#3 This Feeling

2K 222 26
                                    


***

Pagi yang cerah di hari Senin, ketika Chanyeol keluar dari kamarnya dan terlonjak kaget mendapati Soojung juga baru saja keluar dari kamarnya. Mereka terdiam beberapa saat dengan Chanyeol yang menatap takut-takut ke arah gadis itu. Namun ia bisa bernapas lega saat Soojung berjalan acuh meninggalkannya menuju kamar mandi. Gadis itu baru saja mengoleskan pasta gigi di atas sikatnya ketika Chanyeol berdiri di ambang pintu.

“Ada apa?” Tanya gadis itu datar, dan Chanyeol bisa pastikan Soojung memang tak menyadari apa yang sudah ia lakukan semalam.

“Aku bisa kesiangan jika menunggumu selesai.” Gadis itu menoleh ke arah Chanyeol, menatap laki-laki itu penuh intimidasi.

“M-maksudku, tak bisakah kita menyikat gigi bersama-sama?” Ia bisa melihat gadis itu mendengus pelan lalu mulai menyikat giginya, membiarkan Chanyeol berdiri di sebelahnya dan ikut menyikat gigi.

Hening. Mereka sibuk dengan aktifitas masing-masing hingga Soojung menyelesaikan urusannya lebih dulu lalu menoleh pada Chanyeol. “Pulang jam berapa semalam?” Tanyanya seraya mengeluarkan scrub sabun pembersih wajah ke telapak tangannya.

“Yang pasti kau sudah tidur.” Soojung mengangguk-anggukan kepalanya pelan lalu mulai mengusap sabun itu di pipinya, membiarkan Chanyeol mengamati pergerakannya.

“Jadi, kau yang memberikanku selimut?”

“Siapa lagi menurutmu? Apa ada hantu di rumah ini?”

Chanyeol selesai dengan urusannya, hendak keluar karena tahu Soojung akan mandi. Namun langkahnya terhenti saat suara gadis itu memanggilnya. Entah kenapa, ia merasa jantungnya hampir saja meloncat. Takut jika ternyata gadis itu tau tentang perbuatannya semalam.

“Terima kasih sudah memberiku selimut.”

Dan Chanyeol dapat bernapas lega setelahnya. Hanya tersenyum kecil lalu berjalan meninggalkan Soojung yang masih menatap jejak kepergiannya.

***

“Hey!”

Baekhyun mengernyit bingung saat mendapati sejak pagi sahabatnya itu hanya melamun. “Kau kenapa? Ada masalah? Apa gadis itu merepotkanmu?”

Chanyeol melirik sebal pada Baekhyun yang punya mulut seperti petasan tak bisa berhenti itu. “Sok tahu.”

“Lalu?”

Dia menghela napas pelan. Ragu untuk bercerita pada Baekhyun yang terkenal ember menurutnya.
“Tidak ada.”

“Bohong.” Laki-laki bermata sipit itu mencibir lantas menoleh ke arah Jiwon yang tengah sibuk di bangkunya.

“Mau kuceritakan sesuatu tidak?” Dahi Chanyeol mengernyit lantas mendekatkan telinganya ke arah Baekhyun.

“Sepertinya Jiwon menyukaimu.”

“Jangan asal bicara, Baek.”

“Aku serius.” Kali ini Baekhyun menahan suaranya agar tak sampai terdengan oleh Jiwon atau siapa pun.

“Bukankah kau akan tahu bagaimana perasaan seseorang hanya dengan melihat caranya menatapmu?”

Chanyeol terdiam sesaat, melirik pada Jiwon yang masih tak menyadari pembicaraan keduanya.
“Aish! Tidak mungkin. Kami itu sahabat, Baek.”

“Tapi bukan tidak mungkin kan sahabat saling jatuh cinta? Justru itu berpotensi besar, kau tahu.”

“Omong kosong.”

Baekhyun mendecih ketika Chanyeol menoyor jidatnya dan berlalu meninggalkannya seorang diri dalam kekesalan.

***

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang