Shame

492 33 1
                                    



Issy's P.O.V





Aku berhenti di salah satu Mall ternama di LA, hari ini aku telah mendapatkan banyak uang jadi aku ingin menggunakan uang ini untuk pergi berbelanja membeli semua kebutuhan ku.

Seharian ini aku hanya memutari semua toko yang berjejer, melihat-lihat apakah ada lagi yang aku ingin beli setelah membawa hingga lebih dari 10 kantung belanja.

Setelah ku rasa cukup, aku pun kembali ke apartementku dengan wajah bahagia karena puas berbelanja. Berbelanja adalah surganya wanita, aku benar bukan?





*****


"Kemana saja kau seharian?"

"Aku hanya berbelanja -sebentar." Ya, pria yang sedang denganku ini adalah kakakku. Ia begitu protektif kepadaku setelah mengetahui aku bekerja kepada Jokes.

"Ayo bawa barangku masuk." ucapku

"Wait. What?" tanya Jose, seketika matanya membulat saat melihat 2 office boy masuk membawa barang belanjaanku yang banyak dan menaruhnya di sofa.

"Thanks." Aku terseyum sambil memberikan sedikit tip kepada mereka.

"Are you kidding me? barang apa saja yang kau beli Sy?" Jose mematung seperti melihat hantu berkeliaran di depan matanya.

"Tidak banyak hanya beberapa pasang sepatu, beberapa baju, keperluanku, keperluan pekerjaanku dan..."

Jose membuka salah satu kantung belanjaku dan melihat Iphone 6+ yang baru aku beli.

"Kau membeli ponsel baru? Astaga Issy kau sudah memiliki 3 ponsel seperti ini! apa kurang?"

"Iyap, 1 handphoneku untuk bisnis, 1 lagi untuk teman-temanku, 1 lagi untuk menipu, dan yang satu ini untukku pribadi." Balasku santai dengan wajah datar.

"Dari mana kau mendapat uang sebanyak ini?"

"Aku bekerja di hari minggu."

"A-"

"Sudalah Jose berhenti memberiku pertanyaan, apa sekarang kau sudah mengubah profesi mu menjadi wartawan sehingga kau memberiku banyak pertanyaan? Setidaknya biarkan aku waktu sebentar tidur sebentar aku sangat lelah." Aku memotong pembicaraannya karena aku benar benar lelah menghadapi Jose dengan mode wartawan seperti ini.

"Baiklah tuan putri." Jose terkekeh kecil. Aku segera masuk ke kamarku dan merebahkan tubuhku ke kasur, aku menatap langit-langit kamarku hingga semuanya menjadi gelap.


*****

Author's P.O.V

Malam pun tiba, Issy yang tersadar dari tidurnya segera bangun dan langsung menyegarkan tubuhnya. Ia melirik jam dinding yang berada di dekat pintu kamarnya yang sudah menunjukan pukul 7 malam.

Ia mengenakan celana hotpantsnya kemudian menggunakan jaket yang cukup tebal namun tetap memperlihatkan keelokan tubuhnya yang indah. Ia menyambar kunci mobil kesayangannya itu dan bersiap akan pergi ke salah satu club malam.

"Josee!! Josee!! Aku akan ke club, apa kau akan ikut?" teriak Issy memanggil kakaknya itu yang sedang baik hati menawarkan tumpangan kepadanya, namun hasilnya nihil.

"Sepertinya ia telah pergi duluan, dasar pria mesum." gumam Issy dengan nada mengejek.



*****



Sesampainya di club favoritnya Issy segera pergi ke minibar dan memesan segelas wine kesukaannya. Namun matanya kini sibuk mencari keberadaan kakaknya itu memperhatikan setiap orang yang berada di dalam club malam ini.

Issy's P.O.V

"Hai nona, nampaknya kau sedang mencari seseorang." Nick menyadarkanku dari lamunanku.

"Oh aku sedang mencari kakakku Nick, apa kau melihatnya?" Nick hanya mengangkat dagunya memberi tahu keberadaan kakakku itu yang tengah bercumbu dengan jalang murahan di club ini.

"Arghh itu sangat menjijjkan." keluhku sambil menunjukan wajah kesal dan jijik disaat yang bersamaan.

Pemandangan ini selalu aku lihat saat Jose berada di club malam benar-benar menjijikan, Nick hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

Aku meneguk habis wine yang ku pesan, sensasi segar tapi menyakitkan ada di tergorkanku sekarang namun ini sangat lezat. Mataku melihat-lihat keadaan sekitar Play Gentleman's Club ini. Hingga seorang pria bertubuh atletis dan bertattoo menumpahkan minuman ke bajuku ini, sepertinya ia setengah mabuk sehingga pengelihatannya kabur dan tidak melihatku yang berada di depannya.

"HEY! APA YANG KAU LAKUKAN?!" bentakku marah padanya tapi ia hanya menatapku dingin.

"Apa kau tuli? Lihat bajuku yang mahal ini telah rusak karena minuman bekasmu itu!" Ia hanya menatapku dengan matanya yang tak lepas dari mataku.

"Siapa suruh kau diam disana." ujarnya dingin membuatku semakin geram kepadanya.

"Apa kau juga buta sehingga kau tidak melihatku disini?"

"Hey jaga ucapanmu itu jalang!" Ia menggenggam lenganku, dengan mata kami yang masih saling bertemu saat ini. Aku melihat matanya yang berwana hazel itu menatapku dengan sangat dalam. Aku mencoba untuk melepaskan genggaman tangannya itu dari lenganku.

"Don't you dare to touch me again dude!" Aku menepis tangannya dengan keras dari lenganku membuatnya sedikit terguncang.

"Hey beraninya kau! Siapa kau huh berani-beraninya melawanku?! Aku pemilik club ini dan kau mengacau di clubku sendiri?!" Aku tersentak dan melirik keadaan sekitarku, mereka semua yang berada di club ini hanya melongo menatap perdebatan kami.

"Apa yang terjadi Sy?" kini Jose angkat bicara sambil menghampiriku yang tengah dipermalukan oleh pria bertattoo ini. Aku hanya bisa menatap geram pria ini, ia melemparkan senyum kemenangannya padaku.

"Ayo kita pulang, maafkan adikku Justin ia hanya terbawa emosi." Jose  mebuatku kaget dan bertanya-tanya, apakah Jose mengenal pria ini? Jose kemudian menarik paksa tanganku keluar dari club malam ini.

"Apa kau mengenalnya?!" bentakku pada Jose.

"Iya aku mengenalnya, aku baru berkenalan dengannya sebelum kau.... membuat kerusuhan?" jawab Jose ragu

"Kau menyalahkanku atas semua ini?! Dia yang memulainya lebih dulu saat ia menumpahkan minumnya di bajuku ini!"

"Aku tidak bermaksud s-"

"Cukup!!" potongku dan langsung Jose sendirian.

"Mau kemana kau Issy?" teriak Jose namun aku mengabaikannya dan langsung menacapkan gasku untuk segera pergi dari club yang telah mempermalukanku ini.

Aku mengemudi tanpa arah dan tak henti memikirkan kejadian di club itu "Lihat saja kau belum tahu siapa aku." gumamku dalam hati.







Bad Boy For The Lucky GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang