(3) Ospek

63 5 0
                                    

***

/Ferel pov/

Aku sangat yakin sekali Zayn akan menjadi tataran kakak tingkat saat Ospek karena kelakuan dia yang seperti itu, sebenarnya tidak ada yang salah dengan kelakuan Zayn tapi Kakak-kakak panitia ospek tersebut pasti slalu saja mencari kesalahan dari mahasiswa-mahasiswi baru.

Aku tidak tahu nama kakak yang membentak-bentak Zayn itu namanya siapa, tapi entah kenapa sejak pertama kali aku melihatnya, aku jadi lebih semangat untuk Ospek karena aku akan bertemu dia terus. Aku suka gaya rambut dia, aku suka senyuman dia, aku suka saat dia marah karena kelihatan tegas, aku suka suara dia, aku suka semua tentang kakak itu. Walaupun dia membentak Zayn, tapi prasaan kagumku terhadap kakak itu tidak bisa ku bohongi. Kapan ya aku bisa dekat dengannya? Ah ngayal aja aku ini, tau namanya aja ngga...gimana bisa deket. Jadi ingat kata bunda,kata bunda wanita ngga boleh ngejar laki-laki, udah kodratnya laki-laki ngejar wanita tinggal cari cara aja supaya laki-laki tersebut tertarik dengan kita lalu mengejar kita, betul ngga?

##

Hari kedua Ospek pun berlanjut, bang Arel seperti biasa dia mengantar aku karena Ospek ku ini dimulai dari pagi buta. Semoga saja Zayn tidak menjadi bahan tataran kakak-kakak tingkat hari ini dan hari ini aku bisa melihat kakak itu lagi, yuhuuu! Cukup dengan melihat wajahnya yang sejuk dipandang dari jauh saja sudah menenangkan hatiku.

"Pagi semua, hari ini ada yang telat ngga? Yang kemaren udah pada dateng?"

Reflek aku langsung menjawab dengan suara yang keras sambil mengangkat tanganku yang berarti aku sudah datang " Udah kak, dari jam 4 malah kak."

"Cukup bilang udah aja, ngga usah pake keterangannya. Saya ngga nanya sama sekali." Wajah kakak itu jutek sekali, menyeramkan tapi tetap menawan kok.

Serentak satu barisan jurusan psikologi pada menertawakanku karena jawaban kakak tersebut yang menusuk, Zayn pun ikut mentertawakanku. Jahat memang huh.

"Sudah diam semua, kenapa kalian malah pada ketawa? Ada yang lucu? Diam!" Serentak semua langsung pada diam, melihat pandangan mata tajam kakak tersebut dan suaranya yang sangat keras.

"Zel, sini dulu coba. Ada yang kurang nih." Tiba-tiba temannya memanggil kakak tersebut, sepertinya harus ada yang dia urus dulu. Hmmm 'Zel' ?

"Iya bentar-bentar Dhan." "Bentar ya saya tinggal dulu, jangan kemana-mana." Kakak tersebut langsung menghampiri temannya, sepertinya dia orang yang baik dan dia galak seperti ini hanya tuntutan dari acara ospek saja. Aku yakin 100%.

Saat kakak itu pergi, aku pun mendengar berbagai percakapan disekelilingku dan aku mendengar percakapan para cewek-cewek yang bisa dibilang cewek 2016 banget, mereka membicarakan kakak tersebut. 

"Eh eh kakak yang tadi namanya siapa ya? Anjir ganteng banget tau walaupun galak gitu tapi boleh lah!" Kata salah satu cewek tersebut, yang aku pun belum tau namanya siapa. Karena kami belum ada sesi perkenalan keseluruhan, aku hanya baru berkenalan dengan beberapa saja.

"Iya dia ganteng tau la, kayaknya kalo lo gerak cepet bisa tuh lo sama kakak itu."

Rasanya aku ingin berkata ke mereka "Jangan!" tapi aku ini siapa? bisa-bisanya berkata seperti itu tapi kalau aku dibandingkan dengan perempuan itu, sungguh sangat jauh berbeda. Dia sangat cantik, putih, gaul, modis, dan dari sepatu dan tas bermerk yang ia pakai, terlihat jelas kalau dia adalah orang borju berbeda sekali dengan aku, hanya perempuan biasa yang sederhana, dan aku memang tidak begitu suka membeli barang-barang yang mahal dan bermerk, karena menurutku dengan harga yang standar saja aku bisa membeli barang-barang yang aku butuhkan, dan sisa uang tersebut bisa aku tabungkan, aku bukan tipe perempuan yang boros untuk beli barang-barang seperti itu dan kekinian. Kalau soal fashion, aku masih mengikuti jaman kok apalagi ada bunda ku yang sangat modis, walaupun aku tidak meminta barang-barang tersebut tapi terkadang bunda suka memberikan barang-barang yang sesuai dengan jamannya mungkin karena aku anak perempuan satu-satunya, dan bundaku memang sangat menyukai barang-barang yang menurutnya lucu, dari aku kecil sampai sekarang pun bunda slalu begitu karena barang-barang anak perempuan lebih banyak yang unik-unik serta lucu-lucu dibandingkan barang-barang anak laki-laki. Karena aku sedaritadi memikirkan hal itu dan membanding-bandingkan diriku dengan perempuan tersebut, mungkin raut wajahku seketika berubah dan Zayn yang sedaritadi berada di sebelahku pun menanyakan ada apa denganku.

199XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang