"Papa ... AAAA.."
Alan teriak semakin kencang saat Ali mengangkat tubuh mungilnya. Ali yang semakin panik melihat ekspresi Alan. Langsung melihat ke arah sang istri yang tengah asyik bercengkerama dengan para host inbox selagi break. Dia berharap mendapat pertolongan dari istrinya.
Alan yang memang sudah tak sabaran langsung menepuk pelan pipi sang Papa dengan tangan mungilnya.
"Papa ! Iihhh. Kok atu malah dituekin." Kesal Alan pada sang Papa yang malah sibuk memperhatikan sang Mama.
Ali yang sadar akan panggilan jagoan kecilnya. Kembali beralih pada Alan dan berusaha lagi mengerti keinginan anaknya.
"Ah iya, Papa lupa. Memangnya kenapa abang minta pulang? Kan ini kita mau main2 disini." Ucap Ali lembut sambil memandang jagoan kecilnya.
"Atu.. atu tebelet pipis Papa. Dali tadi Nalan tebelet pipis ntapi Papa entak nelti. Patahal Nalan tan utah petang titutna."
Ali pun tersenyum mendengar kalimat Alan. Dengan begitu lembut Ali mencium Pipi Alan dan membawanya ke kamar mandi. Namun, sebelum dia membawa Alan. Ali menyempatkan diri untuk berpamitan pada Prilly.
***Prilly POV***
Entah kenapa hari ini aku merasa Alan jauh lebih manja pada suamiku. Bayangkan saja sejak dia turun dari mobil tadi. Sedikitpun dia tak mau melepaskan gandengannya pada Ali. Bahkan, Alan tak mau membaginya sedikitpun.
Untungnya aku memiliki satu puteri kecil lagi dalam hidupku. Jadi ketika Alan sedang bersama suamiku. Maka aku tak harus cemburu karena aku memiliki Alin yang selalu bergelayut manja padaku.
"Sayang, kamu nggak haus? Dari tadi susu nya belum diminun sama sekali?" Tanyaku pada Alin disela perbincangan bersama host2 Inbox.
"Nalin entak haus Mama." Sahut Alin imut sambil memainkan boneka jerapahnya di gendonganku.
"Apa nggak ada niatan nambah adee buat mereka, Prill?" Tanya Ka Karput sambil mencubit pipi gembul Alin.
Aku hanya tersenyum sambil membenarkan posisi Alin di gendonganku.
"Tunggu mereka besar dulu lha, Ka. Lagian aku juga masih belum siap hamil lagi. Yah. Meskipun Ali sudah pingin banget punya anak lagi."
"Namanya juga suami..."
Aku dan Ka Karput pun tertawa bersama. Namun tak lama berselang. Aku rasa ada seseorang yang berdiri disampingku. Dan yah, aku lihat suamiku tengah tersenyum sambil menggendong Alan.
"Sayang, kamu bawa tissue kan? Alan mau Pipis." Tanyanya.
"Ah tunggu, bentar ya." Sahutku sambil meletakkan Alin di sebuah kursi.
Aku pun bergegas mengambil tissue di dalam tas yang selalu penuh dengan barang milik anak kembarku.
"Ini." Ucapku sambil memberikan tissue nya.
"Mama.." panggil Alan yang membuatku beralih menatapnya.
"Apa, hmm? Buruan gih ke kamar mandinya. Kalau abang ngompol gimana?" Ledekku.
Alan yang selalu marah saat aku meledeknya. Berubah menjadi masam dan langsung memeluk leher Ali dengan possesif.
"Mama, menebalkan. Ayo ! Papa kita pelgi. Nalan mau tali Mama balu. Papa minta Mama balu sepelti apa? Bial Nalan yang taliin."
Aku terkekeh saat mendengar ucapan anakku satu ini. Dengan gemas aku langsung mengacak rambutnya dan menyuruh Ali untuk segera membawanya ke kamar mandi.
Setelah memastikan Alan pergi bersama suamiku. Perhatianku kembali tertuju pada Alin yang masih sibuk dengan mainannya.
"Mama, hali ini kita tati ke lumah Oma?" Tanya Alin sambil memiringkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayang.. Kita Ini Artis Season 2
Romance"Saat kesempurnaan cinta menjadikan aku, kamu dan anak kita menjadi satu kebahagiaan." Prilly. Berlanjutnya kisah dari rumah tangga Alpril. Dengan bayi kembar mereka. Membuat Ali dan Prilly harus lebih ekstra dalam memperhatikan buah hatinya. Belum...