4. Percaya

5.5K 433 79
                                    

"Menikah? Apa kalian serius?"

Raka dan Kayla mengangguk pelan. Baru saja Raka menyampaikan niatnya pada pihak keluarga yang saat ini duduk melingkari meja makan.

Pihak keluarga yang hadir, Orang tua Diana, Calista serta suaminya hanya bisa terdiam dan saling berpandangan. Rio yang ada di pangkuan Ibunya Diana sibuk bermain dengan ujung serbet dan Danish yang duduk di pangkuan ibunya bermain dengan ujung serbet yang lain.

Tidak ada yang mengeluarkan suara, selain kedua bayi yang sibuk menggumam tidak jelas.

Hari ini mereka berkumpul di salah satu restaurant keluarga dalam rangka makan malam bersama serta penyampaian niat Raka dan Kayla untuk menikah.

Kayla tahu, Raka tidak main-main dengan rencananya. Selang satu hari Kayla menerima lamaran -kalau perkataan Raka saat itu bisa dikategorikan sebagai lamaran, pria itu langsung mengatur pertemuan keluarga. Dan disinilah mereka sekarang, berkumpul dalam ruangan VIP yang sengaja dipesan Raka agar menjaga privasi pertemuan ini.

Calista tidak begitu kaget sebenarnya. Karena rencana Raka adalah bagian dari sarannya juga. Kayla juga bukan pilihan yang buruk. Bahkan pilihan terbaik untuk Raka. Gadis itu tampak sangat menyayangi Rio. Perempuan itu melirik ke samping kanannya, Ibu dan Ayah Diana.

Berbeda dengan Calista, Ayah Diana menatap curiga pada Raka dan Kayla. Ibu Diana juga tidak pernah menduga, dua orang ini cukup dekat untuk menikah.

"Saya tidak mengira kalau kita akan mendiskusikan hal ini. Ini... terlalu tiba-tiba." Ayah Diana mulai angkat suara.

"Betul, nak. Sebenarnya ada apa dengan kalian? Kenapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah?" kali ini Ibu Diana yang meminta penjelasan.

Pertanyaan ini sudah mereka duga. Sesuai dengan pembicaraan mereka sebelumnya, Kayla meminta Raka untuk mencari alasan yang lebih logis, dibanding dengan alasan mereka yang sebenarnya. Sayangnya mereka tidak mencapai kesepakatan bersama, dan berakhir dengan Raka yang mengacuhkan omelan panjang Kayla.

Oleh karena itu, Kayla mengambil inisiatif untuk membuat alasan sendiri, dan menyuruh Raka untuk diam saja.

"Sebenarnya, akhir-akhir ini Kayla cukup dekat Raka. Mengingat kami saling berbagi dalam hal mengurus Rio. Jadi-"

"Saya mohon maaf, Bapak, Ibu. Alasan kami menikah sebenarnya adalah Rio."

Mata Kayla melotot menatap Raka yang dengan seenak jidatnya memotong kalimatnya. Bukannya ia sudah menyuruh laki-laki itu diam saja?

"Rio? Maksudnya?"

"Baiklah, saya disini akan transparan. Ini mengenai surat wasiat Raffa dan Diana," kata Raka memulai penjelasannya.

Berikutnya, mengalirlah penjelasan mengenai isi surat wasiat Raffa. Mulai dari harta-harta kekayaan Raffa dan pembagiannya, sampai dengan hak asuh Rio yang diwasiatkan Raffa akan jatuh di tangan Raka selaku saudara kembarnya.

Raka juga mengutarakan keinginannya untuk menjadikan Kayla sebagai ibu pengganti untuk Rio, karena Raka tidak mau Rio tumbuh tanpa figure seorang Ibu.

Sementara Raka sibuk memberi penjelasan serta menjawab pertanyaan ini itu, Kayla bersunggut-sunggut disamping Raka. Padahal gadis itu sudah menyusun skenario alasan mengapa mereka tiba-tiba menikah.

Kayla bukannya ingin drama atau semacamnya. Kayla hanya tidak mau pihak keluarga memandang remeh ikatan pernikahan mereka nanti. Bukan tidak mungkin, nanti ada beberapa orang yang berpikir Kayla menikah dengan Raka demi mendapatkan harta warisan Raffa.

Menurut Kayla, setidaknya keadaan akan lebih baik jika pihak keluarga menganggap pernikahan mereka dikarenakan ia dan Raka jatuh cinta. Apalagi akhir-akhir ini mereka sering bersama dengan Rio sebagai alasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Replacing His ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang