Author POV:
Fajar kembali datang. Seakan-akan tidak pernah lelah untuk kembali. Matahari kembali berseri memancarkan sinarnya seakan-akan berbicara kepada Nia dan berharap senyum Nia akan kembali berseri mengalahkan sinar matahari. Senja kembali datang mengingatkan Nia bahwa hari esok akan datang lagi, tetapi Nia tetap seperti ini, bermain dengan boneka barbienya didalam rumah tanpa ada seorang pun yg mengganggu. Sepi, damai, dan tentram.
Rumah Nia tergolong cukup luas dan besar untuk pandangan anak seumurannya, terkesan sepi untuk rumah yg beranggotakan 4 orang dengan bibi Susi asisten rumah tangga dan bapak Danang supir yang siap sedia mengantar serta menjaga rumah Nia. Kalau kalian berimajinasi bahwa rumah Nia seperti istana kalian salah.
Rumah Nia hanya rumah sederhana bagi orang dewasa yg rapih dan sejuk.
Memiliki taman kecil dihalaman samping rumah yg sekaligus berdempetan dengan dinding balkon kamar Eja di lantai dua."Niaaaa.. Main barbie mulu. Jalan -jalan keluar yuk" terdengar suara Eja Kecil dari balkon lantai dua dengan kepala menghadap kebawah melihat Nia.
"Gamau ah, barbie aku lagi disisir nih" Jawab nia dengan santai.
"Ayolah, temenin aku main sepatu roda didepan yu. Kalo kamu mau aku kasih coklat nih" bujuk Eja dengan sedikit memohon.
Mendengar Eja meminta seperti itu mengingatkan Nia kepada seseorang yg perlahan mulai tidak diingatnya. Ya. Seingat Nia, dulu ada orang yang sering memberinya coklat."Yaudah deh ayu. Aku tunggu didepan rumah kamu ya" Nia menerima ajakan Eja. Lagi pula dia bosan sendirian.
Papa Dopan bekerja di salah satu perusahaan Swasta berangkat pagi pulang malam. Mama Uli membuka sebuah butik semenjak pindah ke Jakarta pusat kota. Selalu berangkat ke butik setelah Nia berangkat sekolah dan mengantarkan Eca ke Taman Kanak-kanak lalu menjemput Eca kembali dan membawanya ke butik. Nia dirumah dengan bibi Susi dan bapak Danang yang membantunya jika mengalami kesulitan dirumah.
"Okedeh, aku langsung cuss lari nih"
"Gausah lari-lari Ejaa, nanti kamu jatoh" Eja tetap berlari kebawah tidak lupa mengambil coklat yg dibelikan mamanya tadi malam dari kulkas sambil terkekeh mendengar perkataan Nia.
Eja Juga sama seperti Nia, Eja dirumah bersama bibi Ros dan paman Jek (sebutan Eja) yg membantunya dirumah. Papa Reno (papanya Eja) bekerja pulang sebulan sekali atau mungkin lebih dari sebulan, papa Reno berlayar. Sedangkan mamanya mengelola satu restoran cina di pusat kota. Dan Eja anak tunggal tidak memilik adik.
"Wusss, aku cepet kan datangnya, nih coklat buat kamu" Eja tersenyum lebar menunjukan gigi-gigi kecilnya yg putih dan bersih dihadapan Nia sambil menenteng sepatu roda kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Bearny
Teen FictionDia menghilang dulu saat kami kecil, kabarnya dia pindah sekolah. Aku tidak melihatnya lagi setelah hari dimana kita bermain bersama. -Ownerio Senja- . . . Aku bertemu dengannya saat hari pertama bersekolah setelah libur panjang. Sepertinya aku me...