Bell tanda masuk berbunyi dengan nyaring seakan akan meminta untuk semua siswa memasuki kelasnya masing masing karena pelajaran akan segera dimulai.
Raffi duduk dibangku nya dengan gelisah, entah kenapa pemikirannya masih tertuju pada sahabatnya Gigi.
Hingga saat guru datang untuk mengajarpun Raffi tidak memperhatikannya , Hingga sebuah Pulpen mendarat dengan mulus di kepalanya . Siapa lagi kalo bukan gurunya yang melempar? Bu Ayu Dewi sang guru Matematika. Yang membuat Raffi mengaduh sakit.
"Aduh" pekiknya
"Raffi ! Kamu kenapa tidak memperhatikan pelajaran saya?" Ucap guru itu tegas.
"Sa-saya anu bu... saya"
"ana anu ana anu panuan kamu? Karna kamu tidak memperhatikan pelajaran saya kamu saya hukum!" Ucap Bu Ayu tegas dan tak terbantahkan
"Ta...tapi bu"
"Tidak ada tapi tapian sekarang kamu bersihin Toilet cepat!" Ucap bu ayu tak terbantahkan. Dengan terpaksa Raffi harus menerima hukuman ini. Toh ini juga kesalahannya karena tidak memperhatikan pelajaran.
"Saya kecewa sama kamu , kamu murid ibu yang pandai Raffi tapi saya tidak suka kalau kamu tidak memperhatikan pelajaran saya" ucap bu ayu saat Raffi ada di hadapannya
"Maaf bu" ucap Raffi penuh penyesalan dna segera berlalu keluar untuk menjalankan hukumannya.
"Kenapa gue sial banget sih ahhh" pekik Raffi saat sudah sampai ditoilet. Dengan tangan kirinya membawa Pel buluk yang mungkin sudah bertahun tahun gak pernah digantii. Sedangkan tangan kanan nya membawa ember dengan isinya Air.
Dengan terpaksa Raffi pun mulai mengepel lantai Toilet tersebut dengan cepat. Raffi ingin mempercepat hukumannya inii sebelum bel istirahat berbunyi. Gengsi dong masak cowok ganteng ngepel di toilet. iyuhh...
Keringat mengucur di dahi dan juga lehernya. Sesekali Raffi menyeka keringatnya menggunakan punggung tangannya. Ia baru membersihkan sebagian lantai toilet dan rasanya itu sangat melelahkan. Bagaimana bisa Pak tua yang sering membersihkan lantai disekolah inii seorang diri???.
Saat Gigi akan ke toilet bersama Vita Gigi menyipitkan matanya saat dari kejauhan dia melihat lelaki yang sedang mengepel dengan keringat bercucuran. Seperti orang yang dia kenal.
"Raffi?? Vit itu Raffi ya?" Ucap Gigi menunjuk kearah Lelaki tersebut , Vita mengikuti arah telunjuk Gigi.
"he.em kaya Raffi ya Gi , tapi kenapa dia malah ngepel gak belajar? Samperiin Gih yuk" ajak Vita namun Gigi menahan tangan Vita.
"Emm lo kekelas dulu deh gue mau kekantiin beliin dia minum , kasian gue sama dia" ucap Gigi dan mendapati anggukan dari Vita.
"Yaudah gue kekelas ya jangan kelamaan lo ntar Pak Denny marah sama lo" ucap Vita memperingati lalu berlalu dari hadapan Gigi. Sedangkan Gigi pergi kekantin untuk membeli minuman. Setelah membeli minuman Gigi pun dengan cepat kembali untuk memberikan air minum yang tadi ia beli ke Raffi.
Gigi berjalan dengan cara mengendap endap pelan agar Raffi tak menyadari kehadirannya , saat jarak Gigi sudah ada tepat di belakang Raffi Lalu Gigi pun memeluk tubuh tegap Raffi dari belakang. Raffi terpenjerat kaget bagaimana ia tidak kaget tiba tiba saja ada tubuh yang memeluknya dari belakang. Raffi ingin sekali melepaskan tangan mungil yang memelukknya namun saat mencium aroma parfum yang sudah sangat ia kenali Raffi pun membiarkan tangan mungil itu tetap memeluknya. Seulas senyum terukir diwajah tampannya.
"Modus lo peluk peluk gue" ucap Raffi terkekeh sedangkan Gigi mengerucutkan bibirnya lucu. Gigipun mengurai pelukannya Raffi membalikkan badannya dan mendapati wajah Gigi yang sudah seperti Saudaranya Donnal Duck.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend And Love ( Slow Update )
RandomJika dulu rasa ini aku rasakan sebagai sahabat tapi sekarang Aku merasakan rasa ini sebagaimana rasa perempuan kepada laki-laki. Maka jangan salahkan rasa ini karna yang aku rasakan ke kamu itu, Cinta. ~ Nagita Slavina Mariana Tengker Aku tak menya...