[Sura-3] • Different

175 12 2
                                    

Being different isn't a bad thing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Being different isn't a bad thing.

It means you're brave enough to be yourself.

(Imjust-a-girl.tumblr)

° ° ° °

Uxolo, 12 Juli IL-2119.

Acelyn terduduk di depan meja besar yang kaki-kakinya terukir indah. Acelyn tidak mengerti kenapa bangunan sekolah dan barang-barangnya dibuat seperti cerita-cerita fantasi yang mengambil latar abad pertengahan yang pernah dibacanya di e-book. Namun itu bukanlah sebagai masalah, menurutnya itu keunikan tersendiri yang melambangkan bahwa Pasirose School beda dengan yang lain. Yang menjadi masalah adalah seorang perempuan yang duduk di sampingnya.

Betapa inginnya Acelyn membakar rambut indah milik gadis itu. Haney Edrea, itu nama gadis yang duduk di samping Acelyn dengan pergelangan tangan kanan yang diberi perban. Walaupun ada sedikit rasa bersalah, tetap saja Acelyn kesal dengan Haney karena telah menindas Evelyn. Namun sejujurnya, Acelyn juga merasa bingung, mengapa dia bisa membuat pergelangan tangan Haney terbakar padahal dia hanya menggenggamnya.

Lamunan Acelyn terbuyar seketika kala Tuan Ray mengetuk mejanya. Haney dan Acelyn sontak memandang Tuan Ray yang tengah tersenyum kecil. "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya lelaki berambut pirang itu.

Haney melirik Acelyn dengan sinis, lalu balik memandang Tuan Ray. "Dia membakar pergelangan tanganku," aku Haney.

Acelyn hanya bisa meringis kala pandangan Tuan Ray serasa menghujamnya. "Benar begitu, Nona Acelyn?" tanya Tuan Ray dengan nada tegasnya.

Acelyn mengangguk dengan embusan napas berat. "Aku tidak sengaja, dan jujur saja, kejadian itu membingungkan. Aku sama sekali tidak membawa pematik api ke sekolah, dan tidak memakai alat atau teknologi apapun untuk bisa membakar seseorang hanya dengan menggenggamnya. Sungguh," tutur Acelyn jujur.

Tuan Ray hanya diam memandang Acelyn, lalu melirik Haney. "Baik, kau bisa kembali ke kelas. Acelyn akan diberi hukuman yang pantas. Semoga harimu menyenangkan, Nona Haney," katanya sembari tersenyum tipis.

Haney hanya mengangguk, lalu beranjak dan pergi keluar ruang kepala sekolah, meninggalkan Acelyn dan Tuan Ray dalam keadaan canggung. Acelyn berdeham, menggaruk tengkuknya lalu memandang Tuan Edward dengan pandangan menuntut. "Jika aku akan dihukum, berikan hukumannya sekarang juga. Kemarin aku sudah melewati masa orientasi, aku tidak mau hari ini terjadi lagi."

Tuan Ray hanya tersenyum, jenis senyum yang membuat Acelyn curiga. "Boleh aku melihat tengkukmu?" tanya Tuan Ray tiba-tiba yang sontak membuat Acelyn berjengit.

Tidak, Acelyn tidak pernah membayangkan akan jadi seperti ini. Acelyn juga mempunyai perjanjian dengan ayahnya untuk tidak pernah mengikat rambut dan menunjukkan tengkuknya ke siapapun, karena yang Acelyn tahu, dia mempunyai tato aneh di tengkuknya. Tato kerang berukuran sedang berwarna hitam yang disilang dengan kobaran api berwarna merah darah.

[1] ZAPHRENTISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang