Chapter 3

806 70 0
                                    


Justin pov

"anda dipersilahkan" katanya yang membuatku mendengus kesal.

Walaupun dia cantik tapi dia cukup menjengkelkan dengan gaya bicaranya seperti itu. Akupun melangkah mencari papa.

"papa, papa dimana?" aku sedikit berteriak kali ini.

"papa disini sayang" ucap papa yang terdengar sepertinya di taman belakang.

Rumahku minimalis 2 lantai atau bisa dibilang 3 kalau dihitung dengan loteng yang sekarang menjadi gudang. Hanya memiliki 2 kamar dilantai 2 dan lantai 1 ada ruang tamu, ruang keluarga untuk menonton Tv walaupun jarang dipake karena dikamarku juga memiliki Tv, dapur dan ruang makan. Tapi walaupun begitu aku memiliki pekarangan yang luas terbukti bahwa kami memiliki kolam renang dan taman belakang rumah juga taman depan rumah dan garasi tentunya.

Aku mendapati papa sedang membersihkan kebun belakang rumah.

"papa" panggilku tidak bersahabat.

"oh kau sudah pulang kenapa tidak telpon papa, kebetulan tugas papa tidak lama dan kenapa mukamu begitu melihat papa?"

"jelaskan siapa perempuan bernama Selena dikamarku?"

"ohh dia seorang putri"

"aku tau itu karena gaya bahasanya sedikit aneh, dan membuatku kesal" ucapku kesal

"dia papa selamatkan tadi pagi, dia hanya percaya pada papa maka dari itu papa membawanya untuk tinggal disini"

"tapi dia akan tidur dimana? Kita hanya memiliki 2 kamar. 1 untuk Justin dan 1 untuk papa. Lalu dia tidur dimana? Tidak mungkin di sofa ruang keluarga dan mungki.."

"dia tidur denganmu" ucap papa dengan cepat dan membuatku mengaga tidak percaya, mungkin sebentar lagi ada serangga yang akan masuk kedalam.

"Apa ? Tunggu dulu, ini lelucon yang bagus pa, haha" ucapku sambil terkekeh

"TIDAK! pergilah berbagi tempat dengannya dan ingat! Jelaskan padanya baik-baik dan jangan coba macam-macam Justin" ucap papa dengan tegas

"tapi,, er baiklah" ucapku dengan memelas karena aku bukan tipe anak yang suka membantah orang tua.

Selena pov

Lelaki yang tadi itu kembali dengan wajah lesuh dan mulai berbicara dihadapanku

"okey, dengarkan aku! Sekarang kau akan tinggal disini, jadi kau akan tidur denganku, emmh maksudku berbagi tempat denganku, pasti putri sepertimu mengerti apa kata berbagi. Right?" aku hanya mengangguk.

"dimana tempat saya tidur?" tanyaku kurang yakin

"disisi sana" ia menunjuk tempat yang aku duduki sekarang

"lalu anda?"

"aku akan tidur disitu juga, tenang aku tidak akan berbuat apapun padamu, kita hanya berbagi tempat tidur, oke?" aku kembali mengangguk

"dan satu lagi, berhenti berbicara formal padaku karena itu menjijikan menurutku"

"baiklah sa emhh aku akan berbicara normal" ucapku sedikit ragu

"ohyahh namaku Justin, Justin Drew Bieber!" ucapnya mengulurkan tangan, aku menyambutnya mungkin ini cara berkenalan remaja Amerika

"bisakah aku memanggilmu Jay? Karena wajahmu mengingatkanku pada seseorang. " dia menatapku heran tapi

"baiklah, tidak masalah!"

"sekarang turunlah kebawah karena saatnya makan malam dan aku juga membutuhkan kamar ini untuk sementara" ucapnya sambil memegang bajunya, aku mengerti .

Selama makan malam hanya hening yang mengantar kami selama makan dan kemudian

"selena, besok kamu bisa memulai sekolah bersama Justin"ucap papa Jeremy membuatku tersenyum ragu

"benarkah? Tapi aku ragu , bagaimana jika disana ada orang jahat?" ucapku dengan khawatir.

"tenang, ada Justin. Papa jamin Justin akan menjagamu karena disekolah nanti kau akan diakui sebagai calon istri Justin jadi tidak ada yang akan menyakitimu"

Aku langsung menganga tak percaya dan aku lihat justin sampai terbatuk disebelahku.

Justin pov

Aku masih termenung di kamar dan memikirkan apa yang papa katakan tadi diruang makan

"tenang, ada Justin. Papa jamin Justin akan menjagamu karena disekolah nanti kau akan diakui sebagai calon istri Justin jadi tidak ada yang akan menyakitimu"

Tak habis pikir dengan perkataan papa. Benarkah ? Aku harus mengakui Selena disekolah sebagai calon istri ? apa yang akan mereka pikirkan nanti?

"oh damn!"

Tapi ada manfaatnya juga sih , aku tidak akan berurusan dengan wanita-wanita bodoh disekolah. Pandanganku langsung teralihkan pada Selena yang baru saja masuk ke kamar. Ada sedikit kecanggungan karena kata papa tadi saat makan malam tapi kemudian dia berkata

"maafkan aku Justin"

"kenapa kau minta maaf? Aku tidak menemukan kesalahan apapun padamu?" ucapku heran, ada angin apa sehingga sang putri mahkota minta maaf?

"aku merasa bersalah karena kau harus mengakuiku sebagai calon istrimu besok disekolahmu, aku tau kau malu mengakuinya karena aku mungkin tak sebanding dengan perempuan yang ada disekolahmu" ucapannya itu langsung membuatku tertawa

"apakah seorang putri sedang merendahkan dirinya dihadapanku saat ini?" tanyaku setelah bisa menguasai tawaku. Tapi Selena hanya menunduk

"okey dengar, aku tidak masalah dengan itu. Aku hanya syok karena perintah papa barusan dan satu lagi, percayalah ini juga membantuku terhindar dari wanita-wanita genit disekolahku. Kuharap kau jangan merasa bersalah seperti itu. Aku senang membantumu karena itu sama saja membantu papaku. Dan satu lagi kuharap aktingmu bagus untuk besok. Sekarang tidurlah"

Selena mengangguk kemudian berbaring disebelahku dan tertidur. Aku tak sabar melihat tampang tolol orang-orang ketika mengetahui Selena adalah calon istriku ,hahahaha.

Maaf singkat, voment yah 😘

Wild Princess (JELENA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang