what do you want?

16 0 0
                                    

Hari ini aku berjalan dengan lemas memasuki gedung dengan 15 lantai di hadapanku. Sebelum aku sampai di tangga depan pintu masuk, aku mendongakkan kepala ke atas menatap berbagai kekosongan yang diatasku.Yang ada hanya langit biru ciptaan Tuhan yang begitu indah. Namun sekali lagi, itu tidak membuatku bersemangat menjalani hari ini.

Aku tiba diruangan kerjaku yang dimana merupakan rumah ketigaku. Hehehehe...

"Tok..tok.."

Aku yang sedang dalam keadaan melamun segera tersadarkan oleh hadirnya ketukan dari balik pintu coklat ruanganku.

Melawan kecepatan angin, aku dengan semangat membuka pintu berharap orang yang mengetuk itu adalah gadis mungil yang meninggalkan ku semalam.

"Cekleeekkk....
"Akhir............"

Omonganku terhenti saat melihat sesosok manusia dalam balutan kemeja hitam yang setiap pagi meramaikan ruanganku.

"Duuhh si bos cepat sekali buka pintunya. kangen yaa? " goda reyhan sambil terkekeh geli melihat aksiku.

"Hmmmmmm gue kirain Xali, ternyata elu -,-" " balasku dengan lemas.

"Hoy..hoy..hoy..hoy..hoy... apa? Xali? Abang masih ngantuk? Tiba-tiba bilang xali? Sehat bang? Tanya reyhan dengan wajah gelinya sambil meraba jidatku.

"Kemarin dia datang ke kantor"
"Whaaat the??"
"Iya ,katanya dia lagi sibuk sama kuliahnya, trus ayahnya juga lagi sakit dan mungkin mereka akan pindah ke Bandung kalau kondisi ayahnya sudah mulai membaik" jelasku kepada reyhan yang masih diam mendengar omonganku.

"Yasudahlah, mungkin benar si mungil lagi sibuk. Yaudah yaa ini semua berkas yang abang harus tandatangani dan hari ini ada meeting sama bagian marketing" tutup rey sambil diberikannya setumpuk map dihadapanku.

"Permisi bos" reyhan pun berlalu dihadapanku.

...

Aaarrrgggg...sumpah aku bisa gila karena wanita ini. Dia dengan beraninya bisa pergi tanpa pamit padaku.

Keadaanku begitu kacau hari itu mengingat apa yang telah kuterima dari aksi gadis mungil nan tengik itu. Tapi aku tak bisa menghindari rasa rinduku akan kehadiran gadis mungilku.

Kembali waktu menunjukan pukul lima sore dimana memang hanya tersisa aku diruanganku dan beberapa security di loby bawah.

Tok..tok...

Aku menghiraukan ketukan itu.

Tok..tok...

"Jika kau ingin mengajak ku pulang lebih baik tidak usah rey. Aku masih ingin disini." Teriakku dari balik meja kerjaku.

Cekleeekkk..... pintupun terbuka pelan.

" cieee yang ngga mau buka pintunya"

Aku tersentak mendengar suara dibalik pintu itu. Yaa tidak lain dan tidak bukan itu suara gadisku... Michelia Oxalis.

Melawan segala kekagetanku aku mendekatinya, memastikan benar itu dia. Aku segera mungkin memeluknya erat dan entah mengapa seketika rasa kesalku terhadapnya hilang berganti bahagia.

"Hmmmm sepertinya ada yang sedang merindukanku" goda xali membalas pelukanku tak kalah erat.

"TIDAK. Aku malahan ingin membakarmu" jawabku ketus.

"Kau marah padaku?" Tanya xali dengan nada yang mulai terdengar sedih.

"Bukankah kau sudah mengetahui jawabannya?"

"Tapi, bukannya kau yang menyuruhku untuk pergi kemarin?"

"Tapi apa kau tidak mengerti maksudku? Aku ingin kau lebih lama disini Xali. Kau melarangku kerumahmu dan ketika bertemu kau memulai aksi untuk pergi begitu saja." Jelasku dengan penuh tekanan. Aku yakin aku ingin menangis pada saat itu.

Happy To See You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang