Xali Pov

11 0 0
                                    

Ini kedua kalinya aku pergi begitu saja meninggalkan Junior dikantornya. Aku yakin pasti gorila itu akan mengamuk jika bertemu denganku lagi. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak ingin terlalu memanjakan dia. Aku ingin dia bisa menjalani harinya dengan mandiri agar aku bisa fokus ke ujian akhir ku dulu.

Dikantornya tadi, Junior sempat menanyakan keberadaan ponselku, dan dia memang benar - benar tidak ingat kejadian ponselku yang jatuh ke danau di taman rahasia dulu.

Dia sempat menanyakan alamat rumahku di pedesaan. Aku bisa membayangkan bagaimana nekatnya gorila itu jika aku memberikan alamatku. Dia pasti akan menemuiku setiap hari dan meninggalkan pekerjaan dikantornya. Ditambah kondisi ayah yang memang tidak memungkinkan untuk bertemu calon menantu kesayangannya itu. Yaa mereka bagaikan ayah dan anak kandung. Lalu aku siapa? Hahahahaha....

Aku sampai dirumah dari aksi pelarian dari gorilaku itu sekitar jam 10 malam. Ketika aku memasuki rumah, aku mendapati ayah dan bunda yang sedang asik menonton tv. Bahagia bisa melihat kondisi ayah yang sedikit membaik.

"Xali? " panggilan bunda mengagetkan aku yang memandangi mereka.

"Iya bun ? " aku mendekati bunda dan memeluknya erat.

"Bunda kangen sama kamu" jawab bunda dengan suara halusnya.

"Iya bun, Xali cuma ke kantor Junior saja. Hehehe kangen juga bun sama dia" balasku dengan tawa bodoh.

"Junior? Bagaimana dengannya? " sambung ayah.

"Dia baik-baik saja yah" jawabku singkat.

"Iya, bunda juga kangen sama Junior. "

Aku yang menatap ayah dan bunda hanya bisa tersenyum bahagia. Ternyata mereka juga merindukan Junior.

.....

Aku menghempaskan tubuh mungilku ini ke tempat tidur dengan kasar. Aku mengingat-ingat lagi aksi brutalku terhadap Junior. Aku tahu dia sangat merindukanku. Begitupun aku. Terbesit dipikiranku untuk membuat sebuah kejutan untuknya besok.

....

"Xali ? "

Panggilan dari arah tangga yang megah sontak membuatku terkejut. Okei, seperti biasa gorila ini masih dalam keadaan berantakan seperti perkiraanku. Tapi sekarang aku tertawa geli melihatnya yang terkejut melihat kehadiranku dimeja makan mereka.

"Kamu ngapain disini? " tanyanya penasaran.

"Semangat banget turunnya, karena ada ini yaa..... " Goda tante Lucy yang menghampiri kami sambil melirik kami berdua pula.

Aku hanya tersenyum melihat kekasihku ini.

"Yasudah, lanjutin aja. Bunda mau ke kamar dulu yaa. Habisin sarapannya yaa"

"Siap komandan " teriak kami kompak.

.....

Hari ini juga Junior mengatakan bahwa ia akan mengajakku jalan-jalan. Aku sempat meragukannya. Tapi ia memaksaku. Dan berangkatlah kami.

"Jadi tujuan pertama kita ke ? " tanya Junior dengan tetap fokus mengendarai mobil.

"Aku ingin ke taman. Sudah lama kita tidak kesana " balasku.

"Yooossshhh, copy that " Tambah Junior semangat.

Selama perjalanan aku selalu memandangi gorilaku ini. Aku takut jika ia memang tak bisa mandiri. Hmmmmm entahlah, aku ingin dia berusaha dengan kenyataan hidupnya.

....

"Akhirnya sampai juga" teriakku semangat.

Yaa akhirnya kami sampai ke taman rahasia kami. Ada pemandangan danau disana dan hamparan rumput yang segar terawat. Taman ini adalah hadiah ulantahun dari Junior saat aku menginjak umur 20 tahun.

Perasaan ku tetap sama ketika mendatangi tempat ini. Tidak ada yang setenang ini. Aku merentangkan kedua tanganku kesamping, merasakan hembusan angin yang bertiup dari arah danau ke arah tubuhku. Tenang mendengar gesekan dedaunan dari pohon rindang dibelakangku. Yaa, pohon itu tempat favorit kami.

Aku merasakan kehadiran Junior di belakangku. Aku merasakan aura yang aneh dalam diri Junior. Bukan karena aku bisa menerawang, tapi gorila pintar yang satu ini adalah orang mudah ditebak. Dan tebakanku benar. Dia menanyakan pertanyaan yang aneh padaku.

"Pernakah kau beniat untuk meninggalkanku? "

Aku yang mendengar pertanyaan Junior sontak terkejut dan tak percaya. Apakah dia.... ? Aku hanya terdiam mencerna perkataannya.

"Aku sudah meninggalkan kamu kemarin Jun." Jawabku

"Bukan meninggalkan seperti itu yang ku maksud."

Aku tersenyum tipis seakan mengerti maksud pertanyaan gorila pintarku ini.

"Aku selalu disini, ditempat ini dan takkan pernah meninggalkanmu. Yang harus kau lakukan hanya duduk dan melihatku saja." Tambahku meyakinkannya.

Junior hanya tersenyum mendengar jawaban dariku. Sepertinya dia bahagia mendengar bahwa aku takkan pernah meninggalkanku.

Entahlah... benarkah aku takkan meninggalkannya?
Dibawalah aku kedalam pelukannya. Ukuran badannya bahkan bisa menutupi tubuh mungilku.

"Jika kau pergi, aku akan menyewa semua agen rahasiaku untuk mencarimu dan membakarmu" katanya sambil terkekeh pelan.

"Hahaha, iya Jun. Kau adalah lelaki yang hebat dan pintar dalam segala hal. Termasuk menemukanku. Tapi, aku ingin kau bodoh dalam satu hal saja. "

"Apa itu? "

"Menangis.... "

"Maksudnya ? "

"Iya, aku ingin kau bodoh dalam hal menangis. Aku selalu berharap kau tidak akan pernah tahu bagaimana caranya menangis. Aku hanya ingin kau tahu bagaimana cara tersenyum dan tetap bahagia. " jelasku yang membuatnya tersenyum.

Sebenarnya aku tak tega mengatakan itu padanya. Aku adalah alasan mengapa dia bisa tertawa bahagia walaupun terkadang aku juga adalah alasan yang membuat dia ingin membakarku. Yaa, kata favoritnya ada Membakarku.

Hahaha terdengar menakutkan tapi aku yakin Junior tidak sekejam itu. Kecuali membakarku dalam api cemburu ketika dia mengatakan bahwa saat makan siang dia duduk disamping sekretarisnya. Sampai aku tahu sekretarisnya adalah seorang pria dan sahabatnya sendiri. Yaa, mereka berdua sama gilanya.

Aku sangat mencintai Junior. Bersama dia aku selalu merasa bahwa setiap harinya adalah valentine day bagiku. Bukan karena dia memberiku cokelat atau bunga, tapi setiap harinya dia selalu menyayangiku. Bahkan dia terlalu hyperaktif menyayangiku.

Dia selalu memiliki banyak kejutan untukku. Tidak harus menunggu perayaan hari special kami atau apapun itu, setiap hari aku menerima kejutan aneh tapi indah. Seperti misalnya aku pernah dikejutkan dengan kehadirannya membawa kotak besar yang berisikan bantal. Bantal ? Yaa bantal. Dia mengatakan bahwa aku harus selalu beristirahat dari aktifitas kuliahku dan pastinya dengan membawa selalu bantal itu.

Lucu mengingat semua kejadian bersama Junior. Dia yang kadang bersikap bodoh untuk melihatku tersenyum.

Entah bagaimana jika aku sampai kehilangannya. Aku bisa kehilangan gorilaku, kehilangan semangatku, kehilangan sahabatku, kehilangan securityku, yaaa kehilangan milikku.

Hubungan yang kami jalani selama kurang lebih tiga tahun ini tak membuatku sedikitpun merasa bosan. Entahlah, dia terlalu hebat untukku tinggalkan.

Semua perlakuan Junior membuatku sangat tidak siap......

Heyhoooo...
Gimana, udah perih matanya baca cerita garing? Hehehehe jangan bosan bosan yaa... masih banyak teka teki dari aksi Xali buat gorilanya.

Kemungkinan besok belum ada update lanjutan karena besok harus belajar buat ujian hari kamis. Dosennya lumayan kejam. Haaaaa maap yee... ngga mungkin kan diisi Xali sama bang Jun. -,-"
Hehehe nnti lanjut lagi hari jumat yaa...

Jangan lupa coment sama votenya yaa ganksss... ^^v

Happy To See You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang