setelah kemarin kegelapan demi kegelapan kulalui
Ombak ombak pasang ku arungi
Tanpa berharap sebuah peristirahatan
Aku yg terbiasa dg kesendirianInilah yang ku takut kan Saat ku tersadar
Aku yang terbiasa dg sunyi
Terlatih dg pedih
Mengikuti nasib dg kata hati
Sudah menjadi tonggak perihInilah yang ku takutkan saat ku tersadar
Teguh ku goyah
Langkah ku hilang arah
Hati ku lemah
Nafasku lelah
Dan
Sandaran ku patahJangan lemah kan aku wahai Tuhan
Jangan biasakan aku menangisJangan buat ku terpuruk wahai junjung an
Jangan hadir kan rintihBuatku seperti semula
Terpancar tegar
Saat ku legam terpanggang
Saat nasibku kau tantangTanpa rasa haru
Tanpa cemburu
Tanpa keluhDan
Inilah yang harus ku kejar saatku tersadar
Dikibarkan layar
Kuraih pilar pilarSendiri adalah takdir
Akulah sang nadirTuhan
Bersama malaikat bintang bintang
Tuntutlah nahkoda ku dengan utusan angin angin
KAMU SEDANG MEMBACA
SASTRA HATI
PuisiTak harus terungkap lewat ucap. Goresan aksara penyampai kata. Akan asa, rasa, jiwa.