Bosan sekali mendengar Fikal dan Dara bercengkrama. Asal kalian tau, aku adalah pria normal, mana mungkin aku pasrah menjadi kacang atas percakapan mendominasi seperti tadi!
Langsung saja aku segera kembali ke kelas setelah mencomot satu, dua gorengan dan teriakan sumbang yang menyuruhku membayar utangku. Ah kenapa ibu kantin itu tidak pernah lupa, kenapa berbeda denganku?
Awalnya langkahku sangat santai untuk berjalan ke arah kelas, namun sedikit demi sedikit menjadi cepat, atau mungkin aku sedikit berlari? aku tidak peduli. Suara - suara wanita itu membuatku begidik ngeri, mereka memanggil namaku dengan jejeritan yang terdengar sedikit konyol, dan menakutkan.
"haahh, selamaaattt" Ujarku saat sampai di depan kelas.
Kalian pasti mengira aku pengecut?Bukan! Aku bukan pengecut, aku hanya menakuti wanita - wanita seperti tadi. Bagiku, wanita itu sungguh mengerikan, mereka selalu ingin memiliki sesuatu yang bukan hak mereka, memaksa untuk mendapatkan itu dengan hal - hal yang ekstrem, menjambak dan menjegal satu sama lain, mengerikan.
Aku memasuki kelas dengan langkah gontai, ruang kelas terasa sesak, bau - bauan aneh menyebar dimana - mana, teman - temanku berkeliaran dan liar. Bukannya sudah terdengar bel masuk? Pikirku.
"Apa tidak ada pelajaran?" tanyaku, kepada siapapun di ruangan ini, "tadi sudah bel masuk kan?"
"Jam kosong" jawab Tomi
"Oh, Baguslah"
Aku lalu melangkahkan kaki menuju bangkuku, menyilakan tangan diatas meja dan membenamkan wajahku diatasnya. Pelan namun pasti, mataku menutup dan aku tertidur.
...
Entah sudah berapa lama aku tertidur, rasa kantukku memang belum hilang, tapi kesadaranku sudah pulih walau mataku enggan untuk kubuka.
"Apa dia tertidur? Lelap sekali" ujar seseorang,
"Itu... Iler?" lanjutnya,
"Pria bodoh, bagaimana mungkin gosip bahwa dia tampan beredar jika dia sebodoh ini" Oke aku mulai tidak tahan, walau kantuk ini masih menyuruhku diam, tapi naluri lelakiku memberontak, dia melukai egoku, menggangguku, siapa sih dia?
Aku membuka mata cepat. Dara. Ah wanita menyebalkan ini lagi.
Dara mengerjap, tertangkap basah membuatnya sedikit malu. Lucu. Wajahnya lucu saat ini, membuatku yang ingin memarahinya meredam kembali.
"Apa kau dengar?" aku mengangguk, "semuanya?" aku mengangguk lagi.
Seketika dia terdiam, aku juga. Aku menunggu hal berikutnya yang akan dia lakukan.
"Maaf"
Dia memalingkan wajahnya, masih malu. Helai rambutnya ia selipkan di belakang telinga, membuat wajahnya terlihat sangat cantik walau dari samping.
Aku tertegun, jantungku berdetak kencang sekarang. Dia cantik. Dara sangat cantik.
"Aku aneh" gumamku
"Apa?" katanya
Aku kehilangan fokusku, kehilangan semua kata - kataku, bahkan wajahku tak bisa sedingin tadi, ada apa denganku? Kenapa?
"Baik - baik saja?"
Dia mendekatiku, aku sedikit menjauh. Jantungku semakin berdetak kencang. Siapapun artikan situasi ini, jawablah aku kenapa?
"Menjauhlah!" ucapku cepat, Dara langsung diam saat itu juga.
"Jangan mendekatiku lagi!"
Karena aku aneh sekarang
______________________________________________________________________
Baiklah, kali ini aku merasa sedikit aneh juga, aku merasa ganjil akan sikap Rifqi yang aku gambarkan, tapi aku ingin memberitahu kalian tentang 'ketidaksukaannya' kepada wanita. Semoga saja kalian tidak menganggapnya aneh, seperti Rifqi yang menganggap dirinya aneh.
Rifqi dan Dara mungkin adalah sepasang pemeran utama, karakternya sangat berbeda, maka aku harus mempertegas karakter mereka.
Maka, saran dan kritik kalian akan mengingatkanku atas beberapa kesalahan dalam Kartu Pelangi.
Hai. Terima kasih telah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kartu Pelangi
Teen FictionDara Praharja, remaja yang harus berpindah - pindah sekolah karena ayahnya yang harus berpindah tempat tugas. Andrian Rifqi, remaja yang tidak menyukai wanita dan sifat yang mereka miliki, bukan membenci wanita, dia hanya enggan untuk berhubungan de...