First Day

60 4 6
                                    

"Jadi memang benar kalau kau sedang diet?"
Goda bunda yang ternyata sudah lama berada di kamarku yang akhirnya membuyarkan lamunanku. Ya,akhir akhir ini aku selalu memikirkan gadisku,padahal setiap hari kita bertemu.Kecuali hari ini dan kemarin sang gadis mungilku ini tidak memberi kabar sama sekali padaku.Semua text dan telponku tidak ada jawaban sama sekali.Tapi bukan baru kali ini saja dia begitu.

"Bun,bagaimana jika xali masih marah padaku? Bagaimana jika dia tidak mau lagi kerumah kita? "

"Bagaimana untuk saat ini kau memikirkan perutmu dulu Junior!! Satu hari ini perutmu itu hanya berisikan angin." Jawab bunda yang membuatku terdiam sejenak.

Aku yang hanya terdiam menerima jawaban bunda akhirnya menarik nafas panjang sambil mengikuti langkah kaki bunda yang mulai bergerak keluar kamarku.

"Bunda,bagaimana jika pertunanganku dengan xali dipercepat?" Kataku yang membuat bunda kaget seiring diterimanya serangan pelukanku dari balik punggunnya.

"Bagaimana jika kau mempercepat langkahmu ke ruang makan,mencuci tanganmu,ambil piring dan makan?"

Akupun terkekeh pelan mendengar perkataan bunda yang sudah mulai murka dan mungkin bersiap untuk menyantapku terlebih dahulu.

....

"Bun,sudah berapa kali aku bilang,AKU TIDAK SAKIT SAMA SEKALI.Berhenti memberiku obat terkutuk ini"

Perkataanku membuat ayah yang sedari tadi duduk di ruang keluarga mendekatiku dan menenangkanku.

"Yasudahlah,makan saja.Bundamu hanya khawatir jika anak satu satunya ini sampai sakit" kata ayah sembari menenangkanku.

Aku yang masih dalam suasana emosi akhirnya melanjutkan kegiatan makanku.Sejujurnya aku juga merasa bersalah ketika mengeluarkan kata-kata seperti itu pada bunda.Tapi mau bagaimana lagi,bunda selalu memperlakukanku seolah-olah aku memang sakit.

"Tok...tok.. "
"Masuklah sayang...." jawab bunda pelan.

"Bun,i'm so sorry for made you sad"
"It's ok junior..." jawab ibu dengan senyuman manisnya membuat hatiku semakin tak tega memarahi bunda.
Suasana pun kembali mencair ketika aku mulai tenang dalam pelukan bunda kesayanganku ini.

Ayah yang menyaksikan kejadian ini hanya bisa tersenyum bahagia melihat aku mulai tenang jika dalam pelukan ibu.

"Eheeemm.... jadi baikan lagi?" Tanya ayah yang mulai mendekati kami.
"Kami berdua berjanji takkan memberimu obat lagi.Tapi kau harus berjanji untuk tidak akan sakit!!!"

"Ay..ay capteen" jawabku semangat diikuti dengan posisiku yang memberi hormat dan dibalas dengan hormat juga oleh ayah.

Akhirnya malam ini hanya ada keluarga yang bahagia akan semangat yang dimiliki anak mereka.

....

Aku kembali menatap layar ponselku yang sepi akan text atau missed call dari xali.Yang ada hanya text message dari sahabat gilaku Reyhan. Aku pun menarik nafas panjang dan membuangnya dengan kasar.Ingin sekali aku menemui gadisku dirumahnya,tapi sebelum gadisku ini menghilang ternyata keluarga mereka sudah pindah kerumah lama mereka di pedesaan dimana alamatnya sama sekali tidak aku ketahui.Ditambah dengan aksi nakal si mungil tengik ini menghilang,semuanya komplit.

"Oohh xali please... call me or text me please.I feel stupid in here you know"

Tak berselang lama ponselku bergetar.Melawan kecepatan cahaya,aku dengan semangat mencari ponselku yang bersembunyi dibalik bantal.Tapi semangatku musna ketika membaca id kontakny "Reyhan"

"Yaa rey? Tanyaku malas.
"LO GILA YAA!!! SEHARIAN INI TEXT GUE NGGA DI BALAS" teriak rey yang membuatku menjauhkan ponselku dari telingaku.

"Loe yang gila!kalo ngomong biasa aja,gue ngga tuli" balasku kesal.

"Gue khawatir sama eluu Junior Izecson"
"Hahahahaha,jijik gue dengernya"
"Yaa gue kan sahabat yang......."
"Iya iya makasih bro"
"Trus kenapa elu ngga ada kabarnya bang?" Tanya rey terdengar kesal.
"Yaa maaf,gue juga lagi nunggu kabar dari xali.udah dua hari dia mogok ngabarin gue"

Terdengar rey yang membuang nafas pelan mendengar jawabanku.Entahlah kenapa.

"Si mungil lagi?" Tanya rey.
"Iyalah masa elu.Udah dua hari ngga ada kabarnya.kan abang khawatir" jawabku menggoda rey.
"Yo,yo..udah deh elu tidur aja.malas gue ngobrol sama elu."
"Lah kan elu yang telpon"
"Oo iya ya.yaudah abang junior bobo yaa besok kan masuk kantor" balas rey yang membuat aku tertawa kencang.

Akhirnya pembicaraan kami selesai yang ditutup dari pihak rey.

Aku yang masih diikuti rasa gelisah perlahan-lahan mulai merasa gelap sembari mataku yang mulai menutup perlahan karena mengantuk.

......

Heyho gimana garingnya,berasa ngga? Hehehe maaf yaa kalau belum memuaskan.Aku juga masih butuh ilmu untuk menyelesaikan ini.semoga ngga bosen yaaa.Masih ada chapter selanjutnya yang mungkin lebih garing...HAHAHAHAHA jangan lupa baca ya...
See you in next chapter...

Happy To See You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang