Saat muara jiwa ku tenang.
mengapa kau pertemukan Dengan angin yang membawa gelombang.
Yang membuat ombak menjadi tangan ingin menggapai bintang
Menari bersama buih
Menjilati pasir putih
Bermimpi mencapai angkasa
Berjalan di mayapadaAngin yang kau kirim sbg teman riakku.
Terkadang berubah menjadi badai dipalung jiwa.
Membawa ku bergulung gulung dengan kecamuk amarah
Terhempas hempas dalam Taufan kecewaTapi
Saat gelora meluluh lantakkan Sukma
Badai mereda
Berganti semilir sejuk membelai raga
Menenangkan yang porak poranda.Ah....
Mengapa kau temukan aku dengan sang bayu
Yang membawa hasrat ku mendayu Dayu
Membuat langit ku berwarna biruAku tahu
Bayu dan aku tak kan bersatu
Hanya teman seiring
Kawan sejalanAndai boleh aku mau
Biar ku berteman dengan awan putih nun jauh ituYang tak mampu menyentuh
Yang hanya saling pandang dan tersenyum
Yang tak melukai dengan sapa
Yang memimpin dalam nyataAh
Mungkinkah kau rubah takdirmu
Takdir yang memisahkan samudra dan bayuPalembang, senja diakhir pekan
KAMU SEDANG MEMBACA
SASTRA HATI
PoetryTak harus terungkap lewat ucap. Goresan aksara penyampai kata. Akan asa, rasa, jiwa.