3

85 7 16
                                    

        Wangi sup kentang menyebar ke seluruh indra penciuman ku, dan membuat ku merasakan lapar. Aku masih mengantuk tapi insting perut ku lebih kuat dan memaksa ku untuk bangun.
Pelan aku turun dari kasur ku, melirik jam di atas bupet kecil samping tempat tidur , 06.00. Siapa yang sudah memasak di dapur ku sepagi ini? Dengan penasaran aku keluar dari kamarku dan dengan cepat berjalan ke arah dapur.

"Harus nya sudah bisa ku tebak siapa yang selalu seenaknya menerobos dapur ku" ucap ku, saat melihat seseorang berapron biru sedang mengaduk sesuatu di dalam panci.

"Kyaaahh~!!"

Seperti nya aku baru saja mengagetkan nya.

"Kau membangunkan sisi girly ku!" bentak nya.

Aku hanya menetap nya datar. Ayolah.. Apa aku yang salah di sini, kalau dia menjerit layak nya seorang gadis?

"Aku membuat kan mu sarapan. Aku tidak sedang mengacaukan dapur mu. Lagi pula aku ini kakak mu. Kenapa kau memperlakukan ku seperti maling!!" sungut nya kesal, lalu kembali mengaduk isi panci nya.

Kakak...
Ah~~ kadang aku lupa kalau aku punya seorang kakak. Karna dia hampir tak pernah pulang. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, sebagai pewaris utama perusahaan milik keluarga kami.
Andreas Jo.
Kakak ku yang ramah, baik, sopan, selalu menjaga imeg nya depan publik. Tapi ancur-ancuran di depan ku.
Siapa yang sangka, jika seorang CEO seperti nya akan terlihat manis jika __

"Lavy~"

__ sedang di dapur dengan__

"Lav~~"
__apron bung __

"LAVY!!"

Ah. Sial aku melamun.

"Apa?! Ga usah teriak!"

"Salah mu yang malah jadi patung. Cepat duduk. Aku akan menyiapkan sarapan untuk mu. "

Aku pun menurut. Lebih memilih memerhatikan nya yang sibuk menata makanan di meja untuk sarapan kami.

"Kapan kau pulang. Aku tidak melihat mu semalam, An?"

"Emm.. Mungkin sekitar 2 jam yang lalu"

"Oh.."

Pantas dia terlihat begitu lelah, wajah nya pucat lengkap dengan kantung mata nya yang tebal.

Dan setelah itu tak ada yang memulai pembicaraan lagi. Kami menikmati sarapan dengan keheningan seperti biasa nya.

                        ####

         Seperti biasa, aku berangkat ke kampus dengan bus. Setelah memastikan dan meyakinkan An untuk beristirahat saja dari pada mengantarkan ku ke kampus.

Sesampai nya di kampus. Aku segera pergi ke loker, dan bergegas menuju kelas.

"Hei! Tunggu!! Kau! Kau yang pakai jaket biru!"

Jaket biru? Tunggu maksud nya aku? Karna koridor sepi dan jelas hanya aku yang kebetulan memakai jaket warna biru.

"Iya. Kamu!"

 (the last) MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang