.

"Ehehee hai Lavy~ pagi yang panas ya.."

Aku menghampiri mereka lalu duduk di kursi ku yang berada di samping Milky.

"Yeah, sangat panas. Sampai-sampai aku ingin mematah kan leher seseorang"
Aku melirik tajam seseorang yang Milky anggap kekasih nya itu.
Tapi bagi ku dia layak nya orang bodoh yang terus-terus memamerkan senyuman nya, seperti sekarang ini.

"Aku pergi dulu. Aku akan mengantar mu pulang nanti. Sampai jumpa.."
Dia membelai pipi Milky lembut dan mencium nya sekilas, yang di balas senyuman manis dengan pipi yang merona oleh Milky.

Memutar mata jengah, aku memalingkan wajah ku.. Menyaksikan love bird yang sedang bercumbu, membuat ku risih.

"Titip Milky.."
Dia menepuk pundak ku, lalu pergi meninggal kan kelas kami.

"Aahhh~~  dia manis kan?" tanya Milky antusias.

"Menurut ku kalian konyol. Ayolah meski hubungan sesama jenis tidak di larang di kampus ini. Tapi please Milky. Jangan selalu mengumbar kemesraan kalian di mana-mana."

"Jo~ jangan iri. Makanya cepat cari pasangan . Bukan nya terus iri pada kami"

Milky dengan santai nya membalas ucapan ku. Yeah.. Milky adalah seorang  gay, homo atau apapun istilah untuk itu. Seperti yang sudah ku katakan tadi, di negara ini hal yang di anggap tabu di beberapa negara bahkan larang keras, di sini justru hal itu adalah sebuah ke bolehan dan hak untuk semua orang. Termasuk  di kampus tempat ku ini, tidak ada larangan sama sekali, jadi sudah bukan hal aneh lagi jika mendapati sepasang kekasih yang sesama gender sedang bercumbu di setiap tempat.

Aku tidak pernah mempermasalahkan dengan orientasi Milky. Dia sahabat ku, aku menghargai setiap keputusan yang dia ambil, meski dia akan galau dan terus menrecoki ku terlebih dahulu. Seperti yang terjadi setahun yang lalu, dimana dia tiba-tiba menangis dan mempertanyakan orientasi nya yang tetiba berbelok. Sebagai teman aku hanya bisa memberinya nasehat dan rangkulan hangat tidak menghakimi apalagi memarahinya. Dan... Keesokan hari nya dia memperkenalkan seorang laki-laki berperawakan tinggi berambut coklat, berkulit tan, dengan sorot mata ramah yang terpancar dari iris biru nya dan tak lupa senyum hangat yang dia tunjukan padaku. Aku yakin di balik kemeja yang dia pakai waktu itu tersembunyi abs yang terbentuk sempurna, terbukti dari jabatan tangan nya yang tegas .
Namanya Sammy Wainer anak jurusan bisnis semester 4.
Yang artinya 2 tahun lebih tua dari ku dan Milky sendiri. Sikap nya dewasa gentelman menurut ku dan selalu ada di samping Milky, mengerti Milky, menyayangi nya dengan tulus. Dan yang paling penting  menerima Milky apa ada nya.
Tidak ada yang lebih baik bagi Milky kecuali Sammy.
Aku akui itu.
Bahkan semua penghuni kampus pun tau. Sammy dan Milky adalah contoh pasangan idaman bagi setiap orang.
Namun tetap saja aku merasa aneh dengan senyum hangat yag selalu dia tunjukan kepada siapun, termasuk pada ku.

".. Hai.. Jo~"

"Hm.."

"Ayo ke kantin, aku lapar"

Aku melirik Milky yang sedang menunduk mengubek-ngubek ransel nya,
"Dosen sebentar lagi datang, dan kau mengajak ku bolos ke kantin?" tanya ku heran.
Seketika dia menegakkan kepalanya yang membuat ku meringis ngilu karena mendengar suara dari tulang leher nya. Dan menatap ku horor.

"Astaga Jo!! Kau kemana saja??! Kau melamun??! Kelas baru saja selesai , err ... sekitar sepuluh menit yang lalu"

Apa??
Giliran ku yang memasang wajah horor.
HELL !!!
Seperti nya aku benar-benar melamun.
Aku menggendong ransel ku, dan bergegas keluar kelas.

"Ini semua kesalahan mu. Milky!" ketus ku saat melewatinya.

"Hah? Ko jadi salah Milky sih.. Jo!! Jo?! Tunggu!"

          
                          ###

Meninggalkan Milky , kini aku terdampar di taman yang tidak terurus di belakang fakultas seni. Sangat jauh sepertinya aku berjalan. Menghela nafas aku memutuskan duduk di kursi besi yang sedikit berkarat yang tepat menghadap sebuah danau yang baru ku ketahui keberadaan nya ini. Sayang sekali padahal pemaandangan nya sungguh indah. Aku mengeluarkan ponsel ku dan seperti biasa, aku mengambil gambar lewat aplikasi kamera ponsel ku. Dua sampai lima gambar menambah isi galeri ponsel ku.

"Katanya tempat ini angker loh.."

Aku hampir saja menjatuhkan kasar ponsel ku, saat tiba-tiba telinga ku menangkap suara asing tepat di belakang ku.  Aku berdiri dan membalikan badan. Kini di depan ku berdiri seseorang yang tersenyum aneh  pada ku, mungkin..

"Dan kau adalah HANTU nya" ejek ku dengan mempertegas di kata hantu yang ku ucapakan.

"Kejam sekali.. Aku justru kaget saat melihat mu berada disini. Apa kau tau? Ini adalah markas ku?" ucap nya sambil merentangkan ke dua tangan nya ke samping seolah mempertegas wilayah nya.

"Oh maaf kalau begitu "Mr. X"  Setahu ku ini adalah tempat umum yang sudah tidak terurus jadi aku rasa, aku tidak melanggar wilayah siapa pun" ucapku setengah mengejek.
Dan lihatlah reaksi nya, lucu sekali. Dengan mata khas Asia yang kecil dia menatap ku tajam. Lucu sekali seperti boneka.

"Aku punya nama Mr. Friesland. Jangan seenak nya. Lagian aku cuma bercanda"

Dia berjalan menghampiri ku, dan duduk di kursi. Masih menatap ku tajam. Yang ku balas dengan kerutan samar di kening ku.
Apa dia mengenalku?

"Ya. Aku mengenal mu.. Kita pernah bertemu sekali.. mmm atau dua kali?"

Aku semakin bingung. Apa dia penyihir? Bisa membaca pikiran ku?

"Ko malah bengong. Apa aku mengganggu. Maap deh. Tadi tuh aku bercanda. Habis nya aku kaget aja ternyata ada juga yang mau datang ke tempat 'terasing' kan ini, selain aku. Ehehee... "

Aku masih tetap diam. Aku serasa pernah melihat nya.
Dengan santai dia mengeluarkan ponsel nya dan mulai sibuk mengambil gambar nya sendiri dengan pose-pose aneh.

Aku mulai mengambil langkah mundur.
Ada apa ini?
Kenapa sedari tadi aku bertemu dengan orang- orang kaya gini.

"Mr. Friesland ayo kita berselfie.." ajak nya du sertai dengan senyuman aneh dan mata yang bersinar-sinar.

WTF??!
Sepertinya dia gila.
Kali ini aku harus benar-benar per menyelamatkan kewarasan ku. Sebelum terkontaminasi.

 (the last) MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang