"Saya rasa cukup untuk hari ini, terimakasih, selamat pagi" Ujar Bu Rini, guru Geografiku saat ini, disekolah baruku.
Ini adalah sekolah ke tiga yang aku tempati selama 5 semester sebelumnya. 3 semester terakhir di SMP dan 2 semester awal di SMA. Kata adaptasi terasa basi sekarang, aku tak butuh beradaptasi, sudah bosan atau tidak mau? terserahlah, aku tidak peduli sama sekali sekarang.
Kepindahanku bukan karena mendadak, aku sudah tau bahwa aku tidak akan menetap di suatu wilayah sekarang. Sejak pertengkaran ayah dan ibu, aku sekarang tinggal dengan ayah yang selalu dipindahkan tempat kerjanya. Sekarang pun sama, cepat atau lambat aku akan pindah, dari sini ke wilayah lainnya.
Tak lama setelah Bu Rini pergi, bel istirahat berbunyi, membuat Rifqi, pria yang sekarang menjadi teman sebangkuku, berdiri cepat.
"Kemana?" tanyaku, dia menoleh sekilas
"Kantin"
"Boleh aku ikut?"
"Jangan menghambatku" Ungkapnya, membuat aku tersenyum sedikit, tentu saja agar terlihat sopan.
Agak susah bagiku untuk mensejajarkan langkahku dengannya, langkahnya yang besar, membuatku melangkah 2 kali lipat lebih cepat darinya, ini sedikit menyebalkan.
Sesampainya di kantin, aku merasa semua orang melihatku dan Rifqi.
"Kenapa mereka melihat kita?" aku menoleh ke arahnya, apakah dia bodoh? tentu saja aku tidak tau.
"Ah, tentu saja kau tak tau" jawabnya atas pertanyaannya tadi. Jujur, aku menggerutu dalam hatiku, apakah dia benar - benar orang yang bodoh? Yatuhan!
Belum sempat aku mengatasi keterkejutanku atas Rifqi-yang sepertinya benar - benar bodoh-muncullah satu orang baru yang lebih mengejutkan.
"Woow, Rifqi?!! kamu ke kantin sama cewek?!! dunia akan kiamatt!!" terjangnya atas semua omong kosongnya pada Rifqi, atau mungkin juga aku?
"Apakah dia pacarmu?" tanyanya
"Hentikan mulut borosmu Kal, dia siswa baru dikelasku" Aku mengulurkan tanganku, untuk berjabat dengannya,
"Namaku, Dara Praharja"
"Fikal"
"Pindahan dari?"
"Surabaya"
"Wow, pindahan dari Jawa Timur? bukankah itu keren? Apa kau bisa berbahasa jawa Ra? Apakah seru berbahasa jawa? logatnya lucu sekali, aku ingin berbahasa jawa seperti kalian dan bla bla bla bla bla"
Sementara aku harus mendengarkannya berbicara (asal kalian tau, dia mendominasi pembicaraan dan selalu menanyakan hal - hal yang tidak penting) Rifqi pergi begitu saja meninggalkanku, kejam sekali dia.
Aku harus sabar, semoga aku masih kuat mendengarkan Fikal, demi kesopanan.
Lama - lama perbincangan ini sangat menyebalkan.
-------------------------------------------------------------------------------
Aku harus memastikan berulang kali untuk meneruskan part - part Kartu Pelangi, mencoba menjadi Rifqi dan Dara tidaklah mudah, aku harus paham apa yang Rifqi dan Dara inginkan, dan bagaimana cara menyampaikannya pada kalian.
Semoga part ini akan memperbanyak pembaca. Mungkin aku masih pesimis atas Kartu Pelangi, tapi aku ingin tau, sampai batas mana aku bisa membuat suatu karya.
Saran dan kritik kalian masih aku butuhkan, selalu.
Hai. Terimakasih sudah membaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kartu Pelangi
Teen FictionDara Praharja, remaja yang harus berpindah - pindah sekolah karena ayahnya yang harus berpindah tempat tugas. Andrian Rifqi, remaja yang tidak menyukai wanita dan sifat yang mereka miliki, bukan membenci wanita, dia hanya enggan untuk berhubungan de...