chapter 10.

1.6K 67 30
                                    

Author Pov*

Indah. Satu kata yang bisa diucapkan Gigi saat melihat betapa Indahnya pemandangan didepan matanya ini. Danau yang indah dengan pohon yang mengelilingi danau tersebut hingga menciptakan suasana yang damai dan sejuk. Gigi tak menyagka jika Raffi akan membawanya ketempat ini, tempat dimana 'dulu' mereka selalu datangi tanpa absen setiap hari.

Sudah hampir 6 tahun ia tak mendatangi tempat ini dan tanpa terpikir olehnya Kini, bersama lelaki tercintanya ia sudah berdiri disini menatap keindahan tuhan yang luar biasa indahnya.

Matanya berbinar lucu saat memandang keindahan didepannya. Cairan bening juga mulai memenuhi pelupuk matanya dan.....

Tess

Jatuhlah air Mata itu seiring dengan adanya tangan kekar yang melilit dengan indah diperutnya. Raffi, itu tangan Raffi yang memeluk Gigi dari belakang dengan dagunya yang ia tumpukan di bahu Gigi .
Gigi menyentuh tangan yang ada diperutnya itu dengan lembut membuat Raffi memejamkan matanya merasakan lembutnya tangan Gigi yang membelai tangannya.

"makasih" ucap Gigi dengan suaranya yang parau membuat Raffi sedikit merengganggkan pelukannya lalu membalikkan tubuh Gigi menghadapnya hingga posisi mereka berhadapan.

"kenapa nangis hm?" tanya Raffi khawatir. Tangannya terangkat menangkup wajah Gigi lalu jempolnya  bergerak untuk menyeka air mata yang membasahi pipi chubby Gigi.

"enggak, cuma kelewat seneng aja" ucap Gigi jujur, Raffi tersenyum manis mengecup dalam Kening Gigi membuat Gigi memejamkan matanya.

Sahabatnya ini memang terlalu ekspresif. Mau senang, sedih, marah, kesel , nonton film,  bahkan cuma liat orang terluka aja bisa nangis sesenggukan. Pernah dulu waktu mereka masih dibangku SMA kelas X Disaat Gigi dan Raffi sedang duduk ditaman sambil menikmati segarnya eskrim lalu tanpa sengaja Gigi melihat ada anak kecil yang membawa boneka berbie Gigi menghampiri anak kecil tersebut tapi saat Gigi menghampiri anak kecil itu malah berlari meninggalkan Gigi membuat Gigi kecewa karna tak bisa meminjam boneka tersebut. Hingga suara aneh pun terdengar ditelinga Raffi membuat Raffi menghampiri Gigi yang sedang menangis. Ck! cuma gara gara boneka dia menangis histeris!  Bahkan tangisannya belum mereda juga saat mereka sudah sampai dirumah sampai sampai Raffi dan papa Gigi mencari boneka berbie yang sama persis dengan boneka berbie milik anak kecil itu.

Raffi mengajak Gigi untuk duduk di Atas rumput hijau yang pendek. Gigi duduk didepan Raffi Dengan Raffi yang duduk dibelakangnya juga memeluknya dari belakang. Gigi meluruskan kakinya dengan kaki kirinya berada diatas kaki kanannya, menyenderkan kepalanya kedada bidang kekasihnya membuatnya nyaman dan memejamkan mata.

Lama mereka terdiam dengan pikirannya masing masing. Raffi menaruh dagunya di Bahu Gigi mencium pipi Gigi pelan lalu meghembuskan nafasnya perlahan.

Dia sebenarnya sedang gusar memikirkan bagaimana caranya ia mengatakan kepada Gigi tentang ajakannya kesini. Dengan Perlahan Raffi membalikkan badan Gigi agar menghadapnya. Gigi memgernyitkan dahinya bingung.

"kamu kenapa?" Tanya Gigi yang dibalas Gelengan oleh Raffi.  Gigi menghela nafas ia tau kalau lelaki didepannya ini sedang dalam keadaan yang tidak baik baik saja.

"Kalau ada masalah itu diceritain bagi beban kamu ke aku , aku siap bantu ngeringanin beban kamu" Ucap Gigi lembut menangkup wajah Raffi dan mengelus lembut rahang Raffi.

"Aku takut"Gumam Raffi lirih. Gigi menatap mata Raffi dalam tak seperti biasanya mata Raffi selemah dan seredup ini. Raffi kenapa? batin Gigi

"takut? apa yang kamu takutin" Raffi menggenggam tangan Gigi yang ada dirahangnya lalu mengarahkan punggung tangan Gigi ke bibirnya untuk ia kecup.

"Jangan pernah tinggalin aku apapun yang terjadi. Kita hadapin sama sama semuanya ya, ngadepin mama kamu, papa kamu, keluarga kamu yang udah gak suka sama aku" Ucap Raffi menatap Mata Gigi dalam. Takut, satu kata itu yang menggambarkan perasaan Raffi saat ini. Mengingat sekarang keluarga Gigi sudah tak sewelcome dulu kepadanya.

"Seharusnya aku yang ngomong Gitu, bahkan mama kamu aja udah benci sama aku karna aku yang udah nyebabin kamu be,,,,," Ucapan Gigi terpotong saat Bibirnya merasakan Sebuah benda kenyal yang menyecap bibirnya.

Tubuhnya menegang saat dengan perlahan Raffi melumat bibirnya, hingga beberapa saat Raffi melepaskan bibirnya dan menyatukan keningnya dengan kening Gigi dengan nafas mereka yang terengah engah. Mata Raffi terpejam sedangkan Gigi menatap Raffi lembut.

"Ffi ak,,,"

"hust aku gak mau denger kamu ngomong apapun dan janji sama aku akan terus sama sama aku apapun yang terjadi" Gigi mengangguk dan ikut memejamkan matanya. Raffi menghela nafas berat. Dalam hati mereka berdoa semoga tuhan meluruskan jalan untuk hubungan mereka.

****

"Dari mana kamu Ffi? "  Tanya Mama Amy saat Raffi sudah memasuki rumah.

"Jalan Ma" Jawab Raffi lesu

"Jalan sama Wanita yang bikin kam... "

"Cukup ma,  jangan salahin Gigi terus dia gak salah. Mana mama yang selalu sayang sama Gigi?  Mana Mama yang selalu kangen sama Gigi setiap saat?" Seru Raffi dengan memandang mamanya entahlah tatapan macam apa yang Raffi berikan kepada mamanya. Tapi seberusaha mungkin Raffi tak terpengaruh oleh emosi.

"Itu dulu Ffi. Mama gak rela kamu sama orang yang udah bikin kamu jatuh dan buat kamu gak ada semangat hidup lagi! " Air mata mama Amy sudah mengalir deras. Disisi lain Nisya dan Syahnaz hanya menatap sendu kearah Mama dan Kakaknya itu.

"Tapi sekarang Affi udah gak jatuh lagi Ma, Affi udah bahagia karna Gigi ada disamping Affi lagi"

"Ta..."

"Mama percaya sama Affi kalau Affi sekarang bahagia. Affi bahagia karna Gigi ma dia sumber kebahagiaan Affi. Affi mohon mama jangan kaya gini sama Gigi" Mohon Raffi sendu

"Mama gak bisa, mama udah terlanjur kecewa sama Gigi"

Tanpa mengucapkan satu kata patahpun Raffi berjalan menuju Kamarnya dan langsung diikuti oleh Syahnaz dan Nisya.

"Kak" Cicit Syahnaz.  Raffi menatap kearah kedua adiknya lalu tersenyum lirih membuat kedua adiknya tak tega melihat kakaknya rapuh lagi. 

"Strong dong, tunjukin sama Mama sama Keluarga kak Gigi kalau Kak Raffi bahagia sama Kak Gigi.  Jangan lembek gini Nanaz gak suka ah" Cerocos Syahnaz mencoba untuk menghibur kakaknya itu.

"Siapa juga yang suka sama kamu" celetuk Raffi membuat Syahnaz mengerucutkan bibirnya

"oh oke Kita putus"

"ih nanaz jangan gitu dong! " ucap Nisya. Sedangkan Syahnaz hanya tersenyum. Raffi hanya tersenyum lirih melihat kedua adiknya.

"Kakak masuk ya" ucap Raffi lirih. Nisya dan Syahnaz pun mengangguk.

Raffi memasuki kamarnya lalu menutup pintu kamarnya. Berjalan menuju ranjang king size nya dan duduk ditepi ranjang dengan tangannya yang menangkup wajahnya sedangkan siku tangannya bertopang di paha nya.

"Kak, Nisya boleh masuk?" ucap Nisya dari luar. Raffi menghela nafas panjang untuk menetralkan emosinya. Raffi berjalan menuju pintu dan membukanya.

Namun saat membuka pintu Matanya langsung melebar dengan tubuhnya yang menegang begitu juga dengan hati nya yang berkata.

'kenapa dia ada disini?'

***

Hy aku datang lagii 😂 maap ya udah berabad abad gak ngepublish cerita ini 😁 padahal mah kagak bakal dilanjut lagi tapi mumpung idenya bersarang ya kenapa enggak, kan?  😅😅

Jangan lupa Vote sama komentnya guys 😘 siapa yang masih suka sama cerita ini? Angkat tangan kalian 😊

Wonosobo, 23 Agustus 2017

Friend  And  Love ( Slow Update ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang