Pemikiran pemikiran somplak itu berawal dari gue duduk di bangku Sekolah dasar dan disingkat sd "memang gitu keles" Kenapa dari SD ? Karena dari sd pikiran gue itu udah kemana mana.Pada saat sd gue adalah sekumpulan anak anak cupu yang gak bisa berantem, dan gue juga anak nya penakut. Nah di sd gue lumayan keras dan anak anak nya juga ada yang sering berantem, jujur aja gue disekolah gak pernah cari masalah apapun khawatir aja gue kalau ada yang mau mukul gue, jadi gue cari aman aja, sukur kelas gue anak anak nya gak brutal kayak kakak kelas gue kelas 6 yang sering berantem, dan sering malakin uang jajan anak anak, gak sering sih tapi kadang kadang doang.
Setelah itu gue mikir mungkin pada saat Smp nanti bakalan lebih dari ini, dan gue khawatir sering dipalak, sering pukulin dan sering diapa-apain yang lain nya. Banyak yang gue khawatirin ketika gue Smp nanti, tapi yaudahlah gue jalanin aja seperti apa adanya.
Gue sangat bersyukur dengan teman teman kelas gue, anak nya somplak dan lawak semua. Tapi ada satu hal yang gak bisa kita pungkiri dikehidupan disekolah, pasti ada saja paling nggak ya... Satu orang lah jadi bahan Bully di kelas, dan gue bersyukur lagi orang itu bukanlah gue (Alhamdulillah sujud syukur).
Anak ini teman gue ya... Dia juga sekumpulan anak cupu sama gue tapi yang paling gue heran dia berani melawan walaupun dia ya.. Kadang dipukulin, bukan dipukulin sih, tapi di ajak duel gitu satu lawan satu. Mungkin dia gak terima harga dirinya si injak injak, widihhh kasi tepuk tangan dong buat dia, prok prok prok.
***
Hari ini ada orang 2 yang masuk ke kelas gue, orang tua gak tua amat sih kira kira 30 tahun. Mereka masuk ke dalam kelas kami bermaksud untuk mensosialisasikan atau mengajak kami belajar bela diri karate, dengan semangat dua orang itu menjelaskan pada kami, dan hal itu membuat kelas kami tertarik, tak banyak hanya 7 orang yang tertarik. Kami pun mengambil formulir dan mendaftar.
Gue pun pulang sekolah hari ini, gue di jemput pake mobil, iya... Mobil mainan. Gue pulang jalan kaki karena jarak dari sekolah ke rumah gue dekat, cuman 23 kilometer, deket pala lo peang. Gak deng becanda jarak dari sekolah ke rumah gue itu deket kayak jarak dari rumah ke sekolah gue (sama aja ya hehe).
Gue pun pulang jalan kaki dengan teman gue yang sering di bully ini, kita memang berteman lumayan dekat, ya lumayan. Tapi rumah dia sama sekolah deket masih lumayan jauh rumah gue 23 kilometer. Nasib na'as gue setelah dia sampai dirumah nya pun gue jalan sedirian, dipikiran gue, gue takut di culik, tapi tenang gue kan mau latihan karate, jadi gak perlu takut lagi, tapi kalo gue diculik sekarang gimana ? Gue kan belom belajar karate mana bisa gue lawan penjahat itu. (Dasar pikiran anak somplak).
Sampe dirumah gue pun langsung cerita ke Emak gue kalau gue mau ikut latihan karate. "Mii cakra ikut latihan karate di sekolah ya entar," kata gue ke Emak, "Hahhh apa ?," kata Emak gue, duh budek kali ni orang tua ya ? "Cakra ikut latihan karate ya mi," kata gue lagi. "Ah lu gayaan manggil mami, biasa makan ikan asin doang manggil mami," kata Emak gue, dan gue cuman nyengir dan garuk garuk kepala.
Gue pun diizinin buat ikut latihan karate sama Emak gue, dan gue pun senang banget dan gue langsung bongkar tas gue buat ngambil formulir dan gue isi deh.
Gue gak bisa tidur brohhh gara gara gue mau latihan karate, dipikiran gue, apa gak keren, kita bisa motong kayu, batu bata, batu es, pake tangan, "wacaaaaaa" gue gak bayangin betapa kerennya gue dihadapan anak anak bandel gue bisa gitu dan mungkin gue juga bisa ikut ikutan berantem sama anak anak yang lain.
Kagak lah gue becanda, gak mungkin gue ikut ikutan, berantem yang ada gue cuman diketawain sama anak anak.
***
Malam ini malam rabu, malam pertama... Bukan bukan, bukan malam pertama yang itu, maksud gue malam ini malam pertama gue latihan karate, gue merasa antusias sekali, dalam pemikiran gue, gue udah bisa jurus itu ini. Latihan malam ini lumayan banyak anak anak yang baru ikut ya termasuk gue, kira kira malam itu ada 97 orang, lumayan banyak lah, sampe sampe Aula sekolah gue gak penuh.
Kita mulai dari pemanasan, ya pemanasannya seperti biasa, kaya olahraga juga biar gak cidera. Selesai pemanasan kita disuruh lari 10 kali mengelilingi aula, sumpah napas gue engap engapan, belum apa apa juga.
Sampai beberapa malam kami latihan sudah banyak anak anak yang keluar, mungkin latihannya terlalu keras buat mereka, tapi tidak dengan gue, gue tetap latihan rutin sama teman teman gue. Kita setiap malam latihan dengan hal yang sama setiap hari nya, melatih pukulan dan tendangan, dan dilakukan bermacam macam pariasi pukulan dan tendangan, gue pun mikir kapan ya gue di ajarin motong kayu, batu bata pake tangan, gue pun menanyakan hal itu kepada guru latihan gue yang di panggil Sensei (artinya guru).
"Sensei kapan kita diajarin, motong kayu sama batu bata pake tangan yang kaya di flim flim," tanya gue ke sensei gue, yang pada saat itu kami istirahat latihan. Sensei gue pun berbahak tertawa dan setelah itu dia menjawab pertanyaan gue, " Itu bisa kalian lakukan kalau pukulan kalian sudah kuat dan kalian juga membutuhkan kekuatan dari dalam tubuh kalian untuk dipusatkan pada pukulan kalian, kalian akan belajar itu nanti waktu kalian akan mengenakan Ban 1 ( sabuk hitam)," gue pun mengangguk ngagguk mendengar jawaban itu.
"Nanti deh kapan kapan sensei perlihatkan ya, nanti kalau kamu lolos TC kejurda," sambungnya lagi. Gue yang mendengarnya pun sangat senang dan mungkin gue bisa ngeliat flim action secara langsung.
***
Hari yang gue tunggu tunggu pun tiba, gue lolos dan bisa ikut latihan TC, sesuai janji nya sensei gue, sensei bakalan memperagakan tenaga dalam nya, widihhh keren kagak ? Ya keren lah masa enggak, dia mulai memperlihatkan jurus main kata (ini bukanlah jurus yang mengenakan mulut atau kata kata yeee melainkan memperagakan jurus pukulan dan tendangan sesuai tingkat kata) gue lupa Jurus main kata apa yang dikenakan oleh sensei gue, yang jelas itu ilmu udah tinggi dan harus mengenakan tenaga dalam yang di pusatkan kepada pukulan dan tendangan.
Sensei pun memulainya dengan hormat ala orang jepang, menundukan badan dan kepala mengarah kedepan, dan mengucapkan "OHS" artinya kalo gak salah sih siap. Sensei pun memulai nya kira kira ada 35 sampai 40 gerakan deh, dan di akhir main kata sensei memusatkan tenaga dalam nya ke tangan nya, dan memulai konsentrasi, tak lama ada dua anak anak senior gue dari ranting lain, (ini bukanlah ranting pohon tapi ranting tempat latihan) yang membawa batu bata ditangan nya, menunggu aba aba untuk memukulkan batu bata ke tangan sensei, ketika sensei mengaba ngabakan kepada senior gue dengan menganggukan kepala, senior gue pun langung memukulkan batu bata itu ke tangan sensei gue, dan wow pantastis gilaa keren broh, tangan sensei gue patah dan dilarikan kerumah sakitt... Gak deng becanda batu bata nya patah menjadi dua, seperti hati ku yang melihat kamu jalan berdua dengan nya dan hati ku patah menjadi dua. Cieeeee curhatt.
Gila keren bro gue aja kagak nyangka kalau batu batanya bakalan patah. Kami yang melihatnya pun bersorak dan bertepuk tangan, untung tepuk tangan nya kenak, gak sebelah tangan doang... (Krik krik krik) selesai itu pun senior gue yang mukulin batu bata itu mengambil kedua patahan batu bata itu dan menyambungnya, dan memukul kan batu bata itu ke arah senior gue yang lain, batu bata nya pun jatuh dan patah, mereka pun berbangga diri (melawak ceritanya mereka).
***
Prestasi gue di karate, gue pernah juara 3 kejurda dalam kategori main kata, kalo sparing ? Gue kalah. Yaaa... Point sih seri tapi gue kalah karena wasit lebih milih dia ketimbang gue, seperti kamu yang lebih milih dia dibanding aku... Gilagi curhat lu. Yaaa... Gue kalah pemilihan wasit, wasit banyak mengangkat bendera merah, bukan biru. Memang patut sih dia menang ya... Karena gue cuman menghindar terus gue di serang habis habisan, gue demam panggung makanya gue gitu, itu baru pertama kali gue tampil di depan banyak orang. Gue sudah memperkirakan seperti ini gue cuman ngindar dan mencari kesempatan ketika dia lengah, dan memukul badannya dan point sama, yaaa tapi seperti gue jelasin tadi gue kalah karena wasit.
Gak selamanya menyerang itu menghancurkan dan gak selamanya bertahan itu dihancurkan.
Gak selamanya menyerang itu baik dan gak selamanya yang bertahan itu baik juga.
***
Vote komen kritik saran ? Hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspektasi Anak Somplak
HumorCerita ini cuman sekumpulan pikiran anak somplak yang kadang berhayal terlalu tinggi. Jangan buang buang waktu mu untuk membaca sebuah pengalaman yang tak penting ini. Cover by merelyaauli