can you hear me?

34 1 1
                                    

"Hey,do you miss me?"

Yaa aku mengenali suara itu.Dia gadisku.Yaa dia Xali ku.

"Oohh jadi kamu mau main petak umpet sama gorilamu ini?" Tanyaku sambil mulai nengejar xali yang berlarian dengan tawanya yang menggemaskan namun merindukan.

"Bagaimana,sulitkan hidup tanpa aku selama dua hari ini?"

Akhirnya setelah lelah berlari bagai tom and jerry,gadis mungilku ini berhenti dan berbalik untuk memelukku.
Oo Tuhan,aku sungguh merindukan pelukan ini.Akhirnya aku bisa mendekapnya hangat.

"Jadi selama dua hari ini kamu kemana?" Tanyaku dengan tetap memeluknya.

"Aku? Aku dirumah"
"Lalu kenapa tidak memberikanku kabar"? Tanyaku sedikit garang.
"Aku sedang melatihmu Jun"

Melatih ku? Untuk apa? Dalam rangka apa Xali melatihku? Tanyaku dalam diam. Aku menatapnya dalam,mencoba mencari tahu makna di balik perkataannya.Tak berselang kemudian xali melepaskan pelukannya.Pelukan kita berdua.

"Iya,selama ini kau selalu saja manja jika denganku.Kau menginginkan semua perlengkapanmu aku yang mengurusnya.Lalu bagaimana dengan kuliahku? Mau tanggung jawab? "

"Yaa maafkan aku.Aku hanya tak ingin jauh dari gadisku saja.Lalu,apa benar kamu kembali ke rumahmu yang di pedesaan itu?" Tanyaku penasaran.

"Yuup.Aku disana bersama bunda dan ayah juga." Jawabnya semangat.
"Berikan alamat rumahmu!!!"
"I can't" balas xali
"Why? I want to see you" pintahku semanis dan semanja mungkin.

"Ayah sedang sakit Jun.Kau tidak mungkin menemuinya."
"Kenapa lagi?"
"Kau tahu,ayah sangat menyayangimu sebagai calon menantunya.Dia butuh istirahat,jika dia melihatmu pasti dia akan menyibukkan diri untuk menjamu dirimu."

Mendengar penjelasan xali,tersadar olehku betapa ayahnya sangat menyayangiku bagaikan anak kandungnya.Yaa,tak tega juga melihat dia menyibukkan diri dengan kedatanganku.

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"
"Jun,sekarang aku sudah semester akhir.Jadwal kuliahku hanya untuk memenuhi semua berkas ujian akhirku."

Oo yaa,aku baru ingat jika xali sekarang sudah akan menghadapi ujian akhir dikampusnya.

"Lalu,sampai kapan kau akan menetap di pedesaan?" Tanyaku penasaran sembari mengatur rambutnya yang berantakan akibat tiupan angin.

"Aku belum tahu" jawabnya gantung
"Lalu bagaimana denganku? Aku bisa mati menampung rindu karenamu" balasku dengan sedikit kesal.

"Jadi kau tidak mau menampungnya untukku?" Tanya xali menggoda.
"Bukan begitu maksudku..... "
"I know Jun.Aku tahu kau pasti akan tersiksa karena rindumu.tapi,aku janji akan sering mengunjungimu untuk mengurangi tampungan rindumu itu" jawabnya sambil memelukku dengan erat.

"Benarkah itu?........... "
Aku membalas pelukannya dengan erat,berusaha mengatakan bahwa aku tak ingin jauh darinya.

Akupun membuka mataku bersamaan dengan kulepaskan pelukanku ditubuh mungilnya,tapi......

Mana xali?........

....

Aku seketika terbangun dari tidurku.Keringat dingin bercucuran di tubuhku. Entah mengapa bukan bahagia yang kurasakan karena mimpi itu tapi malah rasa takut yang hebat.

Aku melirik jam diatas meja kecil disamping tempat tidurku.Mataku terbelak melihat waktu yang menunjukan pukul 07.00...

"Ooo shiiitttt... kenapa bisa kesiangan begini bangunnya.."

Happy To See You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang