(4) Sang anak FEB

45 3 0
                                    

**

/Author Pov/

Saat diberitahukan Azel tentang mencari sepuluh partner kelompok dari jurusan yang berbeda. Mereka pun kebingungan karena mereka hanya kenal dengan Eto dan Vanya, mereka pun tidak punya kontak salah satu dari mereka berdua jadi susah untuk menghubungi Eto atau Vanya. Mau tidak mau Erel dan Zayn harus sok kenal dan sok dekat dengan mahasiswa jurusan lain untuk mendapatkan partner kelompoknya, memang tujuannya seperti itu agar para mahasiswa bisa mengenal teman satu kampus yang berbeda jurusan agar mendapatkan channel dari jurusan lain dan tidak hanya stuck di teman satu jurusan saja, walaupun mereka bisa saling mengenal lewat UKM nanti tapi lebih baik dari sekarang saja. Sebenarnya ajang seperti ini pun bisa dijadikan ajang modus bagi para mahasiswa untuk berkenalan dengan orang yang ingin mereka kenal. Ya ngga?

##

***

/Ferel pov/

Zayn langsung mendapatkan kenalan sepuluh orang bahkan lebih, dia langsung pamer ke aku kalau dia sudah selesai menyelesaikan misi itu, ia memperlihatkan group chatnya bersama teman sekelompoknya tersebut. Ya, jelas saja karena Zayn orang yang cepat akrab dengan orang lain dan tidak tahu malu hahahaha.

"Coba gue liat dong, siapa aja." Sahutku

Zayn langsung memperlihatkan orang-orang yang menjadi bagian kelompoknya.

"Anjir lo, kebanyakan cewek semua nih? Cantik-cantik lagi. Bisa banget modusnya lo hahaha." 

Zayn pun langsung memasangkan wajah sok gantengnya

"Ya jelas lah, gue gitu hahaha."

Aku pun sudah mendapatkan kelompok tetapi kelompokku kekurangan satu orang. Dari sekian banyaknya maba yang aku ajak kenalan, mereka sudah memiliki kelompok, telat sekali aku.

Tiba-tiba ada laki-laki tinggi, badannya sangat bagus, berkulit hitam manis serta berlesung pipit seperti melihat ke arahku dan seperti sedang jalan menghampiriku. Aku tidak mengenalnya dan aku hanya pura-pura tidak melihatnya karena aku takut kepedean ah.

"Eh lo ferelya kan? yang tadi di hukum itu ya." Tanya lelaki berlesung pipit tersebut.

"Eh iya, bener hahahaha. lo anak fakultas mana emang?Jurusan? Kenapa lo inget aja sih, sumpah malu gue kirain pada ngga merhatiin." Jawabku penuh dengan malu.

"Santai aja sih, malah jadi terkenal lo hahaha bagus kan? bytheway gue anak FEB, jurusan manajemen hahaha. lo masih kekurangan orang ngga? Gue belum dapet nih"

"WAH KEBETULAN BANGET! Gue juga lagi nyari-nyari 1 orang dan kebetulan belum ada anak FEB di kelompok gue. SANGAT KEBETULAN! lo tau gue tadi kenalan sama banyak orang tapi mereka udah punya kelompok, gue udah frustasi hahaha." Jawabku dengan ekspresi bahagia dan berbicara tanpa spasi.

"Wah kebetulan kalo gitu! Lo orangnya lucu juga, baru kenal udah curhat gitu hahahaha."

"Hahahaha biasa aja sumpah, cuma emang gue hobi curcol maklumin ya. Oh iya, nama lo siapa? Sama bagi id lo buat dimasukin ke group nih."

"Santai hahaha,nama gue Choki. Choki Adreeno, tulis aja id gue pake nama panjang gue tapi ngga pake spasi."

"Oke udah nih, salam kenal ki hahaha yauda gue kesana dulu ya, Makasih banget loh! Berkat lo sekarang gue bisa ngejalanin tugas gue lagi nih" Erel langsung menepuk pundak Choki dan memasangkan waut wajah dengan penuh rasa terima kasih. Karena dia harus menyelesaikan tugas dari Azel untuk meminta tanda tangan Kakak-kakak panitia ospek.

"Wah tugas apa lagi? Belum selesai hukuman lo?" tanya Choki.

"Minta tanda tangan 10 kakak panitia. Tadi tuh gue ngenalin diri juga itu permintaan kak Azel supaya gue sama temen gue dapet tanda tangan dia."

"Hm...Mau gue temenin?" Tanyanya kepadaku

"Ngga ah."

"Bener? Tapi gue pengen nemenin hahaha."

"Ngga nolak maksudnya hahaha. Daripada gue sendirian kayak anak ilang, temen gue juga ngga tau kemana." 

Aku pun menerima tawaran Choki untuk menemaninya karena ku pikir daripada sendirian mencari kakak-kakak tersebut pasti akan seperti anak hilang.

##

Aku pun sudah berhasil mendapatkan 7 tanda tangan, dari 7 tanda tangan tersebut ada kakak panitia ospek yang memberikan tantangan yang susah bahkan ada yang baik langsung tanda tangan tanpa harus mendapatkan tantangan terlebih dahulu.

"Ah akhirnya ki, udah dapet 7 tanda tangan juga. Makasih loh udah nemenin gue!" Aku pun tersenyum kepada Choki. 

***

/Choki Pov/

"Senyum lo manis banget sih rel. Untung gue punya nyali buat deket sama lo." Bicaraku dalam hati

"Sama-sama rel, terus 3 lagi gimana tuh?" Tanyaku pada Erel.

"Gampang itu mah besok aja kan kak Azel bilang batas waktunya sampe besok malem."

"Mau gue temenin lagi nggak?" Tanyaku lagi. Lumayan mencari kesempatan dalam kesempitan hahaha.

"Emang lo ngga bosen gitu? Takut ngerepotin lagi ki." Jawabnya

"Ngga lah malah gue seneng-seneng aja bisa keliling-keliling hahahaha."

"Wah kurang piknik lo, hahaha. Boleh-boleh kalo gitu nanti sekalian kenalan juga sama temen gue yg di hukum hahaha si Zayn."

"Anjir hahaha, oke deh siap. Kabarin aja ya!"

"Siap. Yauda kalo gitu gue balik kesana dulu ya, soalnya jam istirahat udah mau abis." Jawab Erel dengan perlahan demi perlahan pergi menjauh dariku dengan melambaikan tangannya kepadaku.

Aku jatuh hati pada Erel pada pandangan yang pertama. Dia lucu dan unik, dia beda.

199XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang