Biar ku sampaikan surat ini,
Bukan padamu tapi pada waktu.
Tentang apa yang telah lewat
dan kita biarkan pergi tanpa sadar.
Ini bukan surat cinta
bukan pula sebuah puisi
Ini hanya sebuah resume tentang patah hatiKita pernah berada pada satu,
Menikmati hujan itu bersama,
menunggunya reda tanpa perlu takut ada yang akan pergi setelah itu
karena pada saat itu kaki kita masih satu langkahKita pernah berada pada satu waktu,
makan bersama di tempat kesukaanmu,
sambil berbicara serta tertawa
menertawai tentang banyak hal
tentunya ada "KITA" adalah hal itu
tanpa kita peduli bagaimana hidup ini kelak akan mengantar kitaKita juga pernah berada dalam suatu pertengkaran tanpa kompromi,
bahwa kita telah sama-sama merasa lelah,
hingga akhirnya kita tak mampu lagi menertawai
semua hal yang pernah ada diantara kita
Yang kita tahu pada saat itu adalah
bagaimana kita harus beranjak meski kita berlawanan arahTapi kita melupakan satu hal,
kita lupa meredam ego yang ada pada diri kita
sehingga kita saling meninggikan suara dan menulikan telingaPECAH....
ya, kita menjadi terpecah
semuanya menjadi rapuh
dan apapun yang rapuh akan jatuh jika digantung tidak pada tempatnyaKita tahu pasti itu,,
Tapi kita bebal, kita tak peduli
Bukan itu pula yang terjadi pada mereka yang sedang jatuh cinta?
Bukan hanya kita saja yang merasakan ituHingga akhirnya kita bersama beranjak pergi
dengan arah yang berlawanan
entah meninggalkan kesal atau sesal.
aku tak tahu pasti tentang semua ituYang pasti aku berharap "KITA"
atau tepatnya "kamu"
tidak benar-benar pergi.
Aku tahu bumi adalah lintasan yang akan mempersatukan kita,
tentunya jika kita masih saling menetapkan hati satu dengan yang lain
sebagai pusat gravitasinya
dan saat itu terjadi,
aku akan mengatakan bahwa
"aku menyesal telah menjatuhkan KITA"