( Magetan, 9 April 2016 pukul 16.00 )
Hujan turun dengan sendirinya,membasahi semua yang ada didepan mata. Memberikan suasana dingin menusuk hati. Membawa perasaan haru yang membuat mata ini selalu berair. Hujan, sepertinya akan berlangsung lama. Karena kurasa, langit saat ini sedang merasakan perasaanku. Dinginnya hujan sama dengan dinginya kehidupanku. Entah mengapa hujan selalu membuatku mati tercekat,seolah-olah aku tidak bisa bernafas.
Ini benar-benar bulan Oktober yang sangat dingin. Kabut selalu menyelimuti hari-hari. Menyembunyikan sinar hangat sang mentari pagi. membuat basah dedaunan muda dipagi hari. Warna biru yang selalu menghiasi langit kini berganti warna menjadi kelabu. Rintik rintik hujan selalu menyapa dipagi hari. Dingin rasanya, seperti dingin merasuk disela-sela kulit,tulang,dan membekukan hati yang hangat. Asap putih mengepul ketika setiap kata terucap dari mulut.
"Cinta, kamu benar-benar akan pulang?ini masih hujan loh. Nanti kalau kamu sakit bagaimana?"
"Tidak apa-apa bude, Cinta mau pulang saja. Maaf bude, Cinta bekerja untuk hari ini hanya sampai pukul empat sore. Ada sesuatu yang harus cinta lakukan. Sekali lagi Cinta minta maaf bude."
"Biarkan saja dia pulang buk, kalau dia disini membawa kesusahan saja bagi kita."
"Eeeeeeehhhhhh imel, kamu itu nggak boleh bicara seperti itu. Aduh cinta, maafkan imel ya, dia memang seperti itu suka bicara sembarangan."
"Yyyeeeeee siapa juga yang bicara sembarangan, la wong itu memang kenyataanya."
"Sudah diam!"
"Tidak apa-apa bude, cinta baik-baik saja. Terima kasih atas makan siangnya. Cinta pamit dulu. Assalamua'laikum."
"Waalaikumsalam."
Cinta begitulah panggilanya, dia adalah anak yatim piatu yang berusia 17 tahun. Tahun dimana anak-anak seusianya, mendapatkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua mereka. Ayah dan ibunya mengalami kecelakaan 2 tahun yang lalu. Sekarang cinta hanya tinggal bersama sahabatnya Lola di sebuah asrama milik Sandiego Art School. Untuk menopang kehidupanya, cinta bekerja disebuah cafe kecil milik seorang wanita parubaya, yang sudah menganggap cinta sperti anaknya sendiri. Cinta memanggil wanita itu dengan sebutan Bude Wanti. Namun, putri wanita itu tidak suka dengan dirinya. Imel menganggap cinta adalah orang yang selalu membawa sial dikehidupanya. Berbagai cara imel lakukan agar cinta dikeluarkan dari cafe milik ibunya. Namun walaupun begitu, cinta tetap menyukai imel. Karena cinta yakin imel adalah gadis yang baik.
Cinta melangkah keluar dari teras cafe itu. Dia menyebrang jalan dengan hati-hati. Ketika ia sudah berada diujung jalan, pandanganya tidak beralih memandangi wanita paruh baya dan anaknya yang cantik itu. Senyum ia berikan,dan lambain tangan ia lakukan. Entah apa aku tak tau. Cinta sepertinya meneteskan air mata. Kemudian Cinta berlalu, ia beristirahat disebuah bangku taman yang sudah basah oleh tetesan air hujan.
Ia mengeluarkan sebuah daftar kecil,dan mencoret suatu tulisan yang bertulis, 1. BERTEMU DENGAN BUDE DAN IMEL. Kemudian ia memasukkanya kembali kedalam sakunya. Perlahan ia menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskanya melalui mulutnya. Terlihat asap mengepul disaat ia menghembuskan nafas. "Huh, tepat pukul 16.15. Sepertinya hari ini hujan tak akan berhenti." Dengan tangan membeku memegangi payung yang ia gunakan, ia bangkit dan berjalan menelusuri jalan bebatuan. Entah apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Sepertinya Cinta akan melakukan semua yang tertulis di dalam daftar tersebut. Entah daftar apa yang ia buat, aku tak tau. Namun, Cinta tampak seperti tidak mau menyia-nyiakan waktu. Langkahnya yang tergesa-gesa menandakan bahwa ia tidak mau terlambat sedikitpun.
"Imel, kalau kamu berani lagi berbicara kasar kepada cinta, uang saku kamu ibuk potong selama 1 bulan."
"Ihhhh, ibuk selalu saja membelanya. Imel capek buk, ibuk selalu memperlakukanya seolah-olah dia anak ibuk."
"Memang benar masalah buatmu, ahhhhh hari ini benar-benar dingin. Apa tidak apa-apa membiarkan Cinta pergi sendirian diwaktu hujan-hujan begini. Semoga tidak terjadi apa-apa denganya. Dia tampak kurang sehat dan sering melamun sendiri akhir-akhir ini. Heh,kok malah diem saja cepat masuk, mukamu yang cemberut itu mengganggu pemandangan tau, nanti pelanggan jadi males lagi datang ke cafe ini. Cepat masuk!"
"ahhhh ibuk, benar-benar keterlaluan."

KAMU SEDANG MEMBACA
My last Chance
Misterio / Suspensokau tidak akan tau bagaimana rasannya kehilangan sebelum kau mengalaminya. kau akan melakukan apapun untuk mengembalikan sesuatu yang hilang itu. bahkan dengan mengorbankan dirimu sendiri.