scene 10

33K 2.4K 148
                                    

Sepanjang perjalanan Alin tak henti"nya menangis. Alan yang sudah berhasil membuat Alin menangis. Malah sibuk memakan snack kesukaannya dengan acuh. Bahkan saking jahilnya Alan. Masih sempet"nya dia menawari Alin snack. Dan lucunya lagi Alin malah mengambil dan memakannya sambil berlinang air mata.

"Enak?" Tanya Alan.

"Eemmm.." Sahut Alin.

Prilly yang melihat tingkah lucu  kedua buah hatinya. Hanya bisa terkikik geli sambil melirik sang suami yang juga tengah menahan tawanya.

"Anak2 mu itu." Ucap Prilly.

"Jadi cuma anakku gitu?" Bales Ali berusaha menggoda istrinya.

Prilly yang merasa tergelitik dengan pertanyaan Ali. Menjawabnya sambil membelai pipi Ali mesra.

"Ya nggak lha, sayang. Anak kamu kan juga anakku. Iya kan?"

"Iya, ngomong2 kamu besok ada jadual shoot iklan kan?"

"Lho ! Kok kamu tahu padahal aku belum kasih tau kamu lho."

"Tadi nggak sengaja baca chatnya tante Tasya di hape kamu."

"Oh gitu." Prilly mengalihkan perhatiannya pada kedua buah hatinya yang sedang sibuk makan dengan mengulas senyum. "Sayang, makannya udah selesai? Rumah Oma udah deket tuh."

"Tutah Mama, adeee tuga tutah entak nangis nagi." Jawab Alan sambil melap bibirnya.

"Tita entak ninep Mama?" Tanya Alin.

Prilly yang sadar akan keinginan menggebu anaknya. Tersenyum sambil memandang lekat puteri kecilnya.

"Nggak sayang, tadi kan Papa udah bilang kalau kita nggak bisa nginep."

Prilly dengan lembut mencoba untuk memberi pengertian pada Alin.

"Utah, dee. Entak papa tapan2 tita tan bita ninep nagi."

Jiwa ke abangan yang dimiliki oleh Alan. Nampaknya kembali terlihat saat melihat Alin tengah merajuk.

"Tangan nangis ya, dee. Ata bang Nalan ditini."

***Prilly POV***

Rasanya nggak tega banget lihat Alin kayak gini. Aku tahu pasti dia kangen banget sama Oma Opanya. Tapi mau gimana lagi? Aku tak bisa serta merta mengacuhkan jadualku.  Perlahan aku melirik suamiku yang masih serius mengemudi. Berharap dia tahu apa yang ada di pikiranku.

"Sayang.." panggilku.

Aku lihat dia melihatku sekilas sambil tersenyum.

"Kita bicarakan nanti ya." Sahutnya lembut yang membuatku langsung mengangguk.

Aku tahu kediaman suamiku bukan karena dia acuh pada keinginan anaknya. Tapi kediamannya karena dia mencari akal untuk tidak membuat Alin kecewa.

***

Setelah cukup lama dalam perjalanan. Akhirnya kami sudah tiba di rumah Mama. Bahkan suasana rumah ini tak banyak berubah. Meski aku sudah lama tak menginjakkan kaki di rumah ini.

"Udah sampai." Pekikku girang sambil menoleh kebelakang untuk melihat Alan dan Alin.

Namun, mataku seketika terbelalak saat ku dapati mereka sudah tak lagi berada di dalam mobil. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku saat melihat Alan dan Alin sudah berlari masuk ke dalam rumah dengan senangnya.

"See ! Mereka benar2 merindukan Omanya." Ucapku sambil memandang suamiku yang entah sejak kapan dia juga tengah menatapku.

"Aku tahu, sayang." Sahut Ali sambil tersenyum dan mulai beranjak keluar dari mobil. Tapi genggaman tangaku berhasil  menghentikan niatnya.  "Ada apa?"

Sayang.. Kita Ini Artis Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang