Ketika hubunganku berakhir dengan Lutfi, aku masih selalu memikirkan Aldi. 5 bulan kedepan dari bulan Desember bisa aku lalui, dengan keadaan semangat tanpa penyemangat. Waktu kelas VIII tiba, aku dekat dengan teman juga musuhku itu. Aku selalu menceritakan semua masalahku kepadanya, diapun sebaliknya. Darisini kita bukan seperti kucing dan anjing lagi, melainkan seperti adik kakak yang akur. tanpa ada bertengkar atau apapun. Entah mengapa aku bisa menjadi dekat dengannya, aku sendiri yang merasakannya juga sedikit aneh dengan sikap dan perilaku ini.
Aku ingat dan sangat ingat ketika dia menyatakan perasaan kepada perempuan yang disukainya, berbeda dengan apa yang dipikirkan. Ternyata ekspetasinya perempuan itu menolak cintanya Val. Dia menceritakan perempuan itu, sedangkan aku menceritakan laki-laki yang sedang dekat denganku, yaitu Enji. Aku menceritakan semua yang terjadi pada waktu kepada Val.
Kita sama-sama kelas VIII, kita sama-sama suka sama anak SMA, kita sama-sama sakit hati sama anak SMA itu, kita sama-sama dibikin kecewa sama anak SMA itu. Lahhh, Val, kayak jodoh aja semua sama. Tapi, yang gak sama, Val bisa mendapatkan hati anak SMA itu, sedangkan aku diberi harapan palsu dan akupun berniat untuk menjauhinya.
----------------------------------------------------------------------
Awal bulan Juni, aku sedang melaksanakan Ulangan Kenaikan Kelas yang selalu disingkat UKK. Tanggal 4 Juni adalah tanggal kelahiranku, tanggal dimana aku diizinkan untuk melihat dunia. Tanggal itu tanggal yang indah bagiku, ternyata lumayan banyak orang yang memberikanku selamat, terutama, Val. Musuhhhh, ternyata kamu inget, yaaa, sama akuuu.
Aku balas semua pesan yang berisi tetang ucapanselamat, tak lupa juga dengan harapan-harapannya. Tapi sedikit sedih, karena sampai detik ini, Aldi tidak memberikanku selamat.
Entah dia lupa, atau apa, akupun tidak mengerti padahal ketika dirinya berulang tahun akulah pengucap pertamanya. Sudahlah, tidak usah diambil pusing, kamu harus moveon, Al.H-2, disekolahku akan mengadakan Graduasi kelas IX, aku diikut sertakan mengikuti Paduan Suara. Team PADUS sekolahku sedang melakukan Gladibersih. Ketika sudah selesai, semua yang mengikuti PADUS dilarang untuk pulang, karena akan merencanakan masalah baju untuk dipakai ketika tanggal 10 Juni, tepatnya Graduasi kelas IX itu. Semua sudah sepakat untuk mengenakan baju batik dan celana levis hitam dan kerudung hitam, lalu memakai sepatu Pentofle.
Akupun pulang ke rumah, sendiri saja. Karena Nabila tidak mau menungguku. Ketika sampai rumah aku memberitahukan Ibu untuk membelikan aku baju batik, ibu mengiyakan laporanku tadi.Sore tanggal 9 Juni yang indah dengan ditemani hangat nya mentari aku pergi ke suatu toko baju batik, sewaktu diperjalanan aku tidak pernah lupa dengan rutinitasku setiap hari yaitu memikirkan Aldi., padahal aku sudah lupa dengannya, tapi entah mengapa hari itu aku tiba-tiba mengingatnya kembali.
Sewaktu di Alun-Alun kota Siliwangi, aku melihat lapangan yang sedang diisi oleh team sepak bola. Aku berharap diteam itu ada sesosok Aldi. Jalan Siliwangi sudah aku lewati. Di Jalan Pramuka, hatiku seperti mempunyai firasat untuk bertemu dengan Aldi.Dan, pada akhirnya kenyataanku mengiyakan firasatku, aku ternyata bertemu dengan Aldi; untuk pertama kalinya. Aku tidak pernah bertemu dengannya selain lewat Display Picture BBM nya. Ini nyata, ini bukan mimpi, aku cubit sedikit pipiku untuk membuktikan bahwa aku sedang bermimpi atau tidak.
Yang aku rasakan, sakit. Ternyata, Tuhan telah mempertemukan aku dengan Aldi dikehidupan kenyataan, walaupun Aldi tidak melihatku didalam mobil.Laki-laki berkaos hitam dan menggunakan Levis abu abu muda telah dipertemukan denganku. Tuhan, terimakasih telah mempertemukan aku dengannya, walau dia tidak melihatku. Setelah beberapa bulan aku bisa lupa olehnya, aku tiba-tiba gagal moveon karena bertemu dengannya. Perjalanan pun terus berlanjut, ketika aku sampai ditoko batik aku memilih-milih baju yang aku inginkan, aku memilih baju batik berwana pink, dan pergelangan tangannya diberi warna hijau muda. Sudah aku bayar ke kasir, lalu aku pulang kerumah dengan suasana hati dan pikiran masih terjebak oleh laki-laki bernama Aldi.
Hari Kamis, tanggal 10 Juni. Sekolahku resmi mengadakan Graduasi kelas IX. Team PADUS ku tampil diawal acara, karena untuk sambutan. Ketika sudah tampil, aku memilih untuk duduk dengan teman-teman kelasku.
Setelah berjam-jam aku melakukan obrolan hangat dengan temanku, tak terasa acarapun sudah terlaksana semua. Dan akhirnya, diakhiri dengen penutup.--------------------------------------------------------------------------------------------
Beberapa hari dari itu, Bulan Romadhon tiba. Dibulan yang suci ini, aku kembali dipertemukan dengan sosok laki-laki; pemberi harapan palsu. Ya, dia adalah Enji, yang sempat aku ceritakan diawal chapter ini.
Dia adalah kakak kelasku di SMP, dia duduk dibangku kelas 3, dan aku dikelas 1. Tapi sekarang dia sudah menjadi alumni SMP ini, dia telah lulus dan berhak melanjutkan belajar nya ke SMA. Aku berkenalan dengannya hanya karena tidak sengaja aku memberikan pesan singkat. Ternyata, pesan singkat ku itu diberi respon yang cukup bagus.Hari demi hari aku dekat dengan Enji. Sampai dia menyatakan perasaannya kepadaku, tapi aku selalu tau kalau itu hanya omongan manisnya saja. Aku tidak pernah tertipu olehnya, aku diberi tahu oleh kakak-kakak kelasku tentang sifat asli Enji seperti apa. Dan, entah mengapa akhir akhir ini aku selalu memikrikan Val. Apakah aku suka kepadanya, atau hanya pikiranku sedang terjebak oleh namanya.
Bulan September telah tiba, bulan dimana aku dekat dengan Aldi ketika satu tahun yang lalu. Tahun sekarang berbeda dengan tahun kemarin. Karena tahun sekarang aku sedang dekat dengan laki-laki lain.
Bulan ini, Enji berulang tahun. Aku mempunyai niat untuk memberikan hadiah untuknya tapi tanpa sepengetahuannya. Hadiah itu berisi kaos dan cokelat. Tapi ketika aku akan memberikannya kepada temanku yang dekat dengan rumahnya Enji, dia tiba-tiba melarangku untuk memberikannya.
Percakapanku dengen Salwa:
"Al, kamu mau ngasih itu ke si Enji?"
"Iya,kenapa?"
"Mending gak usah deh. Mending kamu kasih aja ke si Val"
"Aku juga gak mau sih ngasih ini ke Enji, tapi yaudahlah biarin aja."
Ketika hadiah itu dikasihkan kepada Enji, dia berterimakasih kepadaku telah memberikan hadiah itu, aku mengiyakan pesannya. Hari demi hari aku muak dengan sifatnya, aku sudah kesal, emosiku sudah tidak bisa aku tahan, aku delete kontak dia.
Sesudah itu aku menceritakan semua yang sudah terjadi kepada Val. Ketika aku sudah selesai menceritakan Enji diapun menceritakan perempuan yang ia sukai dari bulan bulan lalu. Entah mengapa, ketika dia menceritakan perempuan yang disukainya, aku merasakan kecemburuan. Apakah aku benar-benar menyukainya? Mungkin iya. Tapi disisi lain akupun merasakan ketidakmungkinan apabila aku benar-benar menyukainya. Dengan alasan apa aku mengungkapkannya ketika dia mengetahui perasaanku yang sebenarnya? Ketika benar aku menyukainya, aku hanya menceritakan kepada sahabat-sahabat terdekatku. Dan aku hanya bisa memendamnya agar dia tak pernah tau perasaan apa yang sedang aku rasakan.
Maaf kalo di chapter ini gak jelas, atau jelek. Ditunggu vote and comment nya, thx, mwhhhh
YOU ARE READING
Fix You
RandomCinta itu datang karena ketidaksengajaan, akupun merasakan hal itu. Aku telah menyukai temanku sendiri. Dia adalah Val. Ya, teman, sahabat, bahkan musuh dalam hidupku. Tapi entah mengapa hari demi hari yang aku lalui, aku selalu memikirkannya. Dan t...