Hari pertama sekolah setelah liburan semester adalah hal yang sangat mengesalkan, atau mungkin menggembirakan, biar aku jelaskan dimana letak dua hal itu. Mengesalkan adalah saat aku mendengar ocehan guru tentang kelakuanku di semester kemarin, lalu memintaku untuk merubah itu semua dan itu sangat membuatku risih, sangat menyebalkan. Lalu bagian menggembirakan ya tentu saja, sebagai seorang pelajar kalian pasti tau kenapa kalian sangat suka berangkat sekolah, dan aku yakin pasti tujuan kalian kalau nggak biar dapet uang jajan, ngecengin gebetan, ya bertemu teman - teman.
Seperti dugaanku, teman - teman ku juga berfikir yang sama sepertiku, saat melihatku datang masuk ke kelas mereka langsung menyambut dengan meriah, menceritakan hal - hal yang menurutku tidak perlu sampai hal yang sedikit membosankan, seperti saat liburan mereka mendekati beberapa wanita yang ditemuinya, aneh, mereka bangga dengan hal sebodoh itu. Jujur saja, bukannya aku tidak suka dengan "wanita" atau bahkan membenci kaum hawa itu, tapi mereka itu cerewet dan membosankan, apalagi sifat mereka yang sukar dimengerti. Maka, jangan heran kalau aku enggan menjalin hubungan dengan mereka.
Bel mengenaskan itu pun akhirnya berbunyi, tapi tak satupun dari mereka, ehem, maksudnya teman - teman ku menutup mulutnya yang rada - rada bau itu-sepertinya mereka lupa sikat gigi-sampai guru yang aku rada - rada malas untuk melihatnya datang, Bu Rini, guru BK yang juga mengajar pelajaran geografi. Neraka.
Bu Rini yang biasanya menampakkan wajah muram senantiasa itu, entah kenapa pagi ini tampak sumringah, lalu tanpa dikomando munculah seorang wanita dengan wajah muram yang tidak dibuat - buat, sepertinya wajah muram Bu Rini beralih tempat kepada cewek dengan 2 lesung pipi itu. Mengenaskan.
"Pagi anak - anak" sapa Bu Rini, lalu tanpa minta jawaban Bu Rini sudah melanjutkan ucapannya, "Kalian dapat teman baru kali ini, yang pasti ibu harap teman baru yang masuk ke kelas kalian dapat merubah kalian, semoga saja". Mungkin Bu Rini ingin kita semua melewati pagi itu dengan senyuman, maka dari itu semua teman - teman ku tertawa (yang lebih disebut tertawa yang dibuat - buat) dan itu menyebabkan wajah Bu Rini kembali muram.
"Nama saya Dara Praharja, salam kenal"
Demi apapun itu, ketika wanita bernama Dara Praharja ini tersenyum, dia begitu sangat cantik, anggun, atau bagaimanalah sesuka kalian menyebutnya.
EH? CANTIK? Gila, sepertinya sekarang aku mulai terhasut dengan cerita - cerita teman mesumku tadi.
"Yuda, kamu pindah ke tempat Tomi, Dara kamu duduk di sebelah Rifqi" EH? Apa - apaan ini? Kenapa harus aku? Ah sial! Aku tidak suka berubungan dengan berbagai macam wanita, walau harus kuakui, wanita yang satu ini sangat cantik, sangat.
"Kenapa bu?" EHH? "Bukannya lebih baik saya duduk bersama orang yang terlihat ramah, agar saya cepat punya teman" Sialan, memang dia fikir siapa yang berwajah tidak bersahabat!
"Ibu tau lebih baik dari pada kamu" Ucap Bu Rini dengan tegas dan senyum nya yang tulus,
"Saya mengerti" Jawab Dira lalu menuju ke arah ku dengan senyum yang sepertinya agak terpaksa, tidak seperti senyumnya yang tadi, dan hari - hariku yang menyebalkan ini akhirnya datang.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hai.
Ini cerita pertamaku yang aku publish, sebenarnya aku sangat takut untuk mempublish cerita ini, karena jujur saja, aku masih merasa bodoh dalam hal tulis - menulis cerita. Teman - temanku memberi dukungan (yang mungkin bisa juga disebut paksaan) untuk memposting salah - satu ceritaku, dan hadirlah Kartu Pelangi
Aku harap, ada banyak kritikan dalam karyaku ini, karena semakin banyak saran dan kritik maka karya ku akan menjadi lebih baik lagi dan kalian akan lebih suka membacanya
Terimakasih, mohon diterima karyaku dengan segala kekurangannya, hehe.
salam kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kartu Pelangi
Teen FictionDara Praharja, remaja yang harus berpindah - pindah sekolah karena ayahnya yang harus berpindah tempat tugas. Andrian Rifqi, remaja yang tidak menyukai wanita dan sifat yang mereka miliki, bukan membenci wanita, dia hanya enggan untuk berhubungan de...