Chapter 5

83 5 0
                                    

Dalam malam yang sepi, aku tak lupa dengan rutinitasku. Aku masih bimbang dengan perasaan yang sedang aku alami sekarang. Aku hampir berhenti berharap, tapi teman-temanku bilang aku mesti terus memperjuangkannya. Aku mencintainya, dan itu bukan hanya sebuah ambisi. Tapi mungkin aku tidak bisa memilikimu dengan sepenuhnya, karena aku dan kamu hanya sebatas teman.

Aku hanya diam tak berbicara apapun kepadanya tentang perasaanku, yang aku takutkan dia tiba-tiba menjauhiku karena dia telah mengetahui bahwa aku mulai menyukai dirinya.

Aku ingin selalu dekat dengannya walau sebatas teman, aku kuat dengan semua sakit yang aku rasakan ketika dia menceritakan perempuan lain kepadaku, karena ini memang tugasku sekarang. Yaitu, mencintaimu dalam diam.

Pada bulan Desember, sekolahku mengadakan Study Tour ke Dufan, aku mendaftarkan diri kepada panitia study tour. Kebetulan sekolahku mengadakannya pada tanggal 13 Desember, tanggal yang paling berharga bagiku.
Karena tanggal 13 adalah tanggal dimana aku dipertemukan dengan sahabat-sabahatku, sahabat yang sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri, sahabat yang selalu ada untukku, tapi ada satu hal yang membuat kami berpisah.

Pada saat itu, kami menjadi renggang dan tidak seperti dulu lagi. Faktor itu yang membuat berpisah nya kami. Sedih, marah, kecewa, semua bercampur menjadi satu. Menjadi sebuah rasa yang tidak bisa dijelaskan tapi mau bagaimana lagi, kami tidak bisa apa-apa.

Bulan demi bulan kami lalui tanpa bersama-sama, dan akhirnya sahabat-sahabatku yang sekarang tidak sekumplit sahabatku yang dulu.

Aku sedikit semangat karena orang yang selama ini aku sukai ternyata ikut dalam program study tour ini, aku berharap kita satu bis. Kebetulan saat pengumuman jok bis adalah saat terakhir Ulangan Tengah Semester, waktu itu aku diumumkan masuk bis 4, aku satu jok dengan Nabila, dan Gharnissya. Dan ternyata, aku tidak satu bis dengan Val.

Pada malam harinya, aku mengirimkan pesan singkat ke Val untuk menanyakan bis mana yang akan aku tumpangi.

"PING!!!"
"Yo?"
"Val, jadinya aku masuk bis mana?"
"Bis 4, sama aku" apalah ini hadiah dari Tuhan yang bisa buat aku bahagia, tapi, percuma aku dan Val satu bis, karena jok aku dan Val jauh.
"Oya, masa?"
"Iyaa tadi aku liat dikertas yang ditempel dikaca ruang guru"
"Ohh okee, Val. Makasih, yaaaa."
"Okeeeeee"

Chat ku dengannya berakhir sampai itu. Besok malam aku berangkat. Pagi harinya aku sudah mempersiapkan baju dan makanan yang akan dibawa, aku kemas dan aku masukan kedalam tas gandong ku. Aku hanya membawa 2 baju saja, karena aku tidak akan berenang ketika di Atlantis.

Malam hari telah tiba, aku dan Nabila berangkat dari rumah pukul 9 malam. Aku berangkat menggunakan baju kaos panjang blang-blang juga menggunakan rompi agar tidak kedinginan dan celana levis juga kerudung berwarna pink. Ketika aku berangkat ke sekolah, tiba-tiba hujan membasahi permukaan bumi ini. Saat itu hujan sangat deras, terpaksa aku diam dulu menunggu hujan reda.

Kini hjan yang sangat deras berganti menjadi hujan yang cukup reda, akupun berangkat ke sekolah pada malam itu. Sesampainya disekolah, aku dipersilahkan masuk ke kelas IX-F, disana tempat aku dan teman satu bis ku berkumpul. Ternyata, aku satu bis dengan kakak-kakak kelas IX-H, kakak kelasku yang dulu satu ruangan saat mengikuti Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Kenaikan Kelas.

Aku masuki kelas itu, aku mencari-cari Val, ternyata dia belum datang. Ketika aku beranjak keluar, ternyata dia datang dengan Kang Arsya, dia adalah salah satu seniorku di PASKIBRA, Val mengenakan jaket karena suhu udara yang dingin selesai hujan. Aku teruskan niatku untuk beranjak keluar, setelah diluar cukup lama, aku dipersilahkan masuk ke kelas untuk menunggu beberapa bis datang beberapa jam lagi.

Ketika pukul 1 dini hari, aku baru memasuki bis, begitu juga Val. Kami semua memasuki bis dengan tertib. Suasana malam yang sepi, dengan ditemani terangnya bulan dan bintang aku memulai perjalanan ku ke kota Jakarta, selama diperjalanan aku tertidur pulas di bis itu.

Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 5, aku sudah sampai di kota Jakarta, kota yang selalu ramai oleh orang-orang, kota yang selalu dikunjungi dari manapun, dan ciri khas nya kota yang selalu macet.

Tempat pertama yang dikunjungi yaitu Masjid Istiqlal, kami semua melaksanakan sholat subuh. Sudah itu, kami kembali masuk bis, untuk melanjutkan perjalanan kami ke Atlantis, sebenarnya perjalanan ke-2 ke Monas, dikarenakan waktu. Monas pun hanya kami lewati saja, dan dilihat dari dalam bis.

Sesampainya di Atlantis, kami berenang, tapi aku tidak, karena malas membawa baju basah. Disana aku hanya ikut mandi saja, dan makan. Sesudah itu, perjalanan dilanjutkan ke Dufan, ditempat ini aku senang tanpa beban apapun, walaupun tidak aku tumpangi semua wahananya. Kami disana sampai pukul 4 sore, lalu kami pindah tempat ke Pantai Ancol.

Di Pantai ini, aku menuliskan nama Val ditangan ku, tapi aku inisialkan dengan nama Io. Aku tulis namanya dengan latar belakang Pantai Ancol. Matahari sudah tenggelam, haripun mulai gelap, kamipun kembali ke bis untuk pulang. Di perjalanan aku tertidur karena seharian sudah bersenang-senang, mungkin cape. Dan sampai sekolah pukul 1 dini hari, aku dijemput oleh Ibu dan Bapak ku, aku pulang dengan Nabila.

Saat aku sudah di rumah, akupun segera pergi ke kamar untuk berganti baju, sudah itu aku lanjutkan mimpi indahku yang tadi. Sebelum aku tertidur, aku tiba-tiba teringat Val. Entah mengapa nama itu selalu terbayang-bayang dalam pikiranku. Val, andai kamu tau aku menyukaimu, dan kamu mengerti tentang perasaanku, andai kamu tau aku sedang menginginkanmu sekarang, andai kamu tau ada seseorang yang sedang menyukaimu dalam diam, andai kamu tau akulah yang menyayangimu dalam diam, dan andai kamu tau akulah yang selalu mengagumimu dari jauh.

Aku tidak akan merasakan kegelisahan karena bimbang dengan perasaan ini. Maaf aku masih menyembunyikan perasaanku kepadamu, aku masih ingin lama bersama-sama denganmu. Ada saatnya, kamu akan mengerti semua perasaanku yang terpendam saat ini. Biarkan aku yang tersakiti karena lama-lama memendam perasaan ini, daripada kamu menjauh dariku. Aku kuat dengan semua rasa sakit yang aku punya, dan aku mampu bertahan karena sebuah alasan.


Terimakasih yang masih setia baca sampe chapter ini, maaf kalo gj. Jangan lupa vote and comment. Thx, mwahh

Fix YouWhere stories live. Discover now