Chapter 7

59 4 0
                                    

Tanggal 7, Bulan Januari, tahun 2016. Aku masih selalu menjalankan rutinitasku setiap hari, yaitu mencintai dalam diam. Aku masih saja tidak melupakan perasaan ini, bahkan semakin hari semakin muncul perasaanku kepadanya. Aneh, padahal aku tidak pernah merasakan seperti ini.

Cinta yang sulit ditebak, tapi mudah dirasakan. Kapan kamu akan mengerti, wahai laki-laki yang sedang aku kagumi dalam diam? Pertanyaan itu kembali aku lontarkan dalam hatiku.

***

Hari ini, aku sedang membantu ibuku untuk membereskan semua yang akan dibawa, sudah ada koper, tas gendong, tas teng-tengan, maksudku tas yang praktis dipakai karena ukurannya kecil. Semua sudah ibu masukan, dari mulai baju, kerudung, mukena, tasbih, kaos kaki, pokoknya semua peralatan sudah lengkap dimasukan karena ibu berangkat besok malam dan aku berniat untuk mengantarkan ibu sampai ke Islamic Center.

Karena sudah malam, aku beniat pergi ke kamar untuk tidur karena besok sekolah seperti biasa. Aku masih belum ingin ditinggalkan pergi oleh ibuku, bagaimana aku nanti? Masak, beres-beres rumah, nyuci, harus aku lakukan sendiri? Untuk makan, aku sedikit tidak khawatir karena ada Mamah, dia adalah Mamah Nabila. Sebernanya aku memanggilnya dengan sebutan "Uwa", karena Bapak ku dan Bapak Nabila adik kakak, dan Bapak Nabila adalah kakak dari Bapakku, jadi dia lebih tua, maka dari itu aku memanggil nya "Uwa".

Tapi aku tidak bisa memanggil dengan sebutan Uwa, merasa ada yang mengganjal saja. Aku panggil Mamah, dan Apih. Seperti orang tua keduaku saja.

Esokpun telah tiba, aku bersiap siap karena akan berangkat kesekolah, sudah beres akupun sarapan, aku tidak pernah tidak sarapan, karena ibuku selalu mengancamku apabila aku tidak sarapan aku tidak diperbolehkan sekolah, sedikit kejam namun menyadarkanku pentingnya sarapan.

Aku berangkat sekolah, seperti biasa saja jalan berdua dengan Nabila, sesampainya disekolah aku langsung memasuki kelasku, hari itu aku pelajaran SBK, pelajaran yang sangat disukai murid-murid, karena gurunya yang dikenal sangat baik, whoaaa akupun menyukainya.

Karena aku sedikit berbakat dalam bidang kesenian, aku bisa bernyanyi. Akupun pernah mengikuti lomba menyanyi waktu aku Sekolah Dasar kelas 5, aku tiba-tiba terpilih sebagai perwakilan sekolaku, aku berlatih dengan Uwaku dari ibu, karena dia adalah guru SBK paling tegas disekolahnya, akupun merasakan pernyataan itu ketika sedang berlatih.

Dia bisa dikatakan galak, tapi itu semua demi menghasilkan yang bagus, waktu itu aku sampai masuk ke Kabupaten, tapi aku tidak melanjutkannya ke Provinsi, karena aku kalah, aku mendapatkan juara Ke-11 dari 43 orang, syukur alhamdulillah, dengan berlatih suaraku terlatih dan aku bisa mendapatkan kejuaraan yang cukup bagus bagiku, karena sebelumnya aku tidak bisa bernyanyi.

Pelajaran di lanjutkan, ketika bel pergantian jam pelajaran sudah berbunyi guru yang sedang mengajar dikelaskupun keluar, lalu masuk guru lain. Guru pelajaran ke-3 dan ke-4 tidak masuk, karena dia adalah PKS Kesiswaan di Sekolahku, jadi wajar saja dia tidak masuk dengan alasan yang kuat, karena dia adalah orang sibuk.

Bel istirahatpun berbunyi, aku mengajak Teni untuk keluar, aku niatkan akan membeli jajanan ke Koprasi Siswa, jarak kelasku dan Kopsis tidak jauh, aku pergi kesana berdua dengannya. Aku bertemu dengan Val. Entah mengapa aku jadi tidak mau bertemu dengannya, padahal dia tidak mempunyai salah apa-apa, tapi entahlah aku merasa ingin membenci dirinya saja.

Tapi, aku tidak boleh begitu dengan temanku sendiri, aku tidak boleh menjadi orang pengecut, aku menyukainya bukan berarti aku harus membencinya pula, aku urungkan niatku untuk membenci dirinya.

Fix YouWhere stories live. Discover now