Jika bisa,
aku lebih memilih
untuk menjadi
yang 'biasa'.
(Griselda Lavoisier from Zaphrentis by Zaphirra Fascienne)
° ° ° °
Uxolo, 13 Juli IL-2119.
Matahari berada tepat di atas kepala saat Acelyn dan Gris membuka pintu dan melangkahkan kaki-kaki mereka di atap sekolah. Kulit mereka yang cerah menjadi semakin cerah kala sinar mentari yang menyilaukan mata menyinari mereka. Salah satu dari kedua gadis itu mendesah kesal. "Aku masih kesal dengan idemu barusan. Apa-apaan, meminta maaf pada Ivander? Lebih baik aku tercebur di kolam ikan daripada meminta maaf pada lelaki sialan itu," gerutunya.
Itu Acelyn.
Gris mengedikkan bahunya. "Kau ini terlalu sering menyimpan dendam atau apa? Kau tahu, saat dia menyiramku dengan air kloset, aku tidak menyerangnya seperti dirimu."
Acelyn menaikkan satu alisnya, lalu menatap Gris dengan penasaran. "Oh, ya? Jadi kau tidak marah padanya? Kau ini penyabar sek--"
"Aku menendang wajahnya hingga dia pingsan," potong Gris. "Tapi setelah itu aku meminta maaf padanya."
Sontak Acelyn berjengit dengan wajah horor, lalu memalingkan wajahnya kala Gris meliriknya dengan senyuman miring. "Kau gila," gumamnya. "Ck, hidupku benar-benar berubah semenjak kedatangan kalian berdua. Aku jadi penasaran apa yang akan terjadi esok, esok, dan esok."
Gris melangkah mendekat ke arah dinding pembatas, lalu menopang berat tubuhnya pada sikunya yang menempel di dinding tersebut. Dia menatap langit dengan menyipitkan mata, lalu menutup matanya. "Menurutku, esok akan menjadi hari yang panjang," katanya.
Acelyn melangkah mendekatinya, lalu menatap ke arah lapangan dengan takjub. Benar dugaannya, Pasirose School akan terlihat benar-benar indah jika dilihat dari atas. Tidak salah ayahnya memasukkannya ke sekolah ini, kepala sekolahnya bersahabat, bangunan-bangunannya juga enak dipandang mata, cara didikkannya yang tidak terlalu mengekang dan memaksa, juga guru-gurunya yang lumayan ramah--walau Acelyn hanya mengamatinya dari jauh. Sekolah ini menang di segala hal.
Walau begitu, sekolah ini juga memiliki kelemahannya. Peraturan untuk tidak membawa alat elektronik ke sekolah adalah hal yang menjadi penyebabnya. Meskipun Acelyn sama sekali tidak bermasalah dengan hal itu.
"Ace!" panggil Gris, sontak membangunkan Acelyn dari lamunannya.
"Ah, ya?" tanya Acelyn dengan panik.
Gris berdecak. "Kau tidak mendengarkanku," gerutunya kesal.
Acelyn meringis. "Maaf, aku melamun tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ZAPHRENTIS
Science FictionBuku pertama [Zaphrentis] Abad 22, jauh setelah teknologi berkembang dengan pesat. Penemuan demi penemuan menghasilkan benda-benda penginstan segala hal. Merasa masih kurang, tidak cukup puas, manusia mencari cara untuk menjadi kuat. Untuk bisa menj...