Chapter 1

127 10 2
                                    

Disebuah kota kecil, ada seorang perempuan duduk dibangku kelas 2 SMP, dia bernama Al. Ya, dia adalah seorang perempuan yang menyukai pria yang memang temannya sendiri. Tapi dia tidak berani untuk mengungkapkannya, karena yang ia takutkan adalah pria itu menjauh karena mengetahui bahwa Al menyukainya. Dia hanya memendam perasaanya sendiri, dia terlalu takut untuk menerima kenyataan apabila si pria itu menjauhinya. Dia hanya berharap si pria untuk mengerti perasaannya saat ini saja. Dia memendam semuanya hanya karena ingin lebih dekat dengan si pria itu. Berharap si pria itu tiba tiba mengerti dengan perasaannya sekarang tapi mungkin itu hanya sebuah mimpi. Ya, mimpi.
.
.
.
#MOPD
"Namaku Al, aku asal dari SDN Taruna Bakti, terimakasih."
"Ya, selanjutnya silahkan kedepan"
"Nama saya Val, saya berasal dari SDN Setia Budi, wassalam."
Setelah semua telah memperkenalkan namanya, dan setelah melewati beberapa materi dan game game dari kakak senior, kamipun dipersilahkan untuk beristirahat. Setelah beristirahat, kami semua dipersilahkan memasuki ruangan MOPD kami, lalu dilanjutkan game, dan pulang.

(MOPD berakhir)

Hari pertama masuk sekolah aku awali dengan senyuman pagi dari sang mentari yang selalu menyinari bumi ini tanpa lelahnya, aku pergi ke sekolah dengan berjalan kaki saja, karena jarak dari rumah kesekolah pun tidak jauh. Aku duduk dikelas VII-H, kelas baru, dengan teman yang berbeda, dengan suasana yang berbeda pula, aku menimba ilmu disini, ditempat ini.
Pelajaran inggris berlangsung, seperti apa yang diperintahkan oleh Bapak guru, kami membuat kelompok. Kelompok ini bernama Dholpin, aku satu kelompok dengan si Val. Aku merasa malas karena aku satu kelompok dengannya, yang ada dalam pikiranku, aku akan selalu bertengkar dengannya, aku selalu beradu mulut dengannya. Ya, seperti kucing dengan anjing. Teman sekelas yang lainpun tidak lagi aneh dengan perilaku kita, sudah biasa dilihat, karena hampir setiap hari. Kita satu ekstrakulikuler, yaitu PASKIBRA. Dia itu selalu hadir ketika ekskul, dan aku kadang izin dikarenakan malas.
Hari demi hari masa masa kelas 7 ku berkurang, masa masa kelas 7 adalah masa dimana masih bocah, masih selalu jadi jajahan kakak kelas.
.
.
(SEMESTER 2)
"Gak kerasa tau kita udah semester 2 lagi." Kata Lidya.
"Haha, bentar lagi kita jadi kakak kelas, lho." Saut Selma.
"Eh, eh. Kalo kita udah jadi kakak kelas, jangan sombong, ya. Kasian, nanti pada gakmau sekolah." Nimbrung Teni.
Hari pertama masuk semester 2 diawali dengan obrolan hangat Lidya, Selma, Teni, dan juga Aku. Hari ini kita tidak belajar, karena baru masuk pertama. Di semester 2 ini, aku tidak mempunyai seseorang, atau bisa dibilang peyemangat, berbeda dengan semester 1, aku mempunyai pria, dia bernama Aldi, pria kelas 3 SMP, tapi tidak satu SMP. Aku mengenalinya melalui Social Media, yaitu via BBM. Aku kenal lama dengan Aldi, dia selalu menyemangati ku setiap hari, diselalu mengingatkan apa yang aku lupa, dia selalu mengisi hari hari indahku. Tapi, itu hanya sementara, ya sementara.

Tetep baca cerita selanjutnya, trims.

Fix YouWhere stories live. Discover now