Chapter 1

1.5K 75 8
                                    


Hari ini seorang anak laki-laki sedang tersenyum bahagia melihat ayahnya, akhirnya mereka dapat menghabiskan waktu bersama setelah sekian lama. Mereka memang jarang menghabiskan waktu bersama karena sang ayah sibuk dengan pekerjaannya selama ini. Pekerjaan yang membuatnya harus berkeliling dunia dan tentu saja meninggalkan putra semata wayangnya sendiri dirumah. Tentu saja dia sendiri karena mamanya telah lama meninggalkan mereka pergi kedunia lain, kalian pasti tau dunia lain yang kumaksud. Anak laki-laki yang bernama lengkap Justin Drew Bieber itu memang sudah lama tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu, kira-kira sekitar 10 tahun lamanya, mamanya meninggalkan mereka karena penyakit paru-paru.

Justin pov

"Apa?" tanyaku sekali lagi untuk memeriksa bahwa pendengaranku ini masih berfungsi dengan baik.

"kenapa? Ada yang salah? papa hanya ingin mengajakmu memancing. Apa kau tidak senang pergi memancing dengan papa?" papa sedikit bingung dengan tanggapanku barusan.

"tidak papa! Aku senang pergi memancing dengan papa. Walaupun justin tau bahwa memancing itu membosankan, tapi kalau dengan papa mungkin akan lebih menarik!" ucapku dengan berbinar-binar.

"kalau begitu, cepat bergegas persiapkan dirimu!"

"aye, aye, captain" ucapku dengan sikap hormat, lalu bergegas kekamar.
Aku tak tau lagi apa yang harus aku katakan karena aku terlalu senang, papa jarang sekali di rumah karena pekerjaannya. Soal papaku akan kujelaskan, papa adalah seorang agen rahasia yang ditugaskan untuk melindungi para Putri Kerajaan yang ada diseluruh dunia, itulah sebabnya dia jarang dirumah dan sering berkeliling dunia.

Maka dari itu, hari ini akan kuhabiskan waktu bersama papa sebaik mungkin.
Keesokan harinya kulihat papa tidak terlalu sibuk seperti biasanya, tampaknya tidak ada putri yang tersiksa kali ini, hahahaha. Kuhampiri papa

"selamat pagi,pa" ucapku memeluknya, katakan aku manja tapi yahh itu benar. Semenjak mama pergi papa berperan ganda sebagai papa dan juga sebagai mama.

"selamat pagi, apakah kau akan berangkat sekolah sekarang?" papa melihatku dari atas hingga bawah "kurasa jawabannya iya karena anakku memakai seragam sekolah sekarang" ucapnya sambil terkekeh.

Kami pun sarapan bersama, sesuatu yang jarang terjadi dikeluarga Bieber.

"pa, justin kesekolah dulu!" ucapku lalu beranjak dengan tas sekolah dipunggungku, tapi suara instrupsi membuat langkahku terhenti

"biar papa antar" aku lantas berbalik badan dengan alis terangkat

"hari ini papa tidak punya pekerjaan, jadi untuk hari ini anak papa tidak usah membawa mobil karena papa yang akan mengantar dan menjemputnya" senyum mengembang di mukaku dan mengangguk.

Dalam perjalanan papa menerima telepon, entahlah dari siapa tapi yang kudengar adalah

"tapi bukankah sekarang belum waktunya? Aku sedang mengantar putraku kesekolah!"

"....................."

"baiklah, aku akan kesana"

Aku menapat papa dengan tatapan curiga
"apakah ada putri yang tersakiti hari ini?"

"tidak juga, tapi akan! Maafkan papa jika papa tidak bisa menjemputmu sebentar sore" ucap papa dengan tatapan menyesal.

"aku mengerti, pergilah! Justin bisa naik taksi pulang sekolah nanti" ucapku meyakinkan papa.

"baiklah, see you" ucapku sambil keluar mobil karena aku sudah sampai.

Aku berjalan menelusuri koridor sekolah dengan muka datar dan dingin. Beginilah aku, ketika sampai disekolah maka aku akan berubah 180⁰ . Ini karena aku risih dengan tatapan-tatapan memuja dan menggoda dari gadis-gadis disekolahku. Perlu diketahui bahwa aku ini cowok yang cukup populer disekolah ini, bagaimana tidak? Aku pintar,kapten tim basket dan juga tampan dan keren tentunya.

"wahh kak Justin ganteng banget"

"coba pacar aku kayak Justin"

"Justin kece banget cocoknya ama aku"

Sesungguhnya aku risih dengan semua ini.

"JuJu"
Langkahku terhenti ketika Niall memanggilku dengan suara cemprengnya, yahh Niall sahabatku . dia bukan satu-satunya karena masih ada juga sahabatku yang lain; Harry, Zayn, dan Louis. Tapi percayalah Niall yang paling konyol karena suara cempreng dan mulutnya yang tidak bisa diam kalau tidak mengunyah sesuatu, maksudku dia tukang makan.

"berapa kali harus kukatakan jangan memanggilku seperti itu Blonde?!" aku menatapnya tajam.

"ayolah Justin tenang." Ucap Zayn menengahi. Zayn adalah sahabatku yang mempunyai sifat paling dewasa dari antara kami semua.

"tapi aku suka memanggilmu seperti itu supaya kau tidak seperti es batu" ucap Niall polos dan yang mana mengundang gelak tawa mereka semua kecuali aku tentunya.

"Diamlah!" ucapku memelas.

"baiklah, maaf." Ucap mereka berempat serempak.

Mereka memang sahabatku yang konyol, tapi aku bahagia bersahabat dengan mereka walaupun jarang kutunjukan. Dan satu lagi, mereka sama sekali tidak tau pekerjaan papaku karena itu memang rahasia, itulah sebabnya disebut agen rahasia. Haha.

Hari ini aku lewati dengan bosan, akupun tak tau kenapa. Rasanya ingin cepat pulang kerumah, semoga papa sudah ada dirumah.
Kringgggggg.....
Suara yang dinanti semua murid.

"jus, apakah kau ikut latihan basket sebentar?" kata Harry saat kami berlima berjalan dikoridor.

"tidak" jawabku singkat lalu berjalan cepat meninggalkan mereka. Mereka sudah tidak heran dengan sikapku.
Ahhh, akhirnya sampai dirumah. Setelah membayar taksi aku berlari kekamar untuk melepas tas dan ingin mencari papa karena mobilnya terparkir dipekarangan rumah.
Sampai dikamar aku langsung melempar tasku lalu tiba-tiba

"hai?"

"hai juga" ucapku melempar tasku asal tapi kemudian aku tersadar dan berbalik. Ku dapati seorang perempuan duduk ditempat tidurku. Dia cantik, kulitnya putih, matanya coklat, rambutnya coklat gelap bergelombang serta memiliki pipi yang agak tembem, ohh imutnya. Aku menatapnya heran karena blum perna melihatnya sebelumnya.

"siapa kau?"

Ini chapter 1. Smoga kalian suka yahh, jangan lupa Voment 😊 love u . Xoxo 😘

Wild Princess (JELENA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang