Sudah menjadi kewajiban bagi seluruh murid SMA di seluruh indonesia untuk mengikuti Upacara rutin setiap hari senin. Tidak peduli sepanas apapun cuacanya, upacara akan tetap terus berjalan. Jika ada event nasional seperti hari kebangkitan, hari guru, hari pahlawan, hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, Dan lain-lain. Maka siswa harus mengikuti Upacara selama 2 Kali dalam seminggu.
"Panas banget anjing"
"Lama woy!"
"Sampe benderanya kebalik kita ketawain ya"
"Buruan ngomongnya!"
"Woy itu guru pada razia rambut"
"Minggir gue depan"
"Anjing lah rambut gue"
"Iya saya potong nanti Pak"
"Gatau diri ini motongnya"
"TOOOOOT GUE KENA"
Ya Itu semua adalah percakapan yang bakal selalu lu Dengar selama upacara berlangsung. Dalam upacara, setiap barisan memiliki kelebihan Dan kekurangan. Kalo lu berada di depan, lu 50% lebih aman Dari razia rambut daripada mereka yang baris dibelakang. Tapi berada didepan berarti lu bakal merasakan sesak karena, ada 300 orang lebih yang bernafas dengan lu juga. Kalo lu ikut barisan belakang, nafas lu mugkin ga terlalu sesak karena barisan belakang biasanya tidak terlalu banyak orang. Tapi kekurangannya, lu adalah target operasi pertama oleh guru-guru yang mempunyai hobi membantai rambut muridnya.
Setelah gue mengikuti upacara yang sangat menyiksa, gue kembali ke kelas untuk ngadem Dan minum. Minum air putih disaat lagi panas-panasnya itu serasa minum air surga. Gue dan Faad pergi ke kantin buat makan Soto ayam.
Balik Dari kantin, gue kembali ke kelas Dan Dari jauh samar-samar gue liat Adel duduk didepan kelas.
"Bryan siniii" Adel memanggil gue
Gue mendatangi Adel
"Kenapa del?" Tanya gue
"Gue mau cerita nih"
"Mau cerita apaan? Soal Eric ya?"
"Iya nih yan hahaha"
Dan Adel pun bercerita panjang lebar soal kisah cintanya yang tragis bersama dengan Eric.
"Terus lu putus sama dia del?"
"Iya yan" Adel
"Ya wajar sih soalnya dia kaya gitu, tapi jangan terlalu gampang mutusin orang ya del"
Dan Adel pun kembali mengoceh. Sebagai manusia yang tidak terlalu suka berbicara banyak, gue hanya menjadi pendengar yang baik Dan memberikan saran yang menurut gue perlu gue berikan. Dan satu hal yang gue tau, saran gue tidak akan pernah didengarkan. Cuman masuk kuping kiri lalu keluar kuping kanan.
Ada Azzah.
Ya, sepertinya gue ditakdirkan untuk selalu bertemu Azzah. Dia seperti biasa, berduaan sama pacarnya.
"Zah, berduaan mulu dimana-mana hahaha" gue menghampiri Azzah.
"Gapapa lah yan sekali-sekali"
"Gaboleh zah bukan muhrim" canda gue ke Azzah
"Bilang aja lo cemburu sama gue yan hahaha"
Mampus gue di skakmat
"Yee kagalah gila hahaha, masa gue suka sama lu hahaha, enggak lah" jawab gue gelagapan karena salah tingkah.
"Udah sono kekelas lu"
"Iyeee"
Dan gue pun masuk ke dalem kelas yang lalu diikuti oleh faad.
Setelah gue melakukan percakapan dengan Azzah, entah kenapa gue kembali kepikiran dengan Azzah. Kalau dipikir-pikir, kenapa gue sangat attached ke Azzah ya? Padahal gue sendiri sadar kalo dia gapernah ngelakuin hal-hal yang berarti dalam hidup gue, malah gue merasa Cuman jadi temen-sementara-yang-cuman-jadi-temen-kalo-dia-lagi-perlu-sesuatu. Ya itulah kehidupan gue selama setahun belakangan ini. Berhasil dekat dengan setiap orang yang gue suka, atau gue mau, Dan pada akhirnya ditinggalkan disaat mereka merasa kalau gue sudah tidak lagi dibutuhkan dalam kehidupan mereka. Ah, betapa bodohnya gue selama ini, meyakinkan ke diri gue sendiri kalau gue adalah orang penting, kalau gue memiliki andil besar dalam kehidupan mereka. Tapi kenyataannya? Berbeda 180 derajat. Mungkin mereka memang tidak membutuhkan gue, tapi gue yang sesungguhnya sangat membutuhkan mereka untuk ikut dalam kehidupan gue. Gue terlalu egois.
Gue membanting tas gue ke lantai, lalu gue melemparkan badan gue ke lantai, terbaring di lantai kelas yang dingin, merenungkan semua yang terjadi selama satu tahun belakangan ini.
Gue gak bisa menjalankan hidup gue seperti ini, stress sendiri memikirkan Orang-orang yang sudah pasti tidak memikirkan tentang gue. Kenapa gue harus menyiksa diri gue sendiri, merenungkan apa yang kurang Dari gue sehingga setiap orang selalu menjauh Dari hidup gue? Semua harus berhenti disini. Semua omong kosong ini akan berakhir sampai disini.
"Woy si anjing bengong ae" kata reza memecahkan lamunan gue
"Apasih ler ganggu, sono jing"
"Ikutan tidur dong"
"KAGAK, jangan disini"
"Bodo amat"
Jadilah gue seperti dua ekor mahluk homosapien yang sedang berbaring di lantai kelas, saling melemparkan sumpah serapah satu sama lain.
"Anjing lu"
"Lu anjing"
"Gue geplak ya"
"Iya sini geplak"
"SAKIT ANJING"
"Bodo amat"
Hari senin gue sangat berwarna. Dipenuhi dengan berbagai emotion mulai Dari kesel, seneng, sedih, sampe emosi ngata-ngatain satu sama lain.
Setelah pulang sekolah aktifitas gue seperti biasa, nyalain AC, ke kamar, Dan tidur. Siklus hidup yang tidak pernah berubah, hanya berbeda jika gue malemnya ada les, maka aktifitas gue bertambah satu, merokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Cinta Yang Telah Terlupakan
Teen FictionBercerita tentang kehidupan Bryan, murid SMAN X yang sedang berusaha memperbaiki kehidupan cintanya yang selama ini terlalu menyedihkan Dan monoton. berhasil dekat dengan orang yang dicintainya-hanya untuk menjadi orang yang tidak dianggap Dan dilup...