Aku patut bangga,
kau meninggalkanku hampir tanpa suara.
Hingga hatiku tak tahu bahwa ia telah disia-siakan.
Seharusnya aku sedih karena kehilanganmu.
Tapi nyatanya, Kehilanganmu menenangkanku.
Dan rasanya aku ingin bertepuk tangan atas cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Setidaknya aku jadi tahu, pelukanmu hanya sebatas pemanis perpisahan.
Lalu aku harus apa?
Aku harus bagaimana?
Nyatanya aku tak cukup pandai dalam hal mendamaikan perasaan.
Apa menurutmu pura-pura tidak kehilanganmu adalah hukuman yang pantas?
Semoga setelah ini, kau tak pernah kembali.
Hari-ku sudah bergetar dipeluk kepiluan.
Aku ingin mencari hati baru, dan melukisnya lagi
