Pembawa Sial?

243 24 0
                                    


Hari ini,
Guru Bahasa Indonesia, Bu Elis, sedang mengajar di kelas 11-8. Ah, tidak-tidak. Beliau bukan mengajar, tapi bercerita. Satu jam sudah habis dan hanya diisi dengan cerita hidupnya bersama sang suami, beliau begitu asik membanggakan dirinya dengan suaminya. Entah apa yang ada dipikirannya, tapi sungguh cerita itu membuat seisi kelas mengantuk.

Cerita yang terus diulang-ulang di setiap jam pelajarannya membuat Alvino mengantuk, dia tak habis-habisnya menguap sambil terkadang mengucek matanya karena terus berlinangan air mata.

"Lo ngantuk?" Tanya Dito, sambil menaikkan kedua alisnya lalu kembali menatap ke depan kelas dan memperhatikan bu Elis.

Alvino mengangguk. "Di setiap pelajaran Elis juga gue selalu ngantuk." Bisiknya, mengingat bu Elis akan menghukum anak muridnya jika mengobrol sampai terdengar ke telinganya.

Dito bertanya namun tetap menatap lurus ke depan, "Lo nggak mau cabut, Gra?"

"Kenapa enggak?" Jawab Alvino enteng, sambil tersenyum miring.

"Ekhem!" Deham keras dari bu Elis, beliau menyadari Alvino tengah mengobrol dengan Dito namun beliau hanya melirik tajam tanpa berniat menegurnya.

Benar kan, terdengar sedikit langsung berdeham sambil melirik muridnya yang sedang mengobrol.

"Shit. Dit, Lo mau ikut cabut, nggak?" Tawar Alvino sambil mencari cara agar ia bisa keluar dari kelas yang sumpek ini.

Dito menimang-nimang tawaran Alvino sebelum akhirnya dia mengangguk setuju. "Ayok, deh. Tapi, caranya gimana?"

"Ah, itu mah gampang!" Ucap Alvino enteng lalu membisikkan sesuatu ke telinga Dito, dan akhirnya Dito mengangguk paham.

•••

"Huuh, Akhirnya gue bebas juga dari si pendongeng!"

"Berasa kayak abis keluar dari penjara, ya?"

"Anjir, amit-amit! Contohnya kayak nggak ada yang lain aja, nyet."

"Biasa aja, dong. Bercanda kali, haha."

"Hmm. Eh tapi cara lo boleh juga tuh, tumben otak lo encer."

Alvino terkekeh, ia sebenarnya juga tidak tahu kenapa ia bisa menemukan ide konyol seperti itu. Haha walaupun begitu, ide konyol nya itu akhirnya berhasil, kan?

"Udah keliatan kayak aslinya belom?"

"Ah gila! Kayak beneran, anjir! Nggak nyangka gue ternyata lo bisa ngelukis sebagus itu. Gue yakin bu Elis nggak bakal tahu kalo ini palsu, gue aja sampe nggak bisa bedain."

"Elah, bacot lo. Kebanyakan cincong, gece panggil bu Elis!"

Dito pun mengangguk, lalu memanggil bu Elis seperti yang disuruh Alvino tadi.

"Bu! Bu Elis!" Panggil Dito, sambil mengangkat tanan kanannya ke atas.

SELENOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang