***
/Ferrel Pov/
Masa SMA ku yang sangat indah telah usai, kini aku adalah seorang mahasiswi psikologi di Universitas Bandung. Aku membayangkan apakah menjadi anak kuliahan itu seasik yang acara-acara TV perlihatkan? Hoaa....Aku ngga sabar buat merasakan menjadi seorang Mahasiswi apalagi di jurusan yang sesuai dengan passionku karena waktu SMA aku salah jurusan jadi aku tidak ingin salah jurusan lagi karena ini untuk masa depanku juga. Kata orang kalau kita menjalani sesuatu yang sesuai dengan kita pasti kita bisa menjalaninya dengan asyik sesusah apapun itu!
Tapi ada 1 hal yang membuat aku sedih yaitu jauh dari Megan,Freya dan Firli, kita diterima di universitas di daerah berbeda...Megan di Jogja,Freya di Jakarta, Firli di Solo. Walaupun begitu, kami sudah saling berjanji satu sama lain untuk selalu menyempatkan waktu jikalau liburan semester untuk saling bertemu satu sama lain, aku merasa sangat kehilangan mereka karena mereka jauh dari Bandung dan hanya aku yang menetap di kota tercintaku ini. Disini lah aku merasa gadget itu sangat penting, untuk memperkuat tali silahturahmi seseorang, jika dulu kita harus mengirim surat atau menelfon via telfon rumah sekarang kita bisa ngobrol bersama di group chat sebuah social media, entah itu Chat atau Telfon serta VideoCall itu benefit dari sebuah gadget tapi kadang gadget juga membuat kita jauh dari seseorang yang ada didekat kita, kenapa? Karena kita terlalu asik dengan dunia kita di Social Media seperti contohnya kalau kita bertemu dengan teman-teman kita, pasti ada saja yang memegang HP padahal saat-saat itu lah Quality Time kita bersama mereka tapi ada saja yang sibuk sendiri entah memberi kabar untuk pacarnya, membuka social media atau lainnya.
##
Dan hari ini adalah hari pertama ku masuk kuliah, Yay! Apakah teman-teman disana akan seasik teman-teman SMA? Aku dengar dunia perkuliahan itu lebih individualis. Bang Arel mengantarku ke kampus karena aku memakai pakaian yang cukup tidak normal dan masuk jam 5 pagi, ya maklum sedang ospek. Bayangkan saja kalau aku naik umum memakai pakaian tidak normal seperti ini, mau ditaruh dimana muka ku hahahaha. Gini-gini aku orang yang mempunyai gengsi yang sangat tinggi walau terkadang bisa dibilang aku konyol.
"Dek,nanti selesai jam berapa? telfon abang aja kalo udah selesai."
"Wah belum tau sih bang pastinya selesai jam berapa, Siap nanti gue kabarin lagi bang."
"Bang, Ospek kuliah itu kayak ospek SMA nggak?" Tanya Erel pada Bang Arel
"Lebih parah dek. Siap-siap aja lo nanti dek! hahaha tapi asik kok,kalo lo ngga ikut ospek mah nyesel deh nanti ngga bisa kenal sama banyak orang."
"Wah demi apa bang? Mati aja gue, iya sih bener juga bang ya siapa juga yang ngga mau ikut ospek yeee." Erel memunculkan raut muka songongnya
"Kan abang cuma ngasih tau kali dek, ngeselin lo." Sambil mencubit tangan adiknya itu.
Akhirnya sampai didepan kampus dan Erel turun dari mobil bang Arel.
"Makasih ya bang, hati-hati dijalan bang sieun aya jurig hih."
Disitu kondisinya masih sekitar jam 4 pagi dan hari masih gelap gulita.
"Anjir lo hahaha entar da jurig na pan sieun sama abang haha yaudah duluan ya dek."
Di kampus pun masih belum ramai, aku akhirnya mengeluarkan handphone ku dan aku memberi kabar ke tiga sahabatku di group kami.
"Hari pertama gue ospek nih,gurls! Doain ngga parah-parah banget ya, takut gue."
Dan belum sama sekali ada yang read, ya jelas itu masih jam 4 pagi pasti mereka belum bangun. Karena diantara kita berempat yang ospek duluan itu aku. Akhirnya aku memasukan handphone ku lagi ke dalam tas.
##
Aku pun menuju ke dekat pos satpam, disana ada beberapa calon-calon mahasiswa baru seperti aku. Kondisinya disitu sangat sunyi dan senyap dengan di iringi suara jangkrik...krik....krik tidak ada yang memulai percakapan, akhirnya aku mencoba untuk membangun suasana tersebut. Aku mengajak mereka kenalan, hitung-hitung lumayan untuk mendapat teman baru.
"Hmmm....nama lo siapa? kalau lo? terus lo? jurusan apa? asal kalian dari mana?Bandung juga?" Tanya Erel pada mereka sambil menunjuk ke mereka satu-satu. Maklum Erel memang bisa dibilang gadis yang bawel jadi maklumi saja.
"Nama aku Vanya, kalau aku sih jurusan Kesejahteraan sosial, Aku mah bukan orang Bandung tapi orang Jogja."
"Gue Eto, jurusan tehnik industri, Gue orang Malang."
"Gue Zayn, jurusan bandung-bogor hahahaha. Orang mana ye gue? Amerika aja biar hitz." sahut mereka satu persatu memperkenalkan dirinya.
"Nama bagus-bagus Zayn udah kayak ex member one direction tapi jadi kenek bis hahahaha. Kepengen jadi anak Hitz ya mz?hahaha" canda Erel kepada Zayn
"Hahaha anjir enak aja lo! Wah jangan sama-samain gue sama dia dong,dia yang ngikutin nama gue tuh hahahaha. Gue jurusan psikologi nih. Dari jakarta gue."
Vanya,Eto dan Erel pun tertawa melihat ekspresi wajah Zayn yang sangat lucu.
"Demi apa lo psikologi? Gue juga hahaha dapet juga temen sejurusan. Oh iya, nama gue Erel calon anak psikologi nih,salam kenal semuanya!."
"Wah jangan-jangan kita tuh jodoh rel hahaha." Zayn pun melawak lagi dan mereka akhirnya berempat jadi berbincang-bincang.
##
Saking asiknya mengobrol,ternyata waktu berjalan dengan cepat, sudah pukul 5 kurang 8 menit dan sudah banyak yang datang, akhirnya aku dan Zayn berpisah dengan Eto dan Vanya. Sayang sekali kita tidak satu jurusan dengan mereka. Aku dan Zayn pun langsung mencari barisan untuk anak psikologi, disitu sudah ada kakak-kakak semacam BEM atau panitia ospek gitu. Aku dan Zayn secepat mungkin lari ke dalam barisan tetapi ada satu kakak panitia ospek yang melihat kita dengan pandangan sinis.
"Yang pakai tas Pink dan Hitam Biru. Sini ke depan!"
Aku langsung berbisik kepada Zayn "Mampus kita Zayn."
"Liat jam berapa sekarang?!" Bentak kakak itu kepada Erel dan Zayn.
"Masih jam 5 kurang 4 menitan kok kak." Balas Erel ke Kakak tersebut setela melihat jam tangan miliknya.
"Jam 5 kurang 4 menit dari hongkong! Sekarang udah jam 5 lewat 3 menit! Liat jam saya dong, jangan liat jam kamu!" Bentaknya.
"Yah kak itu mah jam lo aja yang kecepetan kali. Ya gimana kita bisa tau jam kakak segitu, kita kan ngga ngeliat. Kurang kerjaan banget ngeliatin jam orang." Zayn langsung berbicara sewot terhadap kakak tersebut dibarengi dengan ekspresi wajahnya yang terlihat menyebalkan.
Aku kaget melihat Zayn seperti itu, dia sama sekali tidak takut dengan kakak panitia ospek tersebut dan dia malah berbicara sewot. Aku yakin Zayn akan menjadi sasaran utama kakak-kakak tersebut.
Aku pun sesegera mungkin langsung menyenggolkan tanganku ke tangan Zayn yang mengartikan "Udah Zayn diem aja diem."
"LO YA, MASIH MAHASISWA BARU UDAH SONGONG AJA SAMA KAKAK TINGKAT." Kakak tersebut langsung mengeraskan lagi suaranya.
Semua pandangan menuju ke Aku,Zayn dan Kakak tersebut. "Aduh malu banget aku, hari pertama ospek tapi jadi pusat perhatian gini." Bicaraku dalam hati.
"Loh kak bukan songong kak tapi saya bicara gitu sesuai fakta dan realita, bukan songong....untuk apa juga saya songong?" memasangkan eskpresi wajah seriusnya.
Tapi benar juga sebenarnya apa yang dikatakan Zayn, itu memang fakta bukan songong. Ternyata seorang Zayn yang hari ini baru saja 1 jam aku kenal, yang menurutku dia adalah seseorang yang humoris,suka bercanda,meledek,dan tidak serius bisa seperti ini juga. Ah semoga tidak terjadi apa-apa dengan Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
199X
Teen FictionFerelya yang ingin kembali merasakan semua di tahun 199X karena menurutnya di tahun 199X ke bawah itu adalah hal-hal yang sangat menyenangkan dan penuh dengan cerita dan yang pasti tanpa gadget dan barang-barang elektronik modern lainnya. Dia juga i...