HEART (Oneshoot)

3.5K 183 126
                                    

Red
.

.

.

Gadis dengan mata hazel serta surai hitam legam sebatas punggung itu melongokkan kepala saat bel apartmennya berbunyi. Dia terdiam sesaat di balik pintu dengan dahi yang mengernyit. Ruang tengah apartmennya sudah gelap karena jika tidak salah, sekarang sudah pukul sebelas malam.

Penasaran, Han Ara memutuskan untuk melangkah turun dari lantai dua dan berjalan menuju pintu tanpa curiga. Gadis itu sesekali menguap dan mengerjap-ngerjap mencoba memperoleh kesadarannya.

Dia baru saja membuka pintu apartmen saat mendapati sebuah kotak berukuran sedang tergeletak di depannya.

Dia menunduk, menatap bingung kotak tersebut lalu kepalanya menoleh ke kanan dan kiri, tapi tidak mendapati siapa pun disana.
Koridor gedung tampak begitu lengang hingga dia memutuskan untuk mengambil benda tersebut.

Dahinya mengernyit semakin dalam sembari membolak balik kotak itu mencari-cari nama pengirim. Namun, dia tidak menemukan apapun selain hanya noda merah di ujung kotak yang dia tidak tau apa isinya.

"Siapa yang mengirim paket ini?" Gumamnya lirih sembari menutup pintu dan membawa kotak itu masuk.

Ara mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah setelah menghidupkan lampu lalu kembali mengernyit bingung. Seingatnya dia tidak memesan apapun beberapa hari ini, dan dia tau betul orang tuanya tidak akan repot-repot mengirimkan sesuatu jika mengirim uang saja bisa. Lalu siapa yang mengirimkan kotak itu padanya?

Dia menghela nafas dalam lantas mulai membuka lakban yang merekat sebelum kedua tangan mungilnya membuka bagian atas kotak tersebut.

1 detik ...

3 detik ..

"AAAAA!"

Ara terlonjak dan melemparkan kotak itu jauh-jauh lalu meloncat dari posisinya. Matanya membelalak lebar dengan bibir bergetar serta kedua tangan menutupi mulutnya tak percaya.

Tubuhnya bergetar, kakinya terasa melemas dan dia hanya bisa terduduk merosot ketakutan menatap benda seukuran kepalan tangan berwarna merah sudah tergeletak di lantai dingin rumahnya. Darah segar yang masih berlumur serta berceceran dimana-mana. Perutnya mendadak mual saat aroma amis menyeruak ke dalam inderanya.

Itu jantung.

Ya. Melihat sekilas pun Ara tau kalau itu adalah jantung. Bukan jantung hewan melainkan jantung manusia yang masih segar seperti baru saja di tarik dari tubuhnya.

.

.

***

.

.

1 tahun kemudian ...

.

.

Pagi yang sendu dengan langit berwarna kelabu ketika seorang gadis cantik berambut hitam pekat berjalan menunduk memasuki kelas. Sorotnya datar dan terkesan kosong meski siapa pun tak bisa mengelak kalau parasnya begitu mempesona.

Jika harus dideskripsikan, dia punya bola mata bulat dengan iris hazel, hidung mungil serta bibir penuh merah plum. Tubuhnya tinggi dan kulitnya selembut bayi. Benar-benar seperti boneka hidup.

Namanya Han Ara, gadis tercantik di sekolahnya serta incaran para lelaki. Namun, anehnya Ara tak pernah merespon satu pun laki-laki yang mencoba mendekatinya. Dia terkesan menjauh dan tidak peduli pada siapa pun yang mencoba mendekat, seolah mereka adalah virus yang harus dia jauhi.

ROOM 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang