Chapter 2

2.9K 434 76
                                    

.
.
.

-Min Yoongi POV-

Tidak habis pikir dengan gadis itu. Aku terus mencoba menghubunginya tapi dia tidak mau menanggapinya. Apa benar yang dibilang Namjoon kalau sebaiknya aku melupakannya?

Aku mengepulkan asap rokokku sembari menyandarkan tubuhku pada sandaran sofa.

Aku lelah, Hyena.

Melihatmu merasakan putus asa pada hubungan kita. Entahlah, tiba-tiba aku kesal padamu. Aku pikir saat kau menerimaku dulu, kau itu gadis kuat dan mau bertahan untuk hubungan kita.

Aku benci padamu, Hyena.

Aku mematikan puntung rokokku di asbak kemudian meraih ponselku di meja dan mulai mengetik pesan terakhir untuknya.

/Aku menerima keputusan orangtuaku./

Terkirim.

Mungkin sudah waktunya aku mengakhiri kegelisahanku akan hubungan kita, Hyena. Kau berhak hidup bahagia dengan pria lain yang menurutmu pantas denganmu.

Hah... Kenapa cinta begitu rumit?

Belum lagi ponsel kuletakkan, seseorang menghubungiku. Aku melihat pada layar ponselku. Taehyung.

"Ada apa?" tanyaku setelah mengangkat panggilan darinya.

"Kami akan menjemput Hoseok Hyung pulang dari rumahsakit. Apa kau mau ikut?"

"Eoh."

"Baiklah kalau begitu aku jemput sekarang, Hyung."

"Hm."

Aku mematikan sambungan telpon kami setelah itu meraih jaket dan topiku. Dengan langkah setengah malas aku berjalan keluar kamarku.

Dan...

Aku melihatmu tersenyum kaku padaku. Terlambat, Hyena. Aku sudah terlanjur membencimu.

"Yoongi, makan siang sudah siap," ujarnya sambil menunduk.

Kenapa, Hyena? Kau takut padaku?

Aku tidak mempedulikan ucapannya barusan dan terus melengang ke depan.

"Bibi Yang, aku tidak makan di rumah hari ini," kataku pada Bibi Yang yang sedang membersihkan meja ruang tamu.

Mulai sekarang, aku tidak akan memperdulikanmu lagi, Hyena. Sudah cukup kau torehkan perasaan kecewa di hatiku. Sebenarnya aku bukan orang yang pendendam. Tapi aku benci jika sudah dikecewakan.

Kesempatan kedua?

Sebaiknya kau pikir dulu matang-matang apa kau pantas mendapatkannya, Hyena.

---000---

Seokjin Hyung, Namjoon, Taehyung, Jimin, dan Jungkook terus mencandai Hoseok, tapi aku hanya bisa tersenyum kecil melihat mereka. Biasanya aku juga hanya akan begitu. Tapi kali ini rasanya begitu berbeda.

Ayolah, Hyena. Kita sudah terpisah 20 kilometer dan aku masih memikirkanmu?

Aku menghela nafasku panjang. Entah sudah berapa kali aku mendesah kecewa sepanjang hari ini. Ragaku bersama mereka, tapi jiwaku entah melayang kemana.

"Hyung?" Jungkook menepuk bahuku. Aku rasa dia sadar kalau aku tidak memperhatikan mereka.

Aku hanya tersenyum palsu padanya kemudian memalingkan mukaku ke luar jendela. Kenapa aku menjadi begitu lemah seperti ini?

"Aku mau buang air dulu," kata Hoseok sembari bangkit dari tempat tidurnya.

"Perlu aku temani?" tawar Jimin.

RETROUVAILLES [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang