( Magetan, 9 April 2016 pukul 17.20 )
"Assalamua'laikum,,,,,. Pak Kim, apa anda ada dirumah?"
Keluarlah seorang pria paruh baya keturunan korea membuka pintu. Penampilanya sangat modis, sepertinya ia akan berpergian. Dari cara ia tersenyum membuat Cinta tertawa. "kenapa kamu tertawa Cinta,hu! Apa ada yang salah dengan pak kim?".
"Tidak pak Kim, hanya saja ketika Cinta melihat pak Kim tersenyum, Cinta jadi ingat bagaimana pertama kali kita bertemu." Pak kim terlihat mengerutkan dahinya sepertinya ia sedang mengingat-ingat sesuatu. Namun kemudian ia tersenyum geli, dan memamerkan gigi-gigi putihnya.
"Hahahaha, kejadian itu? Ya-ya aku ingat. Pertama kali kita bertemu kamu mengira bahwa aku akan menculik kucingmu. Kemudian kamu berlari dan bersembunyi disemak-semak taman. Lalu, tiba-tiba kamu muncul dari semak-semak itu, dengan bentol-bentol kecil memenuhi badanmu. Hahaha, kemudian badanmu ku obati dengan ramuan herbalku. Dan sejak itu kamu benar-benar percaya bahwa aku adalah dokter hewan yang mencoba menyembuhkan luka dikaki kucingmu. Aduh, itu benar-benar kenangan konyol yang tak terlupakan. hahaha." Cinta melihat pak Kim tertawa, hatinya berkata bahwa, begitu berterimakasihnya ia terhadap pak Kim. Tanpa pak Kim ia akan kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki yaitu Haci kucingnya.
"Ngomong-ngomong pak Kim mau pergi ya?". Melihat pak Kim sangat rapi hari ini, sepertinya ia akan pergi kesuatu tempat. " Oh ini, tadi pak Kim dapat telfon, hari ini ada pertemuan antar dokter hewan se Magetan. Oh ya Cinta, jangan-jangan kamu kesini ingin menjenguk Haci ya, tenang saja ia dalam keadaan sehat. Luka tembak di kakinya juga mulai sembuh."
"Terima kasih pak Kim sudah merawat Haci dengan baik." Pak kim tersenyum, ia melihat betapa kasihanya Cinta, ia harus hidup sendiri tanpa orang tua. Memiliki nasib seperti cinta pak kim yakin kalau ia tak akan bisa bertahan.
"Kalau begitu Cinta, pak Kim berangkat dulu ya, Haci ada di halaman belakang." Pak kim mengusap pelan rambut Cinta, lalu ia segera menuju mobilnya. Namun,sebelum pak Kim membuka pintu mobil tanganya ditahan oleh Cinta. "ini pak kim bawalah payung Cinta. Sepertinya hujan hari ini akan berlangsung lama. Pak kim harus menjaga kesehatan, jangan sampai pak Kim sakit. Kalau pak Kim sakit, tidak akan ada yang bisa mengobati hewan-hewan yang sakit lagi." Pak Kim tertegun memandangi payung yang disodorkan cinta terhadapnya. Namun, ia menerima payung itu dan berterimakasih kepada cinta. Dalam hati pak Kim, Cinta adalah anak yang baik hati. Pak kim yakin Cinta akan mendapat kebahagiaan disuatu hari nanti.
Memandang mobil pak kim yang melaju meninggalkanya dengan cepat,entah apakah itu air hujan atau bukan, terlihat butiran air menetes di pipinya. Aku tak tau kenapa hari ini Cinta selalu meneteskan air mata. Padahal cinta bukan anak yang cengeng. Dia anak yang kuat. Apapun masalah yang dihadapinya, ia akan sekuat tenaga menghadapinya dengan riang. Namun entahlah, kenapa seolah-olah hujan membuatnya menangis.
Dikejauhan pak kim melihat Cinta melalui kaca sepionya. Pak kim merasa ada yang aneh dengan Cinta. Ia terlihat begitu sedih bahkan ia juga baru menyadari, bahwa wajah Cinta yang asli sangatlah pucat. Namun, terlihat begitu banyak bedak yang ia pakai, sehingga menutupi kepucatan wajahnya yang asli.
Dihalaman belakang rumah pak Kim. Cinta bermain dengan Haci, sehingga ia sampai lupa memakan roti pemberian bude Wanti. Ia mengeluarkan sebungkus roti dari saku jaketnya dan memotongnya menjadi dua. Sebagian untuknya, sebagianya lagi untuk Haci. " Aduhhhh, kamu benar-benar lapar ya Haci. Hahaha. Kalau begini caranya kamu bisa-bisa menjadi kucing tergendut sedunia." Cinta terlihat begitu bahagia ketika bersama-sama Haci.
"Meong-meong." Haci pun sama sepertinya, ia sangat menikmati moment ini. Mereka berdua bermain bersama, berkejar-kejaran, berguling-gulingan ditanah, bermain lempar piring dan yang lainya. Tiba-tiba Cinta menghentikan permainanya dan mengeluarkan sebuah arloji dari saku baju kuning yang ia pakai. Lalu entah apa yang ia fikirkan, raut wajahnya tiba-tiba berubah menjadi dingin seperti ketika meninggalkan cafe.
Cintapun bangkit dari duduknya dan mencium bulu Haci dengan lembut, ia menatap mata Haci dengan berkaca-kaca. " Haci, kau tidak boleh keluar dari rumah pak Kim ya, karena kalau kamu keluar dari sini, kakimu akan ditembak lagi oleh tetangga sebelah asrama kita, berikan surat ini kepada pak Kim ya. Aku mau pergi dulu hari ini banyak yang akan aku lakukan." Setelah memeluk Haci cukup lama. Cinta pergi dari rumah pak Kim.
Ketika berada digerbang. Hujan turun lagi membasahi bumi, namun tidak deras seperti tadi pagi, Ini hanya rintik-rintik kecil yang membasahi dedaunan. "Meong-meong." Terdengar suara haci memanggil Cinta. Cinta hanya menoleh sekilas untuk memberikan senyumannya kepada Haci. Ia mengeluarkan sebuah daftar kecil disaku jaketnya. Dan terlihat mencoret sesuatu yang bertuliskan, 2. MENEMUI PAK KIM DAN BERMAIN BERSAMA HACI.
Kemudian Cinta pergi meninggalkan rumah pak Kim, ia tak peduli dinginya air hujan. Yang ia pedulikan saat ini adalah, bagaimana caranya ia bisa melakukan semua yang tercatat di daftar tersebut. Cinta berjalan menulusuri jalan beraspal. Aku tak tau mau kemana ia pergi. Namun, yang aku tau hanyalah cinta berjalan dengan mata yang berair.
KAMU SEDANG MEMBACA
My last Chance
Mystery / Thrillerkau tidak akan tau bagaimana rasannya kehilangan sebelum kau mengalaminya. kau akan melakukan apapun untuk mengembalikan sesuatu yang hilang itu. bahkan dengan mengorbankan dirimu sendiri.