Seorang wanita yang di perkirakan berumur sekitar tiga puluh tahunan sedang duduk di balkon kamarnya dengan di temani semilir angin yang menyejukan hati.
Dia terlihat sedang melamun, namun senyum manis itu tak lepas dari bibir tipisnya.
Tiba-tiba, ada sebuah lengan yang masih terlihat kekar melingkar dengan posesive di pinggangnya. Awalnya dia sempat tersentak kaget, namun setelah mengetahui siapa pemilik lengan tersebut, dia kembali tersenyum manis.
"Lagi ngelamunin apa sih sayang?"
Dan sebagai jawaban. Dia kembali tersenyum manis.
∆∆∆∆∆∆∆∆∆
"Nieeellll!!! Sialan emang lo!!"
"Makanya, jalan pake mata, Ta!"
Sial. Sial. Sial!
Ini masih pagi, dan gue udah kena jebakan batman kerjaan si kutu kupret Niel!
Aishh!
Kok gue sial sih?!
"Udah deh, mending kita pergi daripada ladenin si Niel," ujar Friska atau biasa gue panggil Ika.
"Yukk! Males gue liat mukanya si kutu kupret!" ujar gue nggak nyante. Gue segera menarik tangan Ika ke kelas mata kuliah pertama pagi ini.
Kenalin, nama gue Lovita Gracia Fronier. Gue biasa di panggil Vita. Gue berperawakan mungil, tinggi gue sekitar 155 cm.
Ok, gue tau gue pendek.
Kulit gue putih, bersih, kinclong kayak abis di cuci pake sabun daya. Nggak deng. Hehe.
Hidung gue mancung kaya perosotan anak TK (yang ini gue serius) mata gue warna Biru otw abu-abu, alis gue tebel, bulu mata gue lentik, dan rambut gue warna hitam sedikit bergelombang, panjangnya sebatas pinggang.
Oh yaa, gue sekarang lagi mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. Gue kuliah di salah satu universitas terkenal di bilangan jakarta,
Gue famous? So pasti.
Selain karna tampang gue yang perfect (ini jujur loh) gue juga famous karna keenceran otak gue.
Meskipun gue famous, gue nggak punya banyak temen, karna gue tau yang pada pengen berteman sama gue itu rata-rata cuma pengen numpang tenar doang. Basi.
Gue cuman punya satu sahabat, dia sahabat gue dari SMA. Namanya adalah Friska Jakson Biller. Ika itu orangnya tinggi, nggak kayak gue yang cebol, rambutnya coklat bergelombang sebahu, dan kulitnya nggak terlalu putih dan nggak terlalu hitam. Intinya dia manis.
"Ehh.. Lo di apain tadi sama Niel?" Ika memasang muka terkepo yang dia punya. Untungnya dosen lagi keluar bentar karna ada urusan katanya.
"Tadi dia naroh tong sampah di depan gue tanpa sepengetahuan gue. Nah.. Gue yang lagi fokus sama novel nggak liat tuh tong sampah, akhirnya gue nabrak. Gue nya sih nggak jatoh, tapi sampahnya berantakan. Sialan emang tuh kutu kupret!" gue menjelaskan dengan berapi-api.
Sial!
Pengen tabok Niel deh rasanya!
"Si Niel kenapa suka banget ngejailin elo ya? Dari pertama ospek kayaknya dia udah ngibarin bendera perang,"
Gue hanya menggendikkan bahu sebagai jawaban dan kembali fokus ke dosen yang kini sudah kembali memberi materi.
~∆∆∆∆∆∆∆∆∆~
"Maaf ya sayang,"
"Iyaa, ih! Udah di bilang nggak papa!"
"Tapi kan ak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's [Not] My Rival
Cerita PendekEDITING Lovita dan Nataniel, semua orang tau kalau mereka berdua adalah rival sejak pertama kali bertemu. Di kampus, tidak ada hari tanpa kejailan Niel ke Vita. Bahkan Ika yang tidak lain adalah sahabat Vita sudah lelah untuk melerai Vita dan Niel j...