Part 3

53 3 0
                                    


Pesta ulang tahun Icha sudah berakhir sepuluh menit yang lalu,tamu yang berdatangan silih berganti keluar dari kediaman Syahreza,tidak terkecuali Silva dan Fira yang notabennya guru Tk ditempat Icha bersekolah dan yang terlebih guru kesayangan gadis cilik itu. Awalnya Icha menahan Fira untuk tidak pulang karena ia menginginkan Fira menginap dirumahnya dan menemani tidurnya,dan itu cukup membuat Fira,Silva dan Papanya terkejut. Pasalnya,Fira bukanlah siapa-siapa bagi Icha kecuali guru belajarnya di sekolah.

Terlebih,selama ini Icha pun tidur bareng papanya. Icha tidak bisa tidur tanpa memeluk tubuh tegap papanya,pernah sekali papanya keluar kota untuk mengurus suatu pekerjaan dan terpaksa Icha harus libur sekolah dan ikut dengan papanya karena menangis seharian bersama oma nya. Jadi bagaimana ceritanya jika Fira harus tidur dengan Icha?

"besok lusa kita bertemu lagi kok sayang,sekarang buk Fira sama buk Silva harus pulang dulu. Udah sore tuh lihat mataharinya mau tenggelam"bujuk Fira seraya berjongkok dihadapan Icha

Furqan yang berada dibelakang Icha dengan mengelus kepalanya dengan sayang,ikut memperhatikan Fira sebagaimana yang dilakukan oleh Icha.

"tapi Icha kepengen tidul sama buk Fila.."jawab Icha sendu

"enggak bisa sayang,buk Fira harus pulang. Nanti bunda sama ayahnya buk Fira cariin gimana? Enggak apa-apa ya sayang.."Fira kembali membujuk seraya mengelus pipi tembemnya gadis itu yang kian chubby

"iya sayang,Icha tidur sama papa aja kayak biasa,nanti papa bacain kamu dongeng lagi deh. Ya sayang.."kali ini Furqan yang membujuk

"enggak mau,Icha mau tidur sama buk Fila.."

"tapi sayang,kam..."

"pokoknya malam ini Icha mau tidul sama buk Fila.."kekeuh Icha

"Icha!"bentak Furqan yang sudah tidak tau harus bagaimana lagi untuk membujuk anaknya

"Icha kangen mama!"ucap gadis cilik itu dengan mata berkaca-kaca yang ditunjukkan pada Fira

Furqan,Fira dan Silva kini saling pandang. Perkataan Icha begitu menyayat hati,begitu pilu untuk didengar. Anak seusia Icha yang sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang dari seorang ibu tiba-tiba mengatakan rindu pada sosok wanita yang telah melahirkannya.

Mama.

Furqan pun sebagai ayah yang telah membentaknya tadi merasa bersalah kepada anak semata wayangnya itu. Tidak seharusnya ia membentak Icha,terlebih hari ini adalah hari special baginya.

"hiks...hiks.. Icha ka..kangen ma..mama Buk Fila.. hiks.. Ich..Ichaaa.. ma..mau di..di pe..pelukkk.. ma..mama.. hiks.. Ic..Ichaa..."

Fira langsung merengkuh Icha dalam pelukannya,tangisan gadis kecil itu begitu pilu di indera pendengaran orang-orang dewasa seperti dirinya. Tidak terasa,setitik air bening keluar dari sudut matanya. Dirinya tidak sanggup mendengar tangisan Icha yang begitu sangat merindukan sosok mama hadir dalam tidurnya dan memeluk dirinya hingga terlelap.

"ha..hali i..ni Icha ulang ta..tahunnn ke..ee enam,ta..ta..pi..ii.. Icha eng..ggak..gak pelnah di..di.. pe..pe..pelukkk.. sa..sa..sama m..ma..ma..ma... hiks..hiks.. Icha pe..pengen..ngen..."

"udah sayang.. cup-cup... Icha jangan nangis lagi,buk Fira..."

Icha menggeleng-gelengkan kepalanya membuat Fira menghentikan omongannya dan mengendurkan pelukannya untuk melihat wajah Icha yang kini terlihat sumbab.

"te..teman Icha di..di..se..sekolah..lah.. ti..tidul..dul.. sa..ma.. ma..ma..ma..nya..nya... ta..pi..pi.. Ic..Ichaaa... ti..dulnya..nya sa..ma Papa.. . Buk.. Icha.. pe..ngen.. tidul..dul.. sa..ma..ma.. buk..k Fi..Filaaa.. Icha ma..mau..u.. ti..dul dipe..peluk..kk sama buk Fi..la..aa..."ucap Icha lagi masih dengan nangis sesenggukan

Setelah mengatakan keinginan Icha untuk tidur dan dipeluk olehnya,Fira menggendong gadis kecil itu dan membawanya keluar. Fira mendudukkan Icha dipangkuannya,mereka saat ini duduk dikursi taman dibawah pohon Mangga.

"sekarang Icha dengar buk Fira ya"ucap Fira lembut seraya mengelus pipinya. Icha mengangguk sebagai jawaban

"buk Fira enggak bisa tidur disini sayang,kar..."

"hiks..hiks... Icha eng..."

"dengarin dulu buk Fira ngomong sayang..."potong Fira dengan masih mengelus pipi Icha sesekali beralih mengelus kepalanya dan punggungnya

"buk Fira enggak bisa tidur disini Icha,karena buk Fira sama Papa kamu bukan muhrim. Icha harus bisa ngerti,Icha kan udah gede,sekarang umur Icha udah enam tahun kan?"ujar Fira memberi penjelasan. Icha yang tadinya sudah tenang kembali berkaca-kaca. Pasalnya,saat ini Icha sangat ingin hadirnya sosok ibu yang mendekapnya dalam tidur dan membacakan dongeng sebelum dirinya terbuai ke alam mimpi

"memangnya Icha salah ya buk Fila kalau kangen sama mama?"tanya Icha dengan melihat kearah matanya Fira. Sebulir air bening mengalir dari sudut matanya_lagi

"Icha.. buk Fir..."

"Icha cuma pengen tidul dan dipeluk sama buk Fila,apa Icha salah buk? Hiks..."

Fira kembali merengkuh tubuh mungil dipangkuannya.

"Icha enggak salah kok,Icha me..."

"kalau gitu buk Fila temenin Icha tidul"lirih Icha dengan menunjukkan wajah mohonnya kepada Fira serta buliran bening yang mengalir dari kedua sudut matanya

"Icha buk Fi..."

"Icha mohon buk"





Hanya sekian dulu untuk part ini ukhti :)

jangan lupa votement nya ya :)


Dibalik KerudungWhere stories live. Discover now