Kembali kutemukan jiwa dlm kungkungan kelam.
Direndam lelah.
Terbalur gelisah.
Dan tak bosan menulis sebuah nama dlm doa.
Walau hampa tak terbalas tak terjawab jua.
Kembali kutemukan raga yg kosong dlm semilir pedih.
Direngkuh sunyi.
Bersyair perih.
Kembali jenuh menjadi penguasa.
Menitahkan semesta diam tak bersuara.
Cawannya telah penuh dengan guman keluh.
Kemudian menguap bak asap menyusup sesak.
Saat ini dia sekarat.
Raga itu sudah penat tercegat.
Kini ia ingin berbalik arah.
Meninggalkan mimpi yg ternyata ilusi.
Tak ingin kah kau tahan dia???
Atau kau memang menginginkannya berlalu dr muramnya masa lalu??
Dia menantimu, jgn buat dia menyesal atau kau yg menyesal.
Krn saat langkah nya mundur teratur. Kau tak kan tau betapa jauh harapnya terulur.
Kau tak kan tau betapa berat dia merobek selaput reinkarnasi.
Sebelum dia kembali dlm cangkang damainya.
Rebutlah..
Atau.. . kaulah yg akan jadi patri atas mati nya sang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASTRA HATI
PoetryTak harus terungkap lewat ucap. Goresan aksara penyampai kata. Akan asa, rasa, jiwa.