Too Much Problem

243 21 3
                                    

Vote vote vote okay?

*****

Sudah sekitar 2 bulan Issy berusaha melupakan kejadian yang sangat memilukan ketika orang tuanya kembali.

Justin selaku kekasihnya selalu ada untuk menghiburnya dan menjadi tempat satu-satunya Issy melampiaskan kesedihannya.

Setiap ia melihat anak kecil bersama dengan keluarganya, ia tak dapat membendung lagi tangisannya. Tangisan yang selalu ia simpan selama bertahun-tahun ini.

Tapi satu hal yang ia selalu ingat, Justin akan selalu ada untuknya. Prianya itu akan selalu berada disisinya.

Kejadian itu membuat hubungan Issy dan Justin semakin erat. Issy telah menceritakan masa lalunya yang kelam kepada Justin namun hanya sebatas masalah keluarga. Issy belum siap menceritakan semua tentang dirinya terhadap Justin, begitupun dengan Justin. Ia hanya menceritakan bahwa ayahnya selingkuh, kemudian ia pergi dan mendirikan beberapa club malam dan restoran sebagai sumber penghasilan.

Selama menjalin hubungan, Justin selalu perhatian kepada Issy, mereka terlihat seperti pasangan yang sangat serasi. Bahkan Justin tak sungkan-sungkan untuk menunjukan kemesraannya di hadapan orang banyak seperti di kampus dan tempat lainnya, bahkan seluruh isi kampus sudah mengetahui bahwa mereka adalah sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara.

Tapi dibalik itu semua, ada yang Issy lupakan. Ia melupakan apa yang seharusnya ia lakukan sejak 2 bulan lalu. 'Waktu berjalan Syy', yap ia melupakan misinya.

Ia tidak tau dengan hal yang terjadi ini akan membuatnya terjebak dalam masalah yang sangat besar. Mata-mata jahat selalu mengawasinya, tidak hanya sepasang mata tetapi lebih dari itu.

*****

"Untuk apa pagi-pagi kemari?"

"Tentu saja melihat malaikatku, jika aku kemari untuk melihatmu itu tak lucu." Ujar Justin disusul kekehannya.

Jose memutar bola matanya, "Masuklah," ia mengajak Justin untuk masuk lalu menutup pintunya.

"Kau tau benar tuan putrimu itu pasti belum bangun pagi-pagi seperti ini," Jose duduk disofa miliknya lalu memerhatikan kekasih adiknya ini sedang melepas mantelnya karena cuaca LA yang sedikit mendung.

Jose memang sudah mengetahui hubungan antara Justin dan adiknya. Ia mengetahuinya saat Justin tak sengaja tertidur di kamar Issy saat Issy sedang kuliah. Saat itu Jose mencari Issy untuk membantunya memasak makan malam tetapi saat itu Jose tak tau jika Issy belum pulang dari kuliahnya, alhasil yang ia temukan di kamar Issy bukan adiknya tetapi Justin--kekasih adiknya.

Mendengar ucapan Jose tadi Justin tersenyum tipis, "aku adalah pangerannya yang akan membangunkannya dari tidur."

"Kau berlebihan," mereka berdua tertawa namum tak begitu keras, Justin ikut duduk disofa sambil memijat keningnya perlahan lalu menghela nafasnya.

"Aku dengar kau akan pergi ke Toronto hari ini,"

Justin menghela nafasnya kembali, ia memang akan berangkat ke Toronto hari ini. "Ya, seminggu. Pagi ini aku akan berangkat, oleh karena itu aku membawa baju ganti," Justin mengangkat paperbag yang ia bawa.

Jose ikut menghela nafasnya, "Seminggu. Pantas saja kemarin Issy sangat kacau,"

"Benarkah?" Setelah pernyataan Jose itu, Justin semakin merasa bersalah meninggalkan Issy disini.

Jose dapat melihat kekhawatiran dari mata Justin "Tak parah, ia memang begitu Justin. Kau tak perlu khawatir."

Justin mengangguk sebagai jawaban. "Aku akan ke kamarnya," Josepun mengangguk lalu ikut pergi menuju kamarnya.

Bad Boy For The Lucky GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang