Kepompong mencinta dengan deru tenang lembah malam
Kala banal kala lempar semrawut pikir
Kok tak coba tengok gairah macan ketemu kijang
Karpet mistis subjek gelendotan kumbangKenikmatan menanggung umpama sanak kecil gembil
Kaki kecil telanjang menghampiri lari-lari
Kerdil katai takkan senikmat seruputan kopi pada sela ocehan
Kaki tertusuk duri di hutan hujan jadi kecebong gurumbulKepialu habis tawa-tawa dan kayu-kayu meranggas dilalap api
Kepingan cacahan spekulatif masa dulu
Kontemplatif yang basi jemu datang layaknya kepinjal
Kawan, kau ingat malam di Gunung Salak itu?Kapan tingkah kera dan obrolan keran bocor membumi lagi?
○ K e r u m u n ○
Bilangan Fu yang baru juga berapa halaman. Besok mungkin kawanku reunian kecil. Semoga mereka tak ada pamer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Palamarta Aksara
PoetryKumpulan puisi yang ditulis dalam bayangan utopis tak terdefinisi Copyright © 2016 by nauraini Cover by @mongseptember